Survei: 37 Persen remaja Yahudi AS Bersimpati Pada HamasSabtu, 23 Nov 2024 20:25 |
Oleh : Widya
Akhir-akhir ini banyak pihak yang berusaha menulis tentang ilmu parenting. Berbagai macam bimbingan dan kelas parenting pun bermunculan. Mereka yang disemati gelar sebagai ayah, bunda, abah, ambu, bahkan ustadz dan ustadzah pun membuat kelas-kelas parenting. Yahudi dan Nasrani pun membuat kelas parenting, tentu dengan sudut pandang mereka. Berbagai konsep ditawarkan, seiring dengan keluarga yang mulai sadar membutuhkan bimbingan. Fenomena banyaknya kegagalan rumah tangga, tidak sesuainya harapan orang tua terhadap anak-anak mereka, dan semakin mandulnya para pendidik melahirkan generasi idaman membuat ilmu parenting semakin dibutuhkan.
Adanya Gap Generasi
Adanya gap generasi di masyarakat saat ini menjadi salah satu alasan untuk mempersiapkan dan melayakkan diri untuk meningkatkan ilmu parenting atau ilmu pengasuhan anak.
Generasi Y adalah generasi transisi antara X dan Z, sedangkan generasi Alpha ialah generasi mendatang, sudah harus beradaptasi dengan era kemajuan teknologi. Ada 4 tantangan utama dalam mengasuh anak yang yaitu:
Generasi Y yang dibekali dengan pendidikan setinggi-tingginya tapi ternyata tidak dibekali dengan kemampuan mengasuh anak, bahkan mindset yang lazim dimiliki masyarakat hari ini ialah “mengasuh adalah hal natural yang nanti akan juga bisa didapatkan seiring dengan berjalannya waktu” atau ‘learning by doing’ dan ‘trial and error’, menyebabkan bagi generasi Y cita-cita yang terbersit akan ada pada seputar menjadi dokter, pilot, guru, dan insinyur. Hal ini dibuktikan anak-anak pada zaman ini disibukkan dengan kegiatan akademis.
Bukan bermaksud menyalahkan cara pengasuhan orang tua kita dahulu, tapi itulah cara terbaik yang bisa mereka lakukan di zamannya. Ingat! di zaman orangtua kita ilmu parenting belum marak seperti saat ini. Nah, ketika menggunakan cara pengasuhan orangtua kita dulu terhadap anak kita, ini menjadi masalah tersendiri karena kita akan mengasuh generasi Alpha! yang pola pikirnya, gaya hidupnya, tantangan di zamannya akan sangat berbeda dengan jaman orangtua kita dahulu.
Apa yang terjadi jika gaya pengasuhan Gen X, dipakai untuk mengasuh generasi Alpha?
Tentu saja hal ini akan menyebabkan terjadi kesenjangan generasi yang bisa membuat pola asuh kita tidak optimal.
Akhirnya muncul dua tipe orang tua;
1. Orangtua permisif yakni orangtua yang membiarkan anaknya mengenal teknologi sendirian tanpa pendampingan. Orang tua dengan tipe ini menyebabkan anak terpapar hal-hal negatif yang ada di internet.
2. Orangtua parno yakni orangtua yang menganggap internet adalah berbahaya dan akhirnya menutup akses anaknya untuk teknologi/internet. Akan tetapi, orang tua tidak menyadari bahwa hal ini lebih berbahaya karena menyebabkan anak akan mencari tahu tentang teknologi sendirian tanpa pendampingan dan menghilangkan kelekatan antara anak dan orangtua.
Bullying
Dilansir dari laman (detik.com, 10/4/2019), mengenai kasus perundungan terhadap Audrey(14), siswi SMP di Pontianak, oleh 12 siswi SMA dengan latar belakang masalah karena komentar hingga cemburu di Facebook, mendapat perhatian luas di media sosial saat ini dengan hadirnya tagar #JusticeForAudrey, bisa jadi merupakan salah satu akibat dari efek negatif culture shock.
Perlu digarisbawahi, bahwa yang menjadi salah satu pemicunya ialah 'komentar dan cemburu di salah satu media sosial' facebook'.
Apabila kita tidak sigap dengan tantangan mengasuh di era digital, anak-anak hari ini terancam BLAST (Bored, Lonely, Afraid,Angry, Stress, Tired). Hidup anak akan membosankan dengan kurikulum di sekolah menjadi semakin berat, ditambah lagi dengan tuntutan orangtua harus les misalnya. Anak menjadi kesepian, tidak ada teman untuk bercerita, komunikasi orangtua dengan anak buruk, sehingga media sosial lah yang akan menjadi pelampiasan. Selain itu anak akan mudah marah, stress dan kelelahan. Anak-anak BLAST sangat rentan terhadap bullying, penuh tekanan, sasaran empuk pebisnis pornografi dan budaya hidup tidak sehat.
Padahal anak-anak yang akan kita besarkan hari ini dan sekian puluh juta anak lainnya akan mengisi semua posisi pemimpin di negeri ini di tahun 2045. Di kemudian hari merekalah yang kelak akan menjadi dokter, guru, peneliti, birokrat, menteri, bahkan presiden. Bisakah kita bayangkan apa yang terjadi di negeri ini jika generasi penerusnya terancam BLAST?
Yuk Belajar Mendidik!
Yuk kita sama-sama belajar mengasuh anak (parenting) dari sekarang. Tidak ada kata terlambat. Sadari bahwa anak kita adalah amanah. Bayangkan jika kita dititipkan satu buah benda berharga oleh seorang presiden, apa yang akan kita lakukan? Pastinya kita akan menjaga barang tersebut dengan sangat hati-hati. Bahkan jangan sampai ada satu gores pun pada benda tersebut. Sekarang kita dititipkan seorang anak oleh yang Maha Segalanya. Berapa kali lipat kita harus berhati-hati menjaga titipan tersebut? Jangan sampai kita mengembalikannya atau mempertanggungjawabkannya dalam keadaan yang rusak.
Kembali kepada Al-Quran dan Sunnah ialah solusi. Memeluk Islam secara totalitas mutlak harus dilakukan. Karena Islam secara lengkap telah menawarkan keabadian konsep & ilmu. “Seabadi Al Quran, seabadi pribadi Rasulullah saw. Seabadi kebesaran sejarah Islam." Semua sepakat bahwa Rasul Muhammad adalah manusia mulia yang melahirkan keluarga mulia dan generasi yang mulia. Manusia hebat yang melahirkan keluarga dan generasi yang hebat pula.
Mengapa kita tidak memunculkan konsep keluarga yang diusung orang yang mulia. Yang selalu menyesuaikan antara konsep dan aplikasinya dalam rumah tangganya sendiri.
Mengapa tidak kita bangkitkan kembali keluarga yang terbukti telah menghasilkan para pemimpin bumi, pilar peradaban yang membawa cahaya. Bahkan yang dikagumi kawan maupun lawan.
Rasul sebagai Teladan
Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana Ia mendidik Ibnu Abbas ra. Sambil membonceng di atas unta, Rasul SAW berkata kepadanya,“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat, ‘Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering’” (HR. Tirmidzi).
Dalam buku Parenting Nabawiyah, ustadz Budi Ashari menyampaikan, "Usia Ibnu Abbas saat itu sekitar 10-11 tahun. Tapi dia sudah mendapat pelajaran sedemikian rupa. Mari perhatikan kalimat Nabi. Kalimatnya berbobot. Namun, disampaikan dalam suasana yang rileks, sambil naik kendaraan. Coba bayangkan anak-anak kita yang seusia saat mendengar kalimat di atas. Mungkin lebih banyak bengongnya sambil nyeletuk, ‘Pak Guru ngomong apa sih? Allah kok dijaga?"
Padahal Ibnu Abbas masih belia saat itu. Artinya, tak ada beda dengan anak-anak kita. Tapi Ibnu Abbas dididik secara intensif. Bahkan dia menjadi penasihat kepala negara saat Umar bin Khattab ra. Kira-kira usianya masih 15-16 tahun. Inilah salah satu model pendidikan Islam yaitu hemat umur.
Begitulah pendidikan di masa silam, menghasilkan tokoh-tokoh yang hafal Al Quran di usia anak-anak. Imam Syafii hafal Al Quran usia 7 tahun, juga Imam Ath Thabari, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Umar bin Abdul Aziz, dll.
Begitu indah Islam dan cahayanya menerangi peradaban. Tak ada yang bisa menghapus sejarah kebesaran Islam. Sejarah akan berulang. Mungkin saat ini kaum muslimin sedang diserang di berbagai lini kehidupan namun mereka yang tidak menyukai islam tidak akan mampu mencegah hari dimana Islam akan bersinar, menjadi rahmat bagi seluruh alam. Wallahu'alam Bish Shawab. (rf/voa-islam.com)
Sumber pustaka:
Shock Culture, Wikipedia
Parenting Nabawiyah, Ustadz Budi Ashari
*Penulis adalah Founder Komunitas Muslimah Menjahit & Bandung Storytellingclub.
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com