Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
11.419 views

Cara Mudah Mendidik Anak Mencintai Islam

Setiap orangtua tentu menginginkan anaknya menjadi saleh dan mencintai agamanya. Bagaimana caranya?

Ibnu Asakir meriwayatkan Hadits dari Sa’ad bin Abi Waqqas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) melarang Umair bin Abi Waqqas ikut dalam perang Badar karena dianggap masih kecil. Tapi anehnya, larangan itu membuat Umair terpukul dan menangis. Sekalipun masih kecil, di dalam diri Umair sudah tertanam kuat bahwa perang membela Islam itu sebuah kemuliaan yang amat tinggi.

Melihat reaksi Umair, Rasulullah SAW luluh juga. Beliau kemudian mengijinkan anak yang belum cukup umur itu ikut berjihad. 

Kisah lain diriwayatkan oleh Ibnu Syaibah Asy-Sya’bi yang terjadi pada perang Uhud. Ada seorang  ibu dengan sangat semangat mengantarkan anaknya yang masih kecil kepada Rasulullah SAW agar diikutkan perang. Dia berharap sekali agar  Rasulullah SAW mengizinkan anaknya berpartisipasi dalam berjihad seraya berkata, “Ya Rasulullah, ini anakku sudah siap menyertai Anda berperang.”  Rasulullah SAW kemudian memerintahkan anak itu membantu membawa peralatan perang.

Pada waktu perang berlangsung, anak tersebut terluka. Ia  lalu mendatangi Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Hai anakku, semoga engkau tidak gelisah dan bersedih hati!” Dengan tegas ia menjawab, “Tidak, ya Rasulullah.”

Kisah di atas adalah sebuah gambaran bagaimana para sahabat Rasulullah SAW berhasil mendidik putra-putranya mencintai Islam sepenuh jiwa dan raganya. Sekarang pertanyaannya, bisakah kita mendidik anak-anak kita menjadi anak seperti kisah di atas ?   

Harus kita akui bahwa menjadi orangtua pada zaman sekarang tidaklah  mudah.  Apalagi jika mengharapkan anak yang tidak sekedar pintar, melainkan juga taat dan  mencintai Islam sepenuhnya.

Untuk mendidik anak agar  saleh, kita tidak bisa sepenuhnya menyerahkan kepada sekolah. Tapi peran aktif orangtua juga amat diperlukan dalam masalah ini. Orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anaknya.

Mana mungkin anak mau disuruh shalat atau membaca al-Qur`an, jika orangtuanya tidak shalat dan tidak senang membaca Kitab Suci tersebut.

Nah, di bawah ini ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua dalam mendidik anaknya agar menjadi anak yang saleh dan mencintai Islam.   

1. Menanamkan Akidah dan Syariah Sejak Dini

Menanamkan akidah yang kokoh adalah tugas utama orangtua.  Orangtualah yang punya pengaruh besar dalam tumbuh dan berkembangnya sendi-sendi agama dalam diri anak. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu dan bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (Riwayat Bukhari).

Tujuan penanaman akidah pada anak adalah agar si buah hati mengenal secara benar siapa Tuhannya.  Sejak masih dalam kandungan, seorang ibu bisa memulainya dengan sering bersenandung mengagungkan asma Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT). Begitu lahir, si bayi  dibiasakan mendengarkan ayat-ayat al-Qur`an. 

Pada usia dini, anak diajak untuk belajar menalar bahwa dirinya, orangtuanya, seluruh keluarganya, manusia, dunia, dan seluruh isinya diciptakan oleh Allah SWT. Dari sini orangtuanya bisa menyampaikan kepada anaknya, mengapa manusia harus beribadah dan taat kepada Allah SWT.

Pada usia dini, anak diajak untuk belajar menalar bahwa dirinya, orangtuanya, seluruh keluarganya, manusia, dunia, dan seluruh isinya diciptakan oleh Allah SWT

Selanjutnya, anak dikenalkan dengan  asma dan sifat-sifat Allah SWT. Dengan cara ini  anak mengetahui betapa Allah Maha Besar, Maha Perkasa, Maha Kaya dan seterusnya.  Jika anak bisa memahaminya dengan baik, insya Allah, akan tumbuh sebuah kesadaran pada dirinya untuk senantiasa mengagungkan Allah SWT dan bergantung hanya kepada-Nya.  Lebih dari itu, kita berharap dengan itu akan tumbuh benih kecintaan anak kepada Allah SWT; cinta yang akan mendorongnya gemar melakukan amal yang dicintai Allah SWT.

Kemudian, penanaman akidah pada anak harus disertai dengan pengenalan hukum-hukum syariah secara bertahap.  Proses pembelajarannya bisa dimulai dengan memotivasi anak untuk senang melakukan hal-hal yang dicintai oleh Allah SWT misalnya, dengan mengajak shalat, berdoa, atau membaca al-Qur`an bersama.

Yang tidak kalah penting adalah menanamkan akhlak  seperti berbakti kepada orangtua, santun dan sayang kepada sesama, bersikap jujur, berani karena benar, tidak berbohong, bersabar, tekun bekerja, bersahaja, sederhana, dan sifat-sifat baik lainnya.  Jangan sampai luput untuk mengajarkan bahwa itu semua semata-mata untuk meraih ridha Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pujian atau pamrih duniawi.

2. Kerjasama Ayah dan Ibu

Anak akan lebih mudah memahami dan mengamalkan hukum jika dia melihat contoh langsung dari orangtuanya.  Orangtua adalah guru dan orang terdekat bagi si anak yang harus menjadi panutan.  Oleh karenanya, orangtua dituntut untuk bekerja keras memberikan contoh dalam memelihara ketaatan serta ketekunan dalam beribadah dan beramal saleh.  Insya Allah, dengan begitu anak akan mudah diingatkan secara sukarela.

Tentu saja hal yang demikian membutuhkan kerjasama yang kompak antara ayah dan ibu. Jika ayah dan ibu masing-masing mempunyai target dan cara yang berbeda dalam mendidik anak, tentu anak akan bingung. Bahkan mungkin akan memanfaatkan orangtua menjadi kambing hitam dalam kesalahan yang dilakukannya. Ambil contoh, seorang ayah sudah bersusah payah agar anaknya mau shalat. Namun, karena sang ibu merasa tidak perlu, tentu saja akan membingungkan anaknya dan menjadikan si ibu sebagai alasan dia untuk tidak shalat.

3. Peran Lingkungan, Keluarga, dan Masyarakat

Pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anak belumlah cukup untuk mengantarkan si anak menjadi manusia yang berkepribadian Islam.  Anak juga membutuhkan sosialisasi dengan lingkungan dimana dia beraktivitas, baik di sekolah, rumah, maupun masyarakat secara luas.

Di sisi inilah, lingkungan dan masyarakat memiliki peran penting dalam pendidikan anak. Masyarakat yang menganut nilai-nilai, aturan, dan pemikiran Islam, seperti yang dianut juga oleh sebuah keluarga Muslim, akan mampu mengantarkan si anak menjadi seorang Muslim sejati.

Potret masyarakat sekarang yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan pemikiran materialisme, sekularisme, permisivisme, hedonisme, dan liberalisme merupakan tantangan besar bagi keluarga Muslim. 

Hal ini yang menjadikan si anak hidup dalam sebuah lingkungan yang membuatnya berada dalam posisi dilematis.  Di satu sisi dia mendapatkan pengajaran Islam dari keluarga, namun di sisi lain anak bergaul dalam lingkungan yang sarat dengan nilai yang bertentangan dengan Islam.

Tarik-menarik pengaruh lingkungan dan keluarga akan mempengaruhi sosok pribadi anak.  Untuk mengatasi persoalan ini, maka dakwah untuk mengubah sistem masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam mutlak harus dilakukan. Hanya dengan itu akan muncul generasi Islam yang taat syariah. Insya Allah.

*Ernawaty, pengajar di TK Ya Bunayya Surabaya.

Majalah Suara Hidayatullah, September 2009

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X