Sabtu, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Januari 2014 09:30 wib
8.755 views
Mujahidin Al-Qaidah Bentrok Dengan Pasukan Khusus Syi'ah Irak di Anbar
ANBAR, IRAK (voa-islam.com) - Bentrokan sengit meletus antara pasukan khusus pemerintah Syi'ah Irak dan mujahidin Al-Qaidah di sebuah desa di provinsi Anbar barat, kata para pejabat.
Desa itu, al-Bubali, terletak di antara Fallujah dan Ramadi, dua kota di Anbar yang dikepung oleh pasukan keamanan Irak dan sekutu mereka dari suku-suku Arab Sunni bayaran yang loyal kepada pemerintahan Syi'ah Irak.
Beberapa kendaraan militer hancur oleh bom pinggir jalan yang ditanam di sekitar al-Bubali oleh para mujahidin, seorang polisi mengatakan kepada kantor berita AP, Jumat (10/1/2014).
Tidak ada pernyataan segera mengenai korban.
Militer dan suku sekutu mencoba untuk merebut kembali bagian dari Fallujah dan Ramadi setelah mereka berada di bawah kendali mujahidin dari kelompok Al-Qaidah yang dikenal sebagai Negara Islam di Irak dan Suriah Raya (ISIS) pekan lalu.
Para pejuang merebut kantor polisi dan pos-pos militer, membebaskan tahanan dan mendirikan pos pemeriksaan mereka sendiri.
Dhari al-Rishawi, juru bicara provinsi Anbar, mengatakan pertempuran juga berlangsung pada hari Jumat sepanjang tepi selatan Ramadi, ibukota provinsi.
Tentara Irak bentrok dengan pejuang al- Qaeda terutama di pinggiran Fallujah dan Ramadi dan telah melakukan serangan udara sesekali terhadap posisi-posisi para pejuang Islam.
Mereka telah menahan diri untuk meluncurkan serangan besar untuk merebut kembali dua kota itu, beralasan takut bahwa kemungkinan korban sipil dapat mengobarkan kemarahan Arab Sunni dan mendorong para pemimpin suku untuk memihak mujahidin memerangi pasukan pemerintah. Selain itu Baghdad juga masih menuggu respon dari suku-suku Sunni di dalam kota atas seruan Perdana Menteri Nuri Al-Maliki untuk membantu pemerintah Syi'ah Irak memerangi para pejuang Islam.
Namun, Mohammed Al-Askari juru bicara Kementerian Pertahanan, mengatakan kepada AP pada hari Jumat bahwa kesabaran pemerintah tidak akan bertahan selamanya.
Sementara itu ribuan orang melarikan diri dari pertempuran di Fallujah, di mana situasi kemanusiaan memburuk dengan cepat.
PBB dan organisasi kemanusiaan telah mengatakan bahwa orang-orang yang terjebak dalam kota tidak memiliki akses ke makanan atau bahan bakar.
Ketegangan sektarian telah meningkat selama berbulan-bulan di Anbar ketika Sunni Arab melakukan protes terhadap apa yang mereka anggap sebagai diskriminasi dan penangkapan acak oleh pemerintah negara pusat yang dipimpin Syi'ah.
Kekerasan meningkat setelah penangkapan seorang politisi Sunni yang dicari atas tuduhan terorisme pada 28 Desember dan pembongkaran pemerintah terhadap sebuah kamp protes Sunni berusia setahun di kota Ramadi. (st/aje)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!