Kamis, 9 Rabiul Akhir 1446 H / 1 April 2021 14:10 wib
14.165 views
Bolehkah Baca Doa ''Sampaikan Kami ke Ramadhan'' Ini?
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Doa agar disampaikan ke Ramadhan semakinbanyak tersebar menjelang Ramadhan. Di antara doa yang banyak beredar, meminta kepada Allah disampaikan ke Ramadhan tanpa kehilangan orang yang dicintai dan orang-orang tercinta tidak kehilangan kita. Redaksinya sebagai berikut,
اَللّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ غَيْرَ فَاقِدِينَ وَلَا مَفْقُودِينَ
“Ya Allah, sampaikan kami ke bulan Ramadhan tanpa kehilangan (orang yang kami cintai) dan hilang dari orang-orang yang dicintai.”
Hukum asal dalam doa (meminta kepada Allah) adalah disyariatkan selama tidak mengandung dosa, memutus silaturahim, dan melampaui batas.
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 55)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan satu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahim kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga perkara.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Al-Hakim dan Al-Albani)
Doa di atas bukan bagian dari doa yang ma’tsur dalam bab ini. Dan tidak ada doa khusus dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam masalah ini. Namun dalam bab doa, tidak harus doa permintaan berasal dari Nash Al-Qur’an dan Sunnah. Seseorang boleh berdoa dengan susunan doa yang dibuatnya. Dengan catatan, tidak berisi permintaan dosa, memutus silaturahim, dan melampaui batas dalam permintaan; seperti meminta bisa menjadi nabi dan rasul.
[Baca: Tidak Boleh Berdoa dengan Selain yang di Al-Qur'an dan Sunnah?]
Zahir makna doa di atas adalah meminta kepada Allah agar bisa mendapati Ramadhan yang tidak lama lagi tiba. Ini boleh. Karena keinginan orang mendapati Ramadhan tidak akan terwujud kecuali jika Allah menghendaki-Nya.
Adapun makna Laa Faqidin wa Laa Mafqudiin adalah agar kita tidak kehilangan orang dicintai sebelum mendapati Ramadhan dan demikian pula orang-orang yang kita cintai tidak kehilangan kita sehingga kita sama-sama mendapati Ramadhan. Pada dasarnya tidak apa-apa berdoa dengan permintaan ini. Karena takdir kita masih misteri dan Allah kuasa untuk memberikan kesempatan kita dan orang-orang dekat kita untuk sama-sama mendapati Ramadhan. Karena Ajal kematian manusia ada di tangan Allah. Walaupun yang lebih utama, ditinggalkan berdoa dengan permintaan semacam ini.
Disebutkan dalam salah satu interaktif ceramah terbuka Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh. Diajukan pertanyaan kepada beliau tentang redaksi doa di atas. Beliau menjawab,
الدعاء ببلوغ رمضان ليس فيه شيء، وكان السلف الصالح يدعون بذلك، وأما: لا فاقدين ولا مفقودين ـ فتركه أحسن
“Berdoa agar disampaikan ke Ramadhan tidak ada masalah di dalamnya. Sejumlah ulama Assalafus Shalih berdoa dengan doa tersebut (disampaikan ke Ramadhan). Adapun redaksi, Laa Faaqidin wa Laa Mafqudiin, maka meninggalkannya lebih baik.”
Berbeda dengan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, beliau memandang bahwa redaksi doa ini bermasalah. Beliau menilai bahwa doa ini termasuk doa yang mengandung penentangan kepada hukum Allah.
و عبارة ﻻفاقدين ولا مفقودينلا تجوز لأن فيها تعدّي على حكم الله والموت حق على العباد
وهي عبارة ما سمعنا بها عند السلف وﻻ في الأثر وكأن الإنسان يرفض أن يموت أو يموت أحد يُحبّه
“Dan redaksi doa “Laa Faaqidin wa Laa Mafqudiin” tidak boleh, karena di dalamnya terdapat penentangan kepada hukum Allah. Kematian menjadi keharusan atas para hamba. Ungkapan redaksi ini tidak pernah kami dengan dibaca para salaf, tidak pula terdapat dalam atsar. Seolah-olah manusia menolak untuk meninggal atau meninggal salah seorang dari yang dicintainya.”
Karenanya, beliau menawarkan pilihan kalimat doa yang lebih baik dan selamat,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لَنَا وَتَسَلَّمْهُ مِنَّا مُتَقَبّلًا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
“Ya Allah, sampaikan kami ke Ramadhan dan sampaikan Ramadhan kepada kami dan terima amal kami di Ramadhan, wahai Raab semesta alam.”
“Jika maksudnya agar tetap diberi umur untuk berpuasa Ramadhan dengan sempurna, lebih utama berdoa dengan doa (di atas),” pembuka beliau di Majmu’ Fatawanya Jilid 20. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!