Senin, 27 Rabiul Akhir 1447 H / 20 Oktober 2025 13:55 wib
193 views
Saat Kekuatan Berganti Lemah dan Tawa Menjadi Isak
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah dan keluarganya.
Wahai saudaraku yang diberkahi, sebanyak apa pun engkau tenggelam dalam urusan dunia. Sebesar apa pun kesibukan dan banyaknya pekerjaan serta tanggung jawabmu. Dan seberapa pun dunia menyibukkanmu dengan gemerlap, keindahan, dan pesonanya. Ada dua malam yang wajib bagi setiap kita untuk selalu mengingat dan menempatkannya di depan mata:
Malam pertama, adalah malam ketika engkau berada di rumahmu, dalam keadaan bahagia dan penuh kenikmatan, bersama keluarga, anak-anak, dan sahabat-sahabatmu, dalam kondisi sehat dan kehidupan yang nyaman.
Dan malam kedua, adalah malam setelahnya, malam ketika kekuatan telah digantikan oleh kelemahan, kegembiraan berganti menjadi kesedihan, dan nafas sakaratul maut menggantikan tawa.
Pada saat itu, tidak lagi bermanfaat kekuatan bagi orang yang kuat, tidak berguna kecerdasan bagi orang yang cerdas, dan tidak berguna pula harta bagi orang yang kaya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ * وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ * لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah; sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Tidak sama penghuni neraka dan penghuni surga; penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Ḥasyr [59]: 18–20)
Wahai hamba-hamba Allah, Kita semua mengetahui dosa-dosa kita, kita mengenal maksiat-maksiat yang kita lakukan, kita tahu keburukan-keburukan yang sering kita ulang dan bahkan kita biasakan.
Maka yang seharusnya kita lakukan hanyalah kembali kepada Allah, merendahkan diri di hadapan-Nya, memohon kepada-Nya ampunan dan penghapusan dosa, pemaafan dan perlindungan, maghfirah dan kebaikan, serta taubat yang sinarnya dapat menghapuskan gelapnya kesalahan dan kemaksiatan.
Sesungguhnya Tuhan kita Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Mulia lagi Maha Pemurah. Dia bergembira dengan taubat hamba-Nya ketika hamba itu kembali kepada-Nya dengan penuh ketundukan dan kerendahan hati.
وَاسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.” (QS. Hūd: 90)
Dalam ayat lain Allah menegaskan:
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.”(QS. Thaahaa: 82)
Dalam hadits Qudsi yang sahih, Allah Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي، إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di malam dan siang hari, dan Aku mengampuni seluruh dosa. Maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian.”(HR. Muslim)
Dan Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ اللهَ تعالى يَقْبَلُ تَوْبَةَ عَبْدِهِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
"Sesungguhnya Allah Ta‘ālā menerima taubat seorang hamba selama ruhnya belum sampai ke tenggorokannya (sakaratul maut).” (HR. Ahmad, dinilai hasan oleh al-Albani)
Sekarang bayangkanlah, Bagaimana jika dalam sekejap saja kita berpindah dari dunia ke alam akhirat, dari kehidupan dunia menuju kehidupan kubur dan barzakh?
Apa yang akan kita katakan kepada Tuhan kita tentang kelalaian dan kekurangan kita?
Bagaimana kita akan berhadapan dengan Allah dalam keadaan diri masih ternoda oleh dosa dan maksiat?
Dengan alasan apa kita akan memohon maaf di hari di mana permintaan maaf tidak lagi berguna, penyesalan tidak berfaedah, dan tangisan pun tak memberi manfaat?
Allah Ta‘ālā berfirman:
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ * وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ * أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ
“Kembalilah kepada Tuhanmu dan berserahdirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, lalu kamu tidak dapat ditolong.
Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu secara tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya.
(Hingga akhirnya) seseorang berkata, ‘Aduhai penyesalanku atas kelalaianku terhadap (perintah) Allah, padahal dahulu aku termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama-Nya).’” (QS. Az-Zumar: 54–55)
اللهمَّ إنَّا نشكو إليكَ غَفلتَنَا، ونتوبُ إليكَ مما فعلَتْه أيدِينا، وارتكبَتْه أنفُسُنَا، ونَستغفرُكَ مما عَلِمْنا مِن خطايانا ومَا لَم نَعلَمْ
“Ya Allah, kami mengadu kepada-Mu atas kelalaian kami. Kami bertobat kepada-Mu dari apa yang telah dilakukan oleh tangan kami dan diperbuat oleh diri kami. Kami memohon ampun kepada-Mu atas dosa yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui.” [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
