Selasa, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 9 November 2010 12:45 wib
12.435 views
Haram Menghormat dan Mengagungkan Barack Obama
Oleh: Badrul Tamam
Menurut kabar berita, Barack Obama, Presiden ke-44 Amerika Serikat dipastikan datang ke Indonesia hari ini (Selasa/ 9 November 2010). Obama dijadwalkan tiba di Bandara Halim Perdana Kusumah sekitar pukul 16.30, Selasa sore, (menurut informasi yang dikumpulkan VIVAnews).
Oleh pemerintah Indonesia, Obama sangat diagungkan. Karenanya pengamanannya sangat super. Polda Metro Jaya mengerahkan 7.883 personel dan bekerjasama dengan 5.000 personel dari Kodam Jaya. Sementara itu, Pangdam Jaya, Mayjen Marciano Norman, menyatakan akan mengerahkan seluruh kekuatan pasukannya termasuk pengerahan kendaraan berat dalam proses pengamanan ini.
Sementara di kalangan umat Islam, kehadiran Obama di Indonesia disikapi berbeda. Memang sebagiannya menerima dengan lapang dada. Bahkan, menyatakan wajib menghormatinya sebagai tamu Negara. Karena Islam memerintahkan untuk menghormati tamu.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya menghormati tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, banyak umat Islam yang menolak kehadirannya dengan alasan-alasan yang dilandaskan kepada status Obama sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), sebagai Negara muharibin fi’lan atau Negara yang dalam status memerangi umat Islam secara de facto. Karena itu status terhadap Amerika adalah permusuhan dan peperangan. Amerika Serikat secara terbuka dan terbukti telah melakukan pembantaian terhadap umat Islam di pelbagai kawasan seperti Irak, Afghanistan, dan Yaman. Jutaan umat Islam menjadi korban perang barbar Amerika Serikat ini.
Ditambah lagi bocornya 400 ribu dokumen rahasia yang dipublish Wikileak semakin menunjukkan bagaimana barbarnya negara yang mengklaim dirinya sebagai negara beradab ini. Bocoran dokumen itu mengungkapkan rincian terjadinya perkosaan, penyiksaan, pembunuhan warga sipil yang dilakukan dari helikopter tempur dan insiden lainnya oleh pasukan koalisi dan pasukan Irak, yang bahkan dilakukan di bawah kontrol Obama pada tahun 2009. Dokumen itu juga mengungkapkan bagaimana tentara koalisi menutup mata atas laporan tentang penyiksaan dan pembunuhan yang dilakukan secara ekstrajudisial oleh pemerintah boneka Irak. (http://hizbut-tahrir.or.id)
Bukti nyata keterlibatan Obama dalam perang terhadap kaum muslimin di Afghanistan, dia menyetujui pengiriman 30 ribu pasukan tambahan yang telah menewaskan ribuan umat Islam termasuk anak-anak dan ibu-ibu. Sementara di Irak, Obama tidak sepenuhnya menarik pasukan AS dari Irak yang selama pendudukan AS telah membunuh lebih 1 juta umat Islam. Sampai saat ini, Obama belum juga menutup penjara Guantanamo sesuai dengan janjinya yang menjadi tempat penahanan dan penyiksaan banyak muslim yang tidak bersalah dan tempat penghinaan terhadap Islam dan Al Qur’an. Sedangkan dalam konflik di tanah Palestina, Obama dengan setia menjadi pendukung setia Zionis Israel yang hingga saat ini terus membantai umat Islam di sana.
Prinsip bermu’amalah dengan kafir yang memerangi Islam
Memang benar, berbuat baik dan adil menjadi dasar utama dalam berinteraksi antara seorang muslim dengan non muslim sesuai dengan Allah Ta’ala,
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Namun, jika orang kafir tersebut memerangi umat Islam dan menjajah serta merampas negeri-negeri muslim maka sikap yang dituntut dari umat Islam adalah menjadikan mereka sebagai musuh. Tidak boleh berkawan karib dengan mereka, apalagi menghormat dan mengagungkannya.
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Mumtahanah: 9)
Jika orang kafir tersebut memerangi umat Islam dan menjajah serta merampas negeri-negeri muslim maka sikap yang dituntut dari umat Islam adalah menjadikan mereka sebagai musuh.
Tidak boleh berkawan karib dengan mereka, apalagi menghormat dan mengagungkannya.
Sedangkan orang Islam yang tetap menjadikan mereka sebagai kawan karib dan mitra, maka terancam batal akidahnya. Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhu berkata mengenai maksud, “Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim, dia menjadi musyrik seperti mereka karena orang yang ridla dengan kesyirikan maka dia musyrik.” (Ahkam al-Qur’an, Imam al-Qurthubi: 8/94)
Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirin, Abdullah bin ‘Utbah pernah berkata, “Hendaknya salah seorang kalian takut menjadi Yahudi atau Nashrani sementara dia tidak menyadarinya.” Ini diucapkan Abdullah bin ‘Utbah untuk menjelaskan makna ayat, “Barang siapa di antara kamu mengambil mereka (Yahudi dan Nashrani) menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” (QS. Al-Maidah: 51)
Ancaman bagi yang menghormat kepada barak Obama:
"Hendaknya salah seorang kalian takut menjadi Yahudi atau Nashrani sementara dia tidak menyadarinya." (Abdullah bin 'Utbah)
Sesungguhnya umat Islam itu bersaudara. Ibarat satu tubuh, apabila ada sebagian umat Islam disakiti karena keislaman dan keimananannya, maka umat muslim di belahan bumi lain juga ikut tersakiti. Kebiadaban Negeri kafir Amerika dalam menginvasi negeri-negeri umat Islam dan membunuh serta membantai penduduk Muslim di sana, seharusnya juga membuat umat Islam di Indonesia merasa benci dan sakit hati. Bukan malah menghormat kepada presidennya dengan sedemikian rupa, sampai-sampai memperlakukannya sebagai seorang raja dan tamu kehormatan. Sungguh ini merupakan sikap hina umat Islam dalam berhadapan dengan orang-orang kafir, bahkan pentolan negeri kafir yang menjadi pemimpin Negara-negara kafir lainnya dalam memerangi Islam.
Hukum menghormat kepada tokoh kafir
Dan sesungguhnya penghormatan kepada tokoh kafir atau orang munafik sangat dimurkai Allah 'Azza wa Jalla. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِلْمُنَافِقِ يَا سَيِّدٌ فَقَدْ أَغْضَبَ رَبَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
"Jika seorang laki-laki (muslim) berkata seorang munafik, 'wahai Tuan", sungguh dia telah membuat marah Tuhan-nya Tabaraka wa Ta'ala." (HR. al Hakim, Abu Nu'aim dalam Akhbaar Ashbahaan dari 'Uqbah bin Abdillah al Asham dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya. Dishahihkan oleh Al Albani dalam al Silsilah al Shahihah, no. 371)
Dalam hadits marfu' dari Buraidah,
لاَ تَقُولُوا لِلْمُنَافِقِ سَيِّدَنَا فَإِنَّهُ إِنْ يَكُ سَيِّدَكُمْ فَقَدْ أَسْخَطْتُمْ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ
"Jangan katakan kepada orang munafik, "tuan kami" sunguh jika dia menjadi pemimpin kalian, kalian benar-benar telah membuat murka Rabb kalian 'Azza wa Jalla." (Dishahihkan oleh Al Albani dalam al Silsilah al Shahihah).
Sesunguhnya menghormat kepada orang-orang munafikin dan kafirin terdapat kemurkaan Allah 'Azza wa Jalla. Karena mereka tidak berhak mendapatkan pengagungan. Dan dengan sikap semacam ini, maka orang Islam dengan sendirinya menempatkan status dirinya di bawah orang tersebut, dan hal ini juga mendatangkan kemurkaan Alllah 'Azza wa Jalla.
Haram menghormat kepada orang kafir
Sesorang Muslim hanya wajib menghormati dan mengagungkan apa saja yang dinyatakan terhormat dan agung oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana firman-Nya,
ذلك وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ عِنْدَ رَبِّه
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya.” (QS. Al-Hajj: 30)
Karenanya seorang muslim tidak boleh mengagungkan dan menghormat kepada siapa yang tidak dinyatakan terhormat dan tidak diagungkan oleh agamanya. Bahkan, dihinakan karena kekafiran dan kejahatannya yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta memerangi Syairat Allah dan agama-Nya. Ditambah lagi, memerangi kaum muslimin, membunuh dan merusak kehormatan mereka. Tidaklah mereka memeperlakukan kaum muslimin kecuali dengan kasar dan hina. Maka menghormat dan mengagungkan mereka melanggat ketentuan Allah 'Azza wa Jalla.
Sesungguhnya menghormat, mengangungkan, dan mencintai musuh-musuh Allah Ta’ala memiliki keterkaitan erat dengan akidah al-wala’ dan bara’ dalam Islam. Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيْمَانُ
"Siapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan pemberian karena Allah benar-benar telah menyempurnakan imannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Nasai, al-Baihaqi, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-tarhib: 3/94).
“Janganlah kamu berkawan kecuali dengan orang mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali orang bertakwa.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib: 3/95)
"Seseorang bersama siapa yang dicintainya." (HR. Bukhari dan Muslim)
"Seseorang berada di atas agama kekasihnya. (HR. Ahmad dengan sanad yang shahih).
Seorang muslim tidak boleh mengagungkan dan menghormat kepada siapa yang tidak dinyatakan terhormat dan tidak diagungkan oleh agamanya.
Bahkan, dihinakan karena kekafiran dan kejahatannya yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta memerangi Syairat Allah dan agama-Nya.
Kesimpulan
Berdasarkan dalil-dalil dan uraian di atas, bahwa haram bagi umat Islam menghormat dan mengagungkan Barack Obama sebagai pemimpin Amerika Serikat yang menjadi Negara yang paling terdepan dalam memerangi negeri-negeri muslim dan membunuh umat Islam di sana. Karena inilah, umat Islam Indonesia menolak kedatangan Obama di negeri yang mayoritas muslim ini karena tuntutan akidah dan solodaritas terhadap muslim lainnya di negeri-negeri yang diinvasi oleh Amerika secara militer.
Bahwa haram bagi umat Islam menghormat dan mengagungkan Barak Obama sebagai presiden Amerika Serikat yang menjadi Negara yang paling terdepan dalam memerangi negeri-negeri muslim dan membunuh umat Islam di sana.
Semoga Allah menolong saudara-saudara muslim di belahan bumi manapun, menyatukan kalimat mereka, menguatkan tekad mereka dalam membela akidahnya, dan meneguhkan mereka di atas Al-Haq. Kita juga memohon kepada Allah agar menghancurkan kekuatan kafir yang telah menghancurkan negeri-negeri kaum muslimin, menjajah dan menjarah kekayaan mereka. Ya Allah, hancurkan musuh-musuh-Mu dan mereka yang memusuhi agama-Mu. [PurWD/voa-islam.com]
Tulisan Terkait:
1. Hukum Menjalin Persahabatan dengan Non-Muslim
2. Dalam Berinteraksi Dengan Non-Muslim
3. Memahami Wala' dan Bara' dalam Islam
4. Ajak Obama Masuk Islam
5. Intelektual Muslim Serukan Tolak Obama
6. Haram Menghormat dan Mengagungkan Barack Obama
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!