Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 17 September 2014 00:07 wib
7.940 views
Semakin Genting! Rusia Akan Kirim Kekuatan Tambahan ke Krimea
Moskow (voa-islam.com) - Konflik Ukraina-Krimea semakin memanas karena telah ditungangi persaingan kepentingan asing yaitu Rusia dan NATO. Demikian dikatakan oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, dalam pertemuan pejabat tinggi kementerian Rusia, di Moskow, pada Selasa (16/9/2014).
Dalam pertemuan tersebut, Shoigu memerintahkan pengerahan tentara Rusia ke Krimea dan bagian selatan Rusia.
“Prioritas saat ini adalah mengerahkan pasukan yang memiliki kepercayaan dan kekuatan penuh di arah Krimea," katanya seperti yang dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia.
Shoigu juga mengatakan bahwa krisis semakin memburuk di Ukraina dan adanya peningkatan jumlah pasukan asing di sekitar wilayah Ukraina.
“Situasi di Ukraina telah memburuk dan kehadiran militer asing telah meningkat dan mereka berada sangat dekat dengan perbatasan kita," katanya.
Menurut Shoigu, situasi militer dan politik di sebelah baratdaya Rusia telah berubah secara signifikan sejak awal tahun ini.
Rusia semakin cemas dengan gerakan NATO ke arah timur dan Presiden Rusia Vladimir Putin pun telah menuding Barat memprovokasi krisis di Ukraina supaya "menghidupkan" kembali blok militer itu.
Pada bulan ini, NATO memang telah membentuk sebuah pasukan cepat tanggap. Pasukan ini terus disiagakan di negara-negara anggota NATO yang berada di bagian timur Eropa.
Sementara pada bulan lalu, Putin mengatakan bahwa pihaknya sepenuhnya telah melaksanakan semua langkah untuk mempertahankan negeri Rusia, termasuk tentunya Krimea dan Sevastopol. “Kami perlu untuk melaksanakan semua langkah untuk mempertahanan negeri kami sepenuhnya dan cepat, termasuk tentunya di Krimea dan Sevastopol, tempat kami secara de facto menciptakan infrastruktur militer dari keadaan tercabik."
Armada Laut Hitam Rusia berpangkalan di Krimea dan Moskow mengumumkan pada Juli lalu bahwa pihaknya mulai memperluas dan memodernisasinya dengan kapal-kapal dan kapal-kapal selam baru.
95 persen warga Krimea dalam referendum telah memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada 16 Maret 2014 silam. Namun Ukraina, AS dan NATO menolak dan menuding hasil referendum itu penuh intervensi dari Rusia. (aj/dbs/may)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!