Kamis, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 19 Juni 2014 18:45 wib
7.515 views
Menlu Julie Bishop: 150 Warga Australia Berjihad di Irak dan Suriah
CANBERRA, AUSTRALIA (voa-islam.com) - Sekitar 150 warga Australia telah berjihad bersama mujahidin di Suriah dan Irak sehingga meningkatkan kekhawatiran akan ancaman bagi Australia jika para mujahid itu kembali ke kampung halaman mereka, kata menteri luar negeri pada hari Kamis (19/6/2014).
Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengatakan ia telah membatalkan sejumlah paspor atas saran dari badan-badan keamanan dalam upaya untuk mengurangi ancaman keamanan bagi Australia. Dia tidak mengatakan apakah paspor yang dibatalkan tersebut untuk mencegah warga Australia pergi atau kembali ke negara itu.
"Perkiraan terbaik kami adalah bahwa ada sekitar 150 warga Australia ... yang telah atau masih berjuang dengan kelompok-kelompok oposisi di Suriah dan di luar," kata Bishop kepada Australian Broadcasting Corp
Di Suriah, katanya tampaknya mereka telah pindah dari mendukung kelompok oposisi yang lebih moderat kepada yang lebih ekstrim dan itu termasuk kelompok ISIS, atau Negara Islam Irak dan Suriah Raya.
Duta Besar Irak untuk Australia, Mouayed Saleh, mengatakan bahwa warga Australia yang berjuang bersama ISIS harus dicabut kewarganegaraan mereka.
"Jika mereka bergabung dengan ISIS, tentu saja," kata Saleh. "Seluruh dunia ... tidak akan membiarkan orang untuk bergabung kepada kekuatan-kekuatan buas."
Dia menyambut baik keputusan Australia membatalkan paspor tersangka militan (baca;mujahid) dan mendesak pemerintah untuk tetap waspada. Dia tidak secara pribadi mengetahui adanya mujahid Australia di Irak.
Menteri Imigrasi Scott Morrison mengatakan pencabutan kewarganegaraan tidak bisa dikesampingkan. Dia mengatakan militan yang tinggal di Australia sebagai penduduk tetap bisa dapat dicabut visa mereka.
Polisi Australia telah mendakwa beberapa orang dalam beberapa bulan terakhir karena merekrut pejuang dan mendukung perjuangan bersenjata di Suriah. Beberapa orang telah dicegah meninggalkan Australia atas kecurigaan bahwa mereka berniat untuk berjihad.
"Kami prihatin bahwa warga Australia bekerja sama dengan mereka, menjadi radikal, mempelajari ketrampilan teroris dan jika mereka kembali ke Australia, tentu saja itu merupakan ancaman keamanan dan kami melakukan apa yang kami bisa untuk mengidentifikasi mereka," kata Bishop.
Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan warga negara Australia yang diduga berjihad di Timur Tengah akan diawasi jika mereka kembali.
"Kami melipatgandakan kewaspadaan kita di perbatasan kami untuk mencoba untuk memastikan bahwa para jihadis tidak mendapatkan akses ke negara kita atau dipantau jika mereka memiliki hak akses ke negara ini," katanya.
"Saya tidak ingin orang berpikir ini hanyalah sebuah kesulitan dalam negara jauh yang tidak memiliki konsekuensi bagi dunia yang lebih luas," tambahnya. (st/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!