Kamis, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 26 Desember 2013 03:18 wib
10.022 views
Akankah Mesir Menjadi Suriah?
JAKARTA (voa-islam.com) - Wakil Perdana Menteri Mesir, Hossam Eisa mengumumkan keputusan melakukan rapat kabinet sepanjang Rabu malam, menyatakan, “Kabinet telah menyatakan dan mendeklarasikan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris”, katanya, Kamis, 26/12/2013 .
Pengumuman kabinet dikeluarkan satu hari setelah serangan bom mobil mematikan di sebuah markas polisi di kota Delta Nil Mansoura. Serangan bom mobil itu mengakibatkan 14 orang tewas, sebagian besar yang tewas adalah anggota polisi Mesir, dan lebih dari 150 lainnya mengalami luka-luka .
Sebuah kelompok yang berbasis di Sinai, yaitu Anshar Bait al-Maqdis, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan melalui online pada hari Rabu .
Namun pemerintah Mesir menyalahkan Ikhwanul Muslimin atas terjadi serangan itu. Meskipun, tidak ada bukti sedikitpun yang menghubungkan terjadinya serangan yang terjadi dengan Ikhwan.
Kantor Pusat Ikhwan (Maktabul Irsyad) yang berada di London mengeluarkan siaran pers pernyataan pada hari Selasa, bahwa Ikhwan “mengutuk” atas terjadinya pemboman di Mansoura.
“Mesir menghadpi kejahatan yang buruk dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin”, kata Eissa . “ni adalah deklarasi yang jelas dari kelompok Ikhwan , meskipun belum diketahui siapa pelakunya, tetapip Ikhwan melakukan kekerasan sejak awal”, tambahnya.
Jamaah Ikhwan telah melakukanaksi protes hampir setiap hari sejak Presiden Mohammad Mursi digulingkan oleh tentara pada bulan Juli, menyusul aksi protes yang sangat luas atas penggulingan Presiden. Ribuan anggota Ikhswan telah tewas dan dipenjara sejak itu , dan kelompok Ikhwan telah menghadapi pemberangusan oleh pemerintah Mesir.
Pada bulan September, Pengadilan memutuskan melarang Jamaah Ikhwan dan asetnya disita, keputusan yang dikukuhkan di banding pada bulan November.
Keputusan pemerintah Mesir yang menyatakan Jamaah Ikhwan sebagai organisasi “teroris”, pada hari Rabu, selanjutnya akan diikuti dengan tindakan lainnya yang lebih keras terhadap segala bentuk kegiatan yang dilakukan kelompok Ikhwan. Di bawah hukum pidana Mesir, setiap anggota Jamaah Ikhwan sekarang bisa menghadapi hukuman hingga lima tahun penjara, hanya karena menjadi anggota kelompok Ikhwan.
Presiden Mohammad Mursi sendiri sudah di penjara , menghadapi tuduhan yang mencakup kegiatan spionase dan terorisme. Sebagian besar dari pemimpin Ikhwan juga telah ditangkap dan dipenjara sejak kudeta.
Menteri Sosial, Ahmed el-Borai mengatakan bahwa kabinet Mesir juga akan memberitahukan negara-negara Arab lain yang penandatangan konvensi internasional melawan terorisme untuk melakukan tindakan yang sama terhadap kelompok Ikhwan di seluruh negara Arab.
Dengan langkah-langkah yang pemerintah junta militer yang dipimpin Jendral Abdul Fattah al-Sissi, maka sejatinya akan menjerumuskan Mesir menjadi Suriah kedua. Di mana sikap moderat yang dijalankan oleh Ikhwan sejak organisasi ini lahir di tahun l928, dan terus mengalami pendzaliman oleh militer yang menjadi kaki tangan Barat dan Zionis-Israel.
Ikhwan di seluruh Dunia Arab telah mengambil jalan moderat dan bersedia ikut dalam proses demokrasi dan memanfaatkan partai politik untuk berpartisipasi dalam kehidupan negara. Meskipun, langkah dan pilihan yang diambil oleh Ikhwan menimbulkan kecaman oleh Gerakan Islam lainnya, dan bahkan mereka mengatakan, Ikhwan dan Mursi telah kafir. Karena, ikut terlibat dalam sistem kufur seperti demokrasi.
Ikhwan dengan manhaj (methode) gerakannya, sejatinya mengambil langkah perubahan dengan cara gradual (tadarrud), tidak dengan kekerasan dan mengangkat senjata. Sekalipun, di awal pertumbuhannya Jamaah Ikhwan sudah terlibat jihad di Palestina, di tahun l948. Bahkan, tokoh-tokoh telah menjadi pelopor jihad di Afghan, membebaskan Afghanistan dari penjajahan Soviet, seperti Ustad Mustafa Masyhur, Abdullah Azzam, Sayyaf dan lainnya.
Dengan perkembangan baru di Mesir, di mana Ikhwan secara resmi oleh pemerintah sebagai organisasi teroris, maka ini menutup peluang bagi Ikhwan berpartisipasi dalam kehidupan politik di Mesir. Sikap pemerintah Mesir hanyalah membuka peluang yang lebih besar masuknya Mesir ke dalam kubangan kekerasan dan kekacauan yang lebih luas, dan akan menyeret Mesir kedalam perang, seperti yang terjadi di Suriah.
Jika langkah ini yang diambil rezim junta militer Mesir, dan ini bagian dari skenario menghancurkan Ikhwan sampai ke akar-akarnya, dan menutup kelompok moderat seperti Ikhwan tetap hidup dan tumbuh, maka Mesir akan benar-benar sejatinya justru memberikan peluang yang lebih besar kelompok yang ingin melakukan perubahan dengan jalan menggunakan kekuatan senjata. Ini harga yang dibayar oleh rezim junta militer.
Ikhwan telah menjadi model gerakan yang sangat moderat, dan berlangsung sejak gerakan itu lahir. Meskipun, selalu didzalimi oleh rezim junta militer, seperti yang pernah terjadi di zaman Presiden Gamal Abdul Nasser, dan tidak menghasilkan apapun bagi Mesir. Kecuali Mesir mengalami kebangkrutan dan kegagalan.
Jendral Abdul Fattah al-Sissi mengulangi lagi apa yang dilakukan oleh Gamal Abdul Nasser, dan menutup rapat-rapat ruang hidup bagi Jamaah Ikhwan ikut berpartisipasi dalam politik melalui cara-cara yang pantas dan elegan secara demokratis. Tetapi, lagi-lagi rezim junta militer Mesir yang sudah sangat anti-pati terhadap Ikhwan, melakukan kebijakan dan tindakan yang sangat tidak bisa mentolelir Ikhwan. Ribuan anggota Ikhwan telah tewas dan dipenjara.
Tetapi, Jamaah Ikhwan sepanjang sejarah gerakan itu, selalu dapat menghadapi bentuk-bentuk “mihnah” (cobaan) dan ancaman dari para penguasa Mesir, dan selalu tumbuh dengan kematangan, tidak akan terus mati dengan pengumuman pemerintah junta militer yang menyatakan Jamaah Ikhwan sebagai, “teroris”. Wallahu’alam. *mashadi
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!