Ahad, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Agutus 2010 13:23 wib
8.968 views
Ramadhan Ceria tanpa Maksiat
By: Ria Fariana
Ramadhan udah separuh jalan, itu artinya separuh langkah lagi bakal menjumpai lebaran. Gimana perasaan kamu menjelang lebaran yang itu artinya mengakhiri Ramadhan? Pasti nano-nano kali yah, ada senengnya, ada sedihnya ada harap-harap cemas alias H2C. Kok bisa?
Seneng karena lebaran adalah momen kemenangan dari menahan hawa nafsu selama sebulan penuh. Siapa juga yang gak senang bila ia meraih kemenangan, tul kan? Sedih karena meninggalkan bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT. H2C alias harap-harap cemas karena kita gak bakal tahu seberapa panjang umur kita sehingga bisa menjumpai Ramadhan tahun depan. Nah, mumpung masih suasana Ramadhan, semangat ini kudu kamu jaga hingga akhir nanti bahkan selama 11 bulan berikutnya donk. Jangan cuma taat dan insaf ketika Ramadhan aja, tapi balik maksiat ketika di bulan lain.
Fenomena bunglon
Kamu tahu binatang bunglon? Itu tuh, yang kulitnya suka berubah-ubah warnanya tergantung di mana ia hidup. Kalo pas ia ada di tanah, warna kulitnya jadi coklat kehitaman kayak tanah. Kalo pas di deket si daun, warna kulitnya jadi ikutan hijau kayak daun. Pokoknya plin-plan gitu deh, tergantung situasi dan kondisi. Wajar aja sih, namanya juga hewan.
Tapi jangan salah, banyak banget manusia saat ini yang demen ikutan jejak si bunglon. Ketika Ramadhan menjelang, banyak cewek jadi pake kerudung. Apalagi dengan booming-nya sinetron ayat-ayat cinta dan wajah cantik si Rianti Cartwright yang pake cadar, banyak banget cewek jadi ikut-ikutan. Tapi karena si mbak Rianti sendiri pake kerudung dan cadar pas cuma main film, maka banyak cewek juga ikut-ikutan pake kerudung dan menutup aurat secara bongkar pasang alias nggak konsisten. Moment Ramadhan pun menjadi waktu yang pas buat tampil dengan penampilan baru full kerudung humairah yang lagi trend kayak di sinetron.
Gak ada yang salah sih dengan trend kerudung humairah. Cuma jadi salah kalo berkerudungnya muslimah bukan karena kesadaran tapi cuma ikut-ikutan aja. Bintang pujaan pake kerudung, dia ikutan. Besoknya bintang pujaan lepas jilbab, eh…dia ikutan juga. Gawat kan?
Itu dari segi busana, belum lagi dari segi perilaku dan akhlak. Baju boleh berjilbab bagi yang cewek, berpeci dan berbaju koko bagi yang cowok. Sah-sah aja kok dengan itu semua. Tapi jadi aneh ketika cewek berjilbab dan cowok berpeci jalan berduaan padahal mereka non mahrom dan bukan suami istri. Di sinilah yang namanya kebajikan dan kebatilan dicampur aduk gak karuan. Iya kalo es campur, dicampur-campur jadi segar. Lha kalo ini, air susu dicampur air comberan, emang kamu mau meminumnya? Ih…enggak banget deh.
…jadi aneh ketika cewek berjilbab dan cowok berpeci jalan berduaan padahal mereka non mahrom dan bukan suami istri. Di sinilah yang namanya kebajikan dan kebatilan dicampur aduk gak karuan…
Fenomena inilah yang saat ini berusaha ditawarkan oleh sinetron bunglon yang pastinya juga dihuni oleh para artis bunglon juga. Gaul bebas tapi dengan bungkus Islam biar laku dijual. Apalagi yang jadi produsernya kebanyakan bukan muslim. Sudah pasti pertimbangan sesuai gaknya dengan hokum Islam gak jadi soal. Yang penting gimana produknya laku dan banyak yang pasang iklan. Ujung-ujungnya duit juga. Khas kapitalis.
Kenapa terjadi?
Tidak lain dan tidak bukan, itu semua terjadi karena dangkalnya pemahaman umat Islam terhadap Islam sendiri. Islam dianggap sebagai ibadah ritual semata yang muncul cuma di bulan Ramadhan. Maka tak heran banyak orang jadi kelihatan islami ketika bulan Ramadhan tiba. Tayangan-tayangan TV juga jadi ikut islami meski kesannya terpaksa, gitu. Gimana enggak kalo tema yang diangkat gak beda jauh dengan sinetron umumnya yaitu seputar pacar, harta dan dendam. Bedanya para pemainnya pada pake kerudung, pake nama islami dan istilah yang dipake juga yang berbau islam semacam ta’aruf.
Selain karena lemahnya pemahaman Islam di tubuh kaum muslimin sendiri, merasuknya paham materialisme sudah begitu membudaya di kalangan masyarakat kita. Agama pun menjadi komoditi dagangan selama bisa menghasilkan uang. Tak masalah menutup aurat meskipun gerah dan panas asal tawaran job makin membanjir. Yang namanya takut dosa, jauh itu mah. Jadinya banyak kita saksikan para selebritis yang berkerudung tapi juga aktif pacaran, menutup aurat tapi mainnya ke diskotik. Tak heran, bila generasi STMJ (Sholat Terus Maksiat Jalan) jadi membudaya di tengah masyarakat terutama remaja kita.
…Seharusnya penampilan luar itu merupakan salah satu indikasi tentang ketaatan manusia kepada Sang Khalik. Jadi tak peduli bulan Ramadhan atau enggak, menutup aurat sesuai syariat tetap harus…
Baju muslim dan muslimah hanya dijadikan pilihan mode saja tanpa ada kesadaran penuh tentang syariat Islam. Memang sih, pilihan baju seseorang tidak lantas menunjukkan kualitas takwanya. Tapi seharusnya penampilan luar itu merupakan salah satu indikasi tentang ketaatan manusia kepada Sang Khalik. Jadi tak peduli bulan Ramadhan atau enggak, menutup aurat sesuai syariat tetap harus. Akhlak yang baik dan terpuji juga kudu itu. Gak ada tuh yang namanya pemisahan antara agama dengan kehidupan alias sekulerisme. Islam adalah satu kesatuan yang utuh dalam membentuk pribadi muslim, bukan pribadi bunglon.
Jangan mau jadi bunglon!
Bagi kamu yang merasa diri sebagai manusia, jangan mau disamakan dengan bunglon. Kamu kudu punya jati diri yang jelas. Dalam hal ini, jati dirimu Islam saja. Dengan standar Islam kamu berpakaian. Dengan standard Islam, kamu berbuat dan berakhlak. Semua kamu lakukan dengan penuh kesadaran, bukan cuma bisa ikut-ikutan aja.
Ramadhan bagi kamu yang merasa menjadi manusia utuh, bukan tipe bunglon adalah ajang untuk menempa diri agar menjadi manusia bertakwa. Bila kamu yang sebelumnya masih belum menutup aurat dengan sempurna, shalat masih bolong-bolong, masih suka nyontek pas ulangan, masih suka Bengal terhadap guru dan orang tua, maka inilah saat yang tepat untuk berbenah diri. Keinsafan yang kamu lakukan itu serius, dengan sebenarnya. Bukan cap tomat alias sekarang pas Ramadhan tobat eh…selepas Ramadhan kumat lagi. Semoga kamu bukan tipe seperti ini yah.
Ramadhan itu hadir sebagai ajang untuk menempa kamu menjadi manusia bertakwa. Allah SWT. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Nah, ciri-ciri orang bertakwa itu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketika kamu diperintahkan berpuasa, maka kamu kudu puasa biarpun gak ada yang melihat. Jangan sampai berangkat dari rumah puasa karena malamnya ikutan makan sahur, eh…sampai sekolah mojok di kantin minum es teh. Trus, sorenya pura-pura lagi ikut berbuka bersama keluarga. Aduh..semoga kamu bukan tipe bunglon yang ini yah. Karena meskipun sepertinya gak ada yang tahu perbuatanmu, tapi Allah Maha Mengetahui. Tak ada satu jengkal pun di bumi ini kamu bisa sembunyi dari penglihatanNya.
…Mungkin kamu bisa menipu mata manusia dengan bertingkah seperti bunglon. Tapi kamu gak akan pernah bisa menipu Allah dan yang terutama dirimu sendiri. Gak asyik jadi manusia gak punya prinsip…
Mungkin kamu bisa menipu mata manusia dengan bertingkah seperti bunglon. Tapi kamu gak akan pernah bisa menipu Allah dan yang terutama dirimu sendiri. Gak asyik jadi manusia gak punya prinsip. Gak keren jadi remaja plin-plan. Yang asyik dan keren itu jadi remaja yang mampu berteriak ‘gue tau apa yang gue mau’. Maksudnya teriakan itu gak usah kamu ucakan kenceng-kencen, ntar disangka gila loh. Teriakan itu cukup tercermin dari sikapmu yang menjalankan syariat Islam tanpa perlu harus plin-plan. Jati dirimu sebagai seorang muslim dan muslimah jelas, nggak lagi kabur.
Oke deh, yang jelas kamu sekarang udah pada ‘ngeh’ kalo Ramadhan itu bulan penempaan diri untuk mencapai derajat muttaqin. Ramadhan bukan bulan taat sementara tapi trus balik maksiat lagi sesudahnya, naudzhubillah. Dan supaya Ramadhan kamu jadi lebih oke, nih ada langkah-langkah jitu buat kamu.
Tips dan Triks di bulan Ramadhan
Di bawah ini ada langkah-langkah jitu supaya Ramadhan kamu jadi lebih ceria dan bermakna.
1. Berpuasa kudu yang ikhlas. Maksudnya kamu kudu bener-bener niat untuk menjalankan puasa sebulan penuh tanpa ada niatan untuk batal kecuali bila sakit atau ada halangan yang syar’i. Bakal rugi banget kalo sampai kamu batal puasa karena tergoda teman minum es campur, misalnya. Selain dosa besar, nilai dan pahala puasa di bulan Ramadhan tidak akan mungkin bisa diganti dengan puasa di hari lain sebanyak apa pun juga. Rasulullah bersabda: Barangsiapa tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhsoh atau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya ia berpuasa selama hidupnya” (HR. At-Turmudzi).
2. Tetap beraktifitas seperti biasa. Jangan karena alasan berpuasa, kamu jadi bermalas-malasan untuk melakukan sesuatu. Belajar, membantu orang tua, berangkat ngaji dll itu kudu tetap harus dilakukan. Benar sih, tidurnya orang berpuasa itu memang berpahala, tapi beraktifitasnya orang berpuasa itu jauh lebih berpahala daripada cuma tiduran mulu. Jadi tak ada alasan lagi bagi kamu untuk merasa lemas dan malas yah.
3. Perbanyak amal kebajikan semisal membaca Qur’an, ibadah sunah dan bersedekah. Karena setiap perbuatan baik di bulan Ramadhan itu dilipatgandakan, so rugi banget kalo kamu beribadah sekedarnya saja. Shalat tarawih jangan lupa supaya ibadah puasamu lebih afdhal. Ketika berangkat ke masjid atau musholla, niatkan mencari pahala dan ridha Allah saja. Gak usah lirik-lirikan mencari gebetan dengan cuci mata. Ingat, ini bulan Ramadhan loh. Di bulan lain aja gak boleh jelalatan, apalagi di bulan Ramadhan.
4. Menjauhi hal-hal yang sia-sia dan tak berguna. Bergunjing, ngerumpi, ngegosip dan teman-temannya itu kudu dijauhi daripada nilai puasamu jadi ternoda karena perbuatan tersebut. Mending waktu yang ada digunakan untuk belajar bersama, tilawah bareng, atau ikut pengajian rame-rame. Dijamin Ramadhan kamu jadi indah dan bermakna karena bukan musuh yang dicari tapi persahabatan dan persaudaraan sejati.
…Gak ada jaminan dari siapa pun kalo kamu masih bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan tahun depan. So, jangan sia-siakan Ramadhan kali ini…
Moga tips dan triks di atas bisa membantu kamu untuk melalui Ramadhan ini dengan penuh ketakwaan. Gak ada jaminan dari siapa pun kalo kamu masih bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan tahun depan. So, jangan sia-siakan Ramadhan kali ini dengan beribadah secara asal. Maksimalkan amalmu dengan hal-hal positif untuk menabung pahala buat bekal di akhirat nanti. Ingat, pahala berlipat ganda menanti kita loh di bulan mulia ini. So, ayo berlomba-lomba dalam kebaikan dengan garis finish di surga-Nya kelak, insya Allah. [voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!