Ahad, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 29 Juni 2014 12:21 wib
10.638 views
Smart Teen, Perhatikan Iman Kita
Sahabat Voa Islam yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Taala,
Ketika itu, Allah menyuruh malaikat untuk bersujud kepada Adam as. para malaikat pun bersujud seraya memenuhi perintah Allah. Namun, ada satu makhluk yang enggan untuk sujud kepada Adam as., ialah iblis. Iblis tidak mau bersujud kepada Adam as. karena merasa bahwa dirinya lebih mulia dibandingkan Adam as. Padahal, yang memerintahkan dia untuk bersujud pada Adam as, adalah Allah, Tuhan yang menciptakannya dari api.
Karena kesombongannya itulah iblis diusir oleh Allah dari surga-Nya, kemudian dimasukkan ke dalam neraka. Iblis pun keluar dari surga-Nya, dengan memohon penangguhan kehidupannya sampai hari kiamat tiba. Selain meminta penangguhan atas dirinya, iblis pun berjanji akan menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Iblis berjanji, akan menuntun manusia kepada kekufuran, agar manusia jauh dari Allah, agar manusia tak mengenal Tuhannya.
Inilah yang dilakukan oleh iblis sejak penciptaan manusia. Iblis senantiasa menggoda manusia agar mengikuti jalan kesesatan, dan menjauhi jalan kebenaran. Iblis selalu berusaha memalingkan manusia dari jalan yang diridhoi oleh-Nya, kepada jalan yang dimurkai-Nya.
Allahu akbar
Akhir-akhir ini, betapa banyak orang yang telah disesatkan iblis dari jalan kebenaran. Mereka sesumbar atas nama kebebasan, lalu dengan itu mereka mulai menyingkirkan nilai-nilai ilahiyah dalam kehidupan. Sungguh celakalah orang yang demikian. Ironisnya, sebagian dari mereka adalah para intelektual muda, yang rela menghabiskan hampir separuh usianya untuk menyelami ilmu ke benua eropa dan amerika. Namun sayang, ilmu yang mereka dapatkan bukan untuk mengantarkan manusia menuju kemuliaan, melainkan menuju kehinaan.
Syeikh A’idh Al-Qarni mengatakan “manakala kita berlepas diri dari agama islam ini, otomatis kita telah berlepas diri dari kemuliaan, keaslian, kejayaan, dan keagungan kita”.
Orang-orang yang telah teracuni imannya, sesunggunya mereka itu telah menukar kehidupan akhiratnya hanya demi dunia yang semu. Mereka berfatwa dengan al-Qur’an, dan mengkaitkannya dengan ajaran-ajaran kebebasan. Padahal kebebasan yang mereka gembar-gemborkan, tak lain hanyalah jebakan syaitan guna merusak generasi islam. Mereka mengatakan bahwa ajaran al-Qur’an perlu direvisi, mereka mengatakan bahwa homo dan lesbi adalah hak asasi, mereka mengatakan bahwa pelacuran adalah provesi yang mesti dilindungi. Inilah jiwa-jiwa yang rusak imannya. Iblis telah masuk ke dalam hatinya, menguasai fikirannya, dan merusak akalnya. Hatinya selalu diliputi syak (keragu-raguan) tentang agama Allah. Mereka mencibir syariat Allah yang mulia, serta mengagung-agungkan syariat orang yahudi dan nasrani.
Berhati-hatilah saudaraku, janganlah sampai kita memiliki keraguan kepada agama yang mulia ini. Jangan sampai kita tertipu oleh ucapan manis yang dikeluarkan oleh mulut-mulut mereka. Jangan sampai kita terjebak oleh bujuk rayu syetan, yang akan menyeret kita kepada lembah kesesatan.
Kita harus banyak-banyak berkaca pada diri sendiri. sudah sejauh mana kita memahami agama ini, sudah sejauh mana kita meneladani sifat Rasulullah saw. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang memusuhi syariat-Nya, meskipun mengaku sebagai seorang yang berislam. Jangan sampai kita membenci apa yang dibawa oleh Rasul-Nya, padahal kita mengaku sebagai umatnya.
Yakinilah, kelak semua manusia akan kembali dibangkitkan, semua manusia dikumpulkan jadi satu. Amal ibadah kita ditimbang satu per-satu, perbuatan buruk kita ditimbang satu per-satu. Allah akan mengembalikan tubuh ini, baik tubuh yang taat ataupun yang bermaksiat. Kemudian, Dia akan memberikannya nikmat sebagaimana yang didapat oleh roh yang beriman, dan akan menimpakannya azab kepada roh yang bermaksiat.
***
Keimanan yang kuat akan mengantarkan kita pada ketaatan kepada Allah. Keimanan yang kuat, akan menuntun langkah kita pada kebaikan. Keimanan jua lah yang mengantarkan Umair bin Hammam ra. kemedan peperangan, padahal waktu itu ia sedang memakan buah kurma.
Sebelum genderang perang ditabuh, tiba-tiba Rasulullah memaklumatkan kondisi yang sangat kritis, Rasulullah bersabda “Wahai para ahli Badar, sesungguhnya Allah telah memperhatikan kalian, lalu Dia berfirman : “Lakukanlah apa saja yang kalian kehendaki, sesungguhnya Aku telah mengampuni sekalian” Demi Allah tidaklah antara kalian dengan surga, selain daripada mereka membunuh kalian” (HR.Bukhari)
“Wahai Rasul”, Umair bin Hammam bertanya, “apakah jarak antara aku dengan surga adalah mereka membunuhku ?” Rasullullah menjawab “Ya”.
Mendengar jawaban dari manusia mulia itu, bergegaslah Umair bin Hammam mengambil pedangnya, dan menghamburkan kurma yang ada di tangannya seraya berkata : La ilahaillallah. Ya Allah ambillah darahku pada hari ini, sehingga Engkau ridha kepadaku”. Umair bin Hamman pun Syahid dalam peperangan tersebut.
Allahu Akbar.
Inilah iman, keyakinan terhadap syariat-Nya yang dibawa oleh utusan-Nya, Nabi Muhammad saw. Meskipun mereka (orang yang sakit imannya) mencibir dan terus mengakatan bahwa “syariat islam adalah syariat yang kolot, syariat yang tak membawa kemajuan bagi peradaban manusia”. Itulah sebagian perkataan orang-orang yang rusak imannya, sekalipun mereka memiliki gelar dunia yang tinggi, tapi tetap saja, tidak akan menjadikan mulia dimata Allah swt.
Maka dari itu, perbaikilah iman kita, dengan mendekatkan diri kita kepada sang pencipta, memohon dijauhkan dari keimanan yang rapuh, imannya orang-orang munafik.
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." (Al Baqarah:14)
Itulah hakikat orang munafik yang telah rusak imannya. Mereka mengaku sebagai orang yang beriman hanya untuk mengelabui umat islam. Muhammad Ibnu ishaq mengatakan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad dari Ikrimah atau Sa’id Ibnu Jubair dari Ibnu Abbas mengenai Firman-Nya “Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka” yakni yang terdiri dari kalangan orang-orang Yahudi, yaitu mereka menganjurkan untuk berdusta dan menentang apa yang dibawa oleh Rasulullah saw.
Allahu Akbar ! Semoga Allah senantiasa menjaga iman kita dari imannya para munafikkun.
Pengirim : Mustaqim Aziz
@mustaqimaziz2
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!