Selasa, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 21 November 2023 14:28 wib
7.116 views
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh: 'Kami Hampir Mencapai Kesepakatan Gencatan Senjata'
DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Pemimpin Hamas mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa (21/11/2023) bahwa kelompok Palestina hampir mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel, bahkan ketika serangan mematikan di Gaza terus berlanjut dan roket ditembakkan ke Israel.
Pejabat Hamas “hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata” dengan Israel dan kelompok tersebut telah menyampaikan tanggapannya kepada mediator Qatar, kata Ismail Haniyeh dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters oleh ajudannya.
Pembicaraan tersebut mengenai gencatan senjata sementara untuk mengatur masuknya bantuan ke Jalur Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan, kata pejabat Hamas Izzat el Reshiq kepada TV al Jazeera pada hari Selasa.
“Perjanjian yang diharapkan akan mencakup pembebasan sandera perempuan dan anak-anak Israel dengan imbalan pembebasan anak-anak dan perempuan Palestina di penjara-penjara pendudukan,” tambahnya.
Rincian gencatan senjata akan diumumkan oleh pejabat Qatar, kata el Reshiq.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang ketentuan perjanjian potensial tersebut.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Senin bahwa dia yakin kesepakatan sudah dekat. “Sekarang kita lebih dekat dibandingkan sebelumnya,” kata juru bicara Gedung Putih John Kirby tentang perjanjian yang bertujuan untuk menjamin pembebasan beberapa sandera yang ditahan di Gaza dan jeda dalam pertempuran yang akan memungkinkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke daerah kantong yang terkepung.
Hamas menyandera sekitar 240 orang selama serangannya pada 7 Oktober di Israel yang menewaskan 1.200 orang.
Mirjana Spoljaric, presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), bertemu Haniyeh di Qatar pada hari Senin untuk “mengajukan masalah kemanusiaan” terkait konflik tersebut, kata ICRC yang berbasis di Jenewa dalam sebuah pernyataan. Dia juga bertemu secara terpisah dengan pihak berwenang Qatar.
ICRC mengatakan pihaknya bukan bagian dari perundingan yang bertujuan untuk membebaskan para sandera, namun sebagai perantara yang netral, ICRC siap “memfasilitasi pembebasan di masa depan yang disetujui oleh para pihak.”
Pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan telah beredar selama berhari-hari. Reuters melaporkan pekan lalu bahwa mediator Qatar sedang mengupayakan kesepakatan bagi Hamas dan Israel untuk menukar 50 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata tiga hari yang akan meningkatkan pengiriman bantuan darurat ke warga sipil Gaza, mengutip seorang pejabat yang mendapat penjelasan tentang pembicaraan tersebut.
Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat Michael Herzog mengatakan dalam program ABC “This Week” pada hari Ahad bahwa ia mengharapkan kesepakatan “dalam beberapa hari mendatang” sementara Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani mengatakan bahwa poin-poin penting yang tersisa “sangat kecil.” .”
Kesepakatan sudah hampir tercapai sebelumnya.
“Negosiasi sensitif seperti ini bisa gagal pada menit-menit terakhir,” kata wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jon Finer dalam program “Meet the Press” NBC pada hari Ahad. “Tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati.”
Hingga kini militer Zionis Israel masih membombardir Jalur Gaza melalui darat dan udara sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Ribuan bangunan seperti rumah sakit, sekolah, masjid dan gereja rusak atau bahkan hancur akibat serangan Zionis Israel.
Pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya 13.300 warga Palestina telah terbunuh, termasuk setidaknya 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita, akibat pemboman Zionis Israel yang tak henti-hentinya.
Hamas mengatakan melalui akun Telegramnya pada hari Senin bahwa mereka telah meluncurkan rentetan rudal ke Tel Aviv. Para saksi juga melaporkan roket ditembakkan ke Israel tengah.
Rumah sakit berisiko
Kantor berita Palestina WAFA mengatakan pada hari Selasa setidaknya 17 warga Palestina tewas dalam pemboman Israel di kamp Nuseirat di Gaza tengah pada tengah malam.
Belum ada komentar langsung dari Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa setidaknya 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat tembakan ke kompleks Rumah Sakit Indonesia, yang dikepung oleh tank-tank Israel.
Pejabat kesehatan mengatakan 700 pasien dan staf berada di bawah serangan Israel.
WAFA mengatakan fasilitas di kota Beit Lahia di timur laut Gaza, yang didanai oleh organisasi Indonesia, telah terkena serangan artileri. Staf rumah sakit membantah ada militan bersenjata di tempat tersebut. (Aby)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!