Kamis, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 21 September 2023 15:30 wib
8.500 views
MBS Akui Arab Saudi 'Semakin Dekat' Lakukan Normalisasi Hubungan Dengan Israel
RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Pemimpin de facto Arab Saudi mengatakan pada hari Rabu (20/9/2023) bahwa normalisasi bersejarah hubungan dengan Israel semakin “dekat”, dan ia juga memperingatkan bahwa kerajaannya akan mencari senjata nuklir jika musuhnya, Iran, terlebih dahulu mendapatkannya.
Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS)membantah dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa Saudi telah menunda pembicaraan yang ditengahi AS dengan Israel.
“Setiap hari kami semakin dekat,” kata sang pangeran, yang secara luas dipandang sebagai pemimpin kerajaan.
Namun dia mengklaim kerajaan tersebut mengupayakan lebih banyak kemajuan dalam menjamin hak-hak warga Palestina, sementara pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus mengupayakan permukiman di Tepi Barat yang diduduki.
“Bagi kami, masalah Palestina sangat penting. Bagian itu perlu kita selesaikan,” klaimnya, menurut petikan wawancara yang dirilis Fox News.
Israel telah menormalisasi hubungan dengan lima negara Arab, namun pengakuan Arab Saudi dipandang sebagai hadiah bersejarah dalam diplomasi Timur Tengah, karena peran kerajaan tersebut sebagai penjaga dua situs paling suci umat Islam.
Baik Israel dan Arab Saudi, serta negara-negara Arab lainnya, sama-sama bermusuhan terhadap Iran, negara yang mayoritas penduduknya menganut paham Syi'ah dan sering menjadi saingan Saudi.
Dalam wawancara tersebut, putra mahkota, yang paling dikenal dengan inisial MbS, memperbarui peringatan bahwa Arab Saudi akan membuat senjata nuklir jika Iran melakukannya.
“Jika mereka mendapatkannya, kita harus mendapatkannya,” katanya.
Arab Saudi telah mencari jaminan keamanan, termasuk perjanjian, dengan Amerika Serikat sebagai imbalan atas normalisasi hubungan dengan Israel.
Iran tidak mau mengakui tengah berupaya membuat senjata nuklir namun telah melanggar batasan yang disepakati mengenai pengayaan uranium sejak mantan presiden Donald Trump meninggalkan perjanjian internasional tahun 2015 untuk membatasi program nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi.
Israel adalah satu-satunya negara yang memiliki senjata nuklir di kawasan ini, meskipun negara tersebut tidak mengumumkan.
Presiden Joe Biden membahas Arab Saudi dalam pertemuan dengan Netanyahu di sela-sela Majelis Umum PBB.
Rencana diplomatik pemerintahan Biden di Timur Tengah telah diguncang oleh ketegangan hubungan dengan Netanyahu, yang di dalam negerinya dituduh oleh para penentangnya merusak demokrasi Israel melalui reformasi peradilan yang luas.
Pemerintah AS secara historis memiliki hubungan dekat dengan kepemimpinan Saudi, namun hubungan tersebut juga dilanda kontroversi mengenai peran MBS, menurut intelijen AS, dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, seorang warga AS.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dalam wawancara dengan ABC News pada hari Rabu, mengatakan bahwa normalisasi antara Arab Saudi dan Israel akan menjadi “peristiwa transformatif.”
“Khususnya menyatukan kedua negara ini akan mempunyai dampak yang kuat dalam menstabilkan kawasan, dalam mengintegrasikan kawasan, dalam menyatukan masyarakat, dan tidak membuat mereka saling bermusuhan,” kata Blinken.
Namun dia mengakui bahwa “sulit untuk sampai ke sana.” (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!