Senin, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Januari 2022 21:30 wib
3.329 views
Tentara Burkina Faso Memberontak, Tahan Presiden Kabore Di Sebuah Kamp Militer
OUAGADOUGOU, BURKINA FASO (voa-islam.com) - Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kabore telah ditahan di ibu kota, Ouagadougou, oleh tentara yang memberontak, sumber keamanan dan tentara di negara itu melaporkan pada hari Senin (24/1/2022).
Pejabat pemerintah tidak segera menanggapi laporan tersebut.
Berita itu dikonfirmasi oleh koresponden DW Afrika Barat Amaka Okoye, yang mengatakan penahanan presiden tampaknya terjadi di tengah beberapa kekerasan.
"Pasti ada pertempuran, karena ada kendaraan lapis baja ... dari kepresidenan yang ditembaki," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa masih belum jelas siapa yang mengendalikan negara dan situasinya kacau balau. Sebuah pernyataan dari tentara pemberontak yang akan dirilis pada hari Senin mungkin membawa lebih banyak kejelasan, katanya.
Pemerintah di negara Afrika Barat itu, bagaimanapun, berusaha untuk menenangkan kekhawatiran tentang kudeta militer potensial setelah tembakan terdengar di dekat kediaman presiden pada hari Ahad.
Menyadari situasi keamanan yang buruk, Kedutaan Besar Prancis di Burkina Faso pada hari Senin menyarankan warganya untuk tidak pergi ke luar dan mengatakan sekolah-sekolah Prancis di negara itu akan ditutup setidaknya sampai Selasa.
Laporan yang membingungkan
Ada laporan yang saling bertentangan tentang keberadaan Kabore yang beredar di kalangan keamanan dan diplomatik pada hari Senin, kata Reuters.
Menurut kantor berita AFP, sumber keamanan mengatakan presiden ditahan di kamp militer Sangoule Lamizana di ibu kota.
Laporan dari negara tersebut tetap sulit untuk diverifikasi karena kualitas koneksi telepon yang buruk dan pemadaman internet seluler sejak Minggu.
Dalam perkembangan lain, tentara dengan mengenakan balaclavas terlihat di luar TV pemerintah negara itu pada hari Senin oleh seorang jurnalis dari kantor berita AFP. Tidak jelas apakah mereka setia kepada pemerintah dan melindungi situs atau dari pihak pemberontak.
Kekecewaan yang meluas
Pemerintah Kabore telah menghadapi protes yang berkembang terhadap penanganan pemberontakan jihadis yang mematikan di negara itu.
Kabore, yang telah berkuasa sejak 2015, terpilih kembali pada 2020 dengan janji untuk menjadikan memerangi jihadis sebagai prioritas utama.
Namun dia dan pemerintahnya sejak itu menghadapi tuduhan tidak bertindak karena warga sipil dan tentara terus dibunuh oleh para jihadis , beberapa di antaranya terkait dengan "Islamic State" dan Al-Qaidah.
Selama berminggu-minggu, presiden telah menjadi sasaran protes jalanan reguler yang menuntut dia mundur.
Sekitar 1,5 juta dari 21 juta penduduk negara itu dianggap sebagai pengungsi internal dan lebih dari 6.000 orang telah tewas sejak pemberontakan dimulai enam tahun lalu.
Terlepas dari sumber daya emasnya, negara ini juga merupakan salah satu yang termiskin di dunia dan menempati peringkat 182 dari 189 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia PBB. (DW)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!