Ahad, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Mei 2017 15:45 wib
7.427 views
Donald Trump Ingin Sanksi yang Lebih Keras Terhadap Korea Utara
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump telah meminta sanksi yang lebih keras terhadap Korea Utara setelah negara itu menembakkan sebuah "proyektil tak dikenal" yang dianggap sebagai rudal balistik.
"Biarlah provokasi terbaru ini menjadi seruan bagi semua negara untuk menerapkan sanksi yang jauh lebih kuat terhadap Korea Utara," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Ahad (14/5/2017) menambahkan bahwa negara tersebut "telah menjadi ancaman yang mencolok terlalu lama."
Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Pyongyang meluncurkan rudal tersebut dari Provinsi Pyongan pada pukul 5:27 pagi pada hari Ahad. Komando Pasifik AS juga mengkonfirmasi peluncuran rudal tersebut.
Setelah terbang diatas ketinggian 700 kilometer, rudal tersebut mendarat di Laut Jepang (Laut Timur) yang dikelilingi oleh semenanjung Korea, Jepang dan Rusia timur jauh.
Rudal tersebut berdampak "begitu dekat dengan tanah Rusia ... presiden tidak dapat membayangkan bahwa Rusia senang," kata Gedung Putih.
Setelah mengikuti uji coba rudal tersebut, Penasehat Keamanan Nasional AS H.R. McMaster berbicara dengan kepala keamanan nasional Korea Selatan, Kim Kwan-jin, menurut kantor kepresidenan Korea Selatan.
Keduanya setuju untuk meningkatkan kerja sama untuk melakukan denuklirisasi Korea Utara, kata kantor tersebut.
Korea Utara sudah berada di bawah beberapa set sanksi internasional atas program rudal nuklir dan balistiknya.
Sanksi tersebut, bagaimanapun, telah berbuat banyak untuk mencegah negara itu mencapai ambisi nuklir dan misilnya, yang oleh Pyongyang dianggap sebagai penghalang terhadap kemungkinan invasi oleh musuh-musuhnya.
Pada tanggal 4 Mei, Dewan Perwakilan Rakyat AS mengeluarkan sanksi baru terhadap Pyongyang, yang menargetkan industri ekspor dan perkapalan negara tersebut.
Sanksi itu melarang kapal yang dimiliki atau disewa oleh Korea Utara untuk beroperasi di perairan AS atau berlabuh di pelabuhan AS.
Juga, Departemen Keuangan AS mengatakan sedang mempertimbangkan semua alat yang tersedia untuk menolak akses Korea Utara ke sistem keuangan internasional.
"Kami sedang menyuguhkan semua alat di gudang senjata kami, termasuk program yang berasal dari kantor TFI (Terorisme dan Intelijen Keuangan) dan kantor OFAC (Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri) dan yang serupa untuk menghentikan mereka," kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan kepada para Wartawan Sabtu
"Kami tidak mengomentari sanksi masa depan, tapi kami jelas akan mempertimbangkan setiap alat di gudang senjata kami untuk memerangi aktivitas terlarang dan pendanaan teror," pejabat tersebut mengatakan beberapa jam sebelum Korea Utara melepaskan rudal balistik lainnya. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!