Kamis, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 11 Desember 2014 16:15 wib
4.453 views
AS Akhiri Operasi di Penjara Kontroversial Baghram Afghanistan
KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Amerika Serikat menutup fasilitas penahanan Bagram pada Rabu (10/12/2014) dan tidak lagi memiliki hak menjaga setiap tahanan di Afghanistan, Departemen Pertahanan AS mengklaim.
AS membebaskan tiga tahanan terakhir dari penjara terkenal Bagram yang berganti nama menjadi Pusat Penahanan Parwan di Afghanistan, mengakhiri operasi mereka di setiap penjara mereka di negara itu setelah lebih dari satu dekade perang melawan mujahidin .
Dua dari tahanan, termasuk Redha al-Najar, dipindahkan ke tahanan Afghanistan untuk kemungkinan penuntutan, sedangkan orang ketiga tidak dianggap ancaman dan mencari penempatan di negara lain. Pada tahun 2002, al-Najar adalah korban tehnik "interogasi disempurnakan" oleh CIA, menurut laporan Komite Intelijen Senat yang baru dirilis.
Salah satu "situs hitam" CIA yang disebut dalam laporan senat setebal 500-halaman, di mana langkah-langkah seperti "makan dubur" ditimpakan pada para tahanan, adalah fasilitas yang dikenal sebagai "Salt Pit," yang terletak di luar Pangkalan Udara Bagram.
Laporan itu mengatakan al-Najar, mantan pengawal Syaikh Usamah bin Ladin, yang ditahan di penjara "Lubang Garam" dimana interogasinya termasuk "isolasi dalam kegelapan total; menurunkan kualitas makanan; membiarkannya dalam suhu dingin, memainkan musik 24 jam sehari dan menjaga dia terbelenggu dan tertutup kepalanya. "
Al-Najar juga mengatakan ia dibiarkan menggantung, dengan pergelangan tangannya diborgol ke jeruji diatas kepala selama 22 jam sehari selama dua hari, harus memakai popok dan tidak memiliki akses ke fasilitas toilet.
Setelah satu bulan, laporan Senat mengatakan, al-Najar adalah "jelas pria yang rusak" dan "nyaris rusak total."
Laporan Senat mengutip kabel CIA yang mengatakan al-Najar bersedia melakukan apa pun yang diminta para petugas CIA setelah berbagai penyiksaan yang dilakukan kepadanya.
Partisipasi militer AS dalam intgerogasi dilarang karena dipandang sebagai risiko bagi personil militer.
Para pejabat AS mengklaim telah bekerja untuk mentransfer semua tahanan yang tersisa sebelum akhir tahun ini, ketika misi tempur AS berakhir.
Dalam sebuah pernyataan, hari Rabu, Letnan Kolonel Myles Caggins, juru bicara Pentagon, mengatakan bahwa setelah penelaahan secara seksama, AS telah memindahkan tiga warga negara terakhir yang ditahan dalam penahanan AS tersebut kepada Afghanistan.
"Departemen Pertahanan tidak lagi mengoperasikan fasilitas penahanan di Afghanistan atau mempertahankan hak menjaga setiap tahanan," katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah Afghanistan akan bertanggung jawab atas setiap fasilitas penahanan.
Pada Maret 2013, pasukan Afghanistan mengambil kontrol penuh atas penjara yang terkenal Baghram dari AS, menggantinya namanya menjadi Parwan, dan menempatkannya di pangkalan udara militer luas AS. Meski demikian AS tetap bertanggung jawab atas para tahanan asing.
Pengelolaan AS atas penjara Bagram, sekitar 40 kilometer di luar Kabul, telah sangat kontroversial.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan pemerintah AS melakukan pelecehan para tahanan di fasilitas tersebut, dan laporan militer AS menemukan bahwa dua tahanan dipukuli sampai mati pada tahun 2002. (st/dawn)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!