Ahad, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 7 Desember 2014 15:45 wib
7.413 views
Mendagri Prancis: Ancaman Mujahidin di Eropa adalah Nyata
BRUSSELS, BERLGIA (voa-islam.com) - Ancaman serangan oleh mujahidin di Eropa adalah "nyata" dan negara-negara Uni Eropa harus tetap mengerahkan semua upaya untuk melawan itu, menteri dalam negeri Prancis Bernard Cazeneuve memperingatkan hari Jum'at (5/12/2014).
Pernyataan itu disampaikan di tengah tanda-tanda bahwa jumlah mujahid yang meninggalkan Eropa untuk berjihad di Irak dan Suriah terus meningkat, meningkatkan kekhawatiran bahwa beberapa petempur tangguh akan kembali ke negara asal mereka dan siap untuk melakukan serangan.
"Ada risiko yang nyata hari ini dan yang membutuhkan mobilisasi umum," kata Cazeneuve setelah pertemuan dengan para menteri dalam negeri Uni Eropa di Brussels untuk membahas ancaman mujahidin asing.
Seorang pejabat Eropa mengatakan kepada AFP tanpa menyebut nama bahwa "serangan di wilayah Eropa sangat mungkin."
Sumber lain Eropa menambahkan: "Motif untuk bergabung dalam jihad akan terus berlanjut selama konflik di Suriah dan Irak berlangsung."
Cazeneuve mengatakan bahwa di Prancis jumlah orang yang terlibat dalam jaringan mujahidin telah melonjak 89 persen sejak awal tahun.
Sekitar 1.150 warga Prancis merupakan bagian dari jaringan tersebut, termasuk 300-350 di lapangan, lebih dari 50 orang yang telah gugur dan sekitar 200 orang yang telah kembali ke Prancis. Sisa jaringan itu melibatkan para perekrut dan pendukung.
Kepala kontra-terorisme Uni Eropa Gilles de Kerchove mengatakan jumlah orang Eropa yang bergabung mujahidin di Suriah dan Irak sekitar 3.000 orang.
De Kerchove mengatakan beberapa pejabat keamanan takut bukan terhadap serangan terkoordinasi skala besar yang tidak terlalu banyak, seperti serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, tapi sesuatu yang lebih seperti serangan di museum Yahudi di Brussels yang menewaskan empat orang pada bulan Mei.
"Setiap negara bekerja untuk menggagalkan serangan di wilayahnya," kata Cazeneuve.
"Kami melakukannya di Prancis. Ada operasi, penangkapan ... setiap hari untuk menghindari hal itu terjadi," katanya.
"Saya sudah terbiasa dengan mengatakan bahwa tindakan pencegahan nol resiko hingga 100 persen, tapi 100 persen tindakan pencegahan tidak mengurangi risiko menjadi nol."
Parlemen Perancis bulan lalu mengadopsi hukum anti-terorisme yang melarang orang meninggalkan negara itu jika mereka diduga berusaha berjihad di Suriah.
Cazeneuve, seperti de Kerchove, mendukung langkah-langkah lain untuk melawan masalah mujahidin asing.
Meskipun lama ditolak oleh Parlemen Eropa, satu ide itu adalah untuk menyetujui sistem Rekam Nama Rekam Penumpang (PNR) Eropa, yang memungkinkan negara-negara untuk bertukar data pada semua penumpang maskapai penerbangan yang terutama dapat membantu melacak calon mujahidin.
"Kita perlu kompromi. Kita harus lebih baik menggabungkan kekhawatiran parlemen, yang sah mengenai perlindungan data pribadi," kata Cazeneuve.
"Setelah jaminan yang diberikan untuk melindungi data tersebut, parlemen Eropa sebagai balasannya harus menerima gagasan bahwa memerangi terorisme tanpa PNR Eropa jauh lebih sulit daripada jika kita memiliki semua alat itu untuk melakukannya," katanya. (an/ahram)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!