Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.535 views

Islam Sebagai Manhaju Al Hayah

 

Oleh:

Dr. Samsul Basri, S.Si, M.E.I

 

Allah Azza Wa Jalla berfirman,

هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ 

 Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (QS. At Taubah (9): 33)

 

Penjelasan Ayat

Pada ayat sebelumnya Allah mengabarkan bahwasanya ahlu al kitab sangat berkeinginan untuk menghilangkan atau menghapus eksistensi agama Allah yaitu Islam. Ahlu al kitab yang dimaksudkan adalah para rahib dan pendeta dari kalangan Yahudi dan Nashrani. Mereka dengan kefasihan lisan mereka dalam beretorika, berupaya kuat memutar balikkan fakta demi mendustakan kebenaran ajaran Islam dan menyebarkan berita hoax tentangnya. Dan Allah tidak mengizinkan dan tidak meridhai upaya dan makar busuk mereka itu melainkan Dia justru menyempurnakan agama-Nya itu (Islam) dan menampakkannya kepada manusia.

Maka pada ayat ini, Allah mengabarkan bahwa cara Allah menjaga dan menyempurnakan ajaran Islam sekaligus merendahkan dan mempermalukan mereka adalah dengan mengutus rasul-Nya Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan al huda (petunjuk) yaitu al-Qur’an, dan dengan dinu al haq (agama Islam), untuk dimenangkannya dari semua agama, meskipun orang-orang kafir dan kaum musyrik membeci hal tersebut.

Menurut Imam An Nawawi rah.a arti dari syirik dan kafir terkadang dimutlakkan sebagai satu makna yang sama yaitu kekufuran terhadap Allah, dan terkadang dibedakan makna dari keduanya. Arti dari syirik dikhususkan karena adanya penyembahan kepada berhala-berhala atau makhluk-mkhluk lainnya disamping pengenalannya dan penyembahannya kepada Allah. Sehingga kekufuran itu lebih umum maknanya dari makna kesyirikan.[1]

Menurut Syaikh bin Baz rah.a kekufuran itu karena berpaling dari al-haq (kebenaran) dan menutup-nutupinya atau menyembunyikannya. Seperti meninggalkan kewajiban shalat, kewajiban puasa di bulan ramadhan, kewajiban zakat, kewajiban haji bagi yang mampu, dan kewajiban berbakti kepada orang tua. Sebaliknya, menutupi keharaman perbuatan zina, menghalalkan mengkonsumsi khamr, dlsb. Sedangkan kesyirikan memalingkan sebagian ibadah kepada selain Allah, seperti perbuatan istighatshah kepada penghuni kubur, kepada jin, kepada bintang, dlsb.[2]

Sehingga istilah kafir bisa dimutlakkan untuk setiap yang melakukan perbuatan syirik dan demikian pula sebaliknya, istilah syirik bisa dimutlakkan sebagai perbuatan kekafiran. Perhatikan firman Allah Azza Wa Jalla berikut ini,

وَمَن يَدۡعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرۡهَٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦٓۚ إِنَّهُۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلۡكَٰفِرُونَ 

Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (QS. Al-Mukminun (23): 117)

…ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ لَهُ ٱلۡمُلۡكُۚ وَٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ مَا يَمۡلِكُونَ مِن قِطۡمِيرٍ . إِن تَدۡعُوهُمۡ لَا يَسۡمَعُواْ دُعَآءَكُمۡ وَلَوۡ سَمِعُواْ مَا ٱسۡتَجَابُواْ لَكُمۡۖ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يَكۡفُرُونَ بِشِرۡكِكُمۡۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثۡلُ خَبِير 

)13(  … Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (14)  Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (QS. Fathir (35): 13-14)

Dengan memperhatikan dua ayat di atas, perbuatan berdoa atau menyembah kepada selain Allah pada surat fathir (35) ayat 13-14 disebut dengan syirik, sedangkan pada surat al mukminun (23) ayat 117 disebut dengan kafir.

Kembali pada surat At Taubah (9) ayat 33, Ibnu katsir rah.a dalam tafsirnya menjelaskan bahwa al huda (petunjuk) adalah Al-Qur’an, berita kebenaran, iman yang shahih, dan ilmu yang bermanfaat yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Adapun dinu al haq (agama yang benar)adalah Islam berupa amal perbuatan yang shahih dan bermanfaat di dunia dan di akhirat.

Merujuk pada firman Allah di surat an-Nahl (16) ayat 89,

 …وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

Ada empat alasan mengapa Al-Qur’an menjadi sumber manhaju al hayah (kurikulum hidup manusia):

Pertama, Al-Qur’an adalah tibyaanan likulli syai-in (penjelasan segala sesuatu). Maksudnya adalah al-Qur’an itu sebagai penjelasan dan jawaban atas segala persoalan kemanusiaan.

Kedua, Al-Qur’an adalah hudan (petunjuk). Petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini agar terbebas dari kekeliruan, kesalahan dan kesesatan.

Ketiga, Al-Qur’an adalah rahmah (kebaikan yang berlimpah). Bahwa dengan mengikuti dan menjalankan petunjuk al-Qur’an akan mendapatkan kebaikan yang berlimpah dan kasih sayang Allah meliputi mereka.

Keempat, Al-Qur’an adalah busyra (kabar gembira). Kabar gembira bagi siapa saja yang tunduk kepada Allah, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan menjalani hidup berdasarkan petunjuk al-Qur’an akan memperoleh busyra (kabar gembira).

Dalam interaksinya dengan Al Qur’an, manusia dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagaimana pengelompokan di awal-awal surat Al Baqarah yaitu kelompok Mukminun (orang-orang yang beriman), kelompok Kaafirun (orang-orang yang kafir), dan kelompok Munaafiqun (orang-orang yang munafik).

Menafsirkan firman Allah, لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِ(untuk memenangkannya di atas segala agama) Ibnu katsir menegaskan bahwa penggalan ayat ini adalah jaminan dari Allah Azza Wa Jalla bahwa Islam dan ajarannya akan menjadi pemenang di atas semua agama di muka bumi ini. Juga seperti yang disabdakan oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

إن الله زوالي الأرض مشارقها ومغاربها وسيبلغ ملك أمتي ما زوي لي منها

Sesungguhnya Allah menghimpunkan untukku bumi, Timur dan Baratnya, dan kelak kekuasaan ummatku akan mencapai wilayah yang dihimpunkan untukku. (HR. Muslim)

Pembahasan tentang al dien, secara bahasa memiliki banyak makna diantaranya bermakna hutang, seperangkat aturan, adat istiadat, pola hidup, pembalasan, ketaatan, dan yang senada dengan makna-makna tersebut. Menurut Syed Muhammad Naquib Al Attas makna dien dapat dipadatkan menjadi empat makna utama yaitu, (1) keberhutangan; (2) ketundukan; (3) kekuatan hukum; dan (4) kehendak hati atau kecenderungan alamiah.

 

Hikmah dan Pelajaran

Pertama, secara umum ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam  diantaranya adalah surat At-Taubah ayat 33 adalah bahwa selain untuk dibaca secara baik dan benar juga adalah untuk ditadabburi dan diimplementasikan dalam kehidupan, sebagaimana firman Allah,

كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَك لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ 

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shad (38): 29)

Kedua,ayat ini berisi kabar gembira dan penguatan bagi umat Islam terutama bagi para da’i yang mendakwahkannya dan bagi yang mengamalkan ajarannya bahwa Allah telah menjanjikan dan menjamin Islam sebagai ajaran yang sempurna dan menjadi pemenang di atas semua agama. Sehingga umat Islam harus yakin tanpa keraguan sedikitpun terhadap Allah yang Maha menepati janji.

Ketiga,  Allah Azza Wa Jalla telah mengutus Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam  bil huda wa dini al haqqi (dengan petunjuk dan dengan agama yang benar) kepada manusia. Dengan petunjuk manusia tertuntun dan menjadi teranglah jalan kebenaran yang harus ditapakinya dalam kehidupan. Dan dengan dienu al Islam manusia menjadi percaya diri menjalani hidup, menjadi tenang beribadah dan menjadi selamat hidupnya di dunia dan di akhirat. Karena Allah berfirman,

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. (QS. Ali Imran (3): 19)

لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِ

Untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, (QS. At taubah (9): 33)

Berdasarkan ayat ini, ketika Islam dibenturkan dengan adat istiadat di masyarakat, maka adat istiadat Islam adalah yang terbaik. Ketika dibenturkan dengan pola hidup dan gaya hidup manusia modern yang bervariasi dan tidak tetap maka Islam adalah pola hidup dan gaya hidup terbaik bagi manusia, dan ketika dibenturkan dengan ajara agama manapun maka ajaran Islam adalah ajaran yang terbaik sepanjang umur kehidupan manusia.

Keempat, Umat Islam harus selalu berhati-hati dan bersikap waspada terhadap kaum kafir terutama dari  kaum munafik yang tidak jantan menunjukkan kekafirannya. Karena fii quluubihim maradhun di hati-hati mereka terdapat penyakit, terutama penyakit kebencian di hati mereka terhadap Islam dan kaum muslimin. Dan mereka selalu lihai melihat celah dan licik untuk merusak citra Islam dan kaum muslimin. Karena itulah umat Islam tidak hanya dituntut untuk semangat dan sungguh-sungguh berhijrah (kembali kepada syariat Allah) tapi juga harus semangat dan sungguh-sungguh berjihad di jalan Allah untuk mendapatkan kemenangan dan kejayaan yang dijanjikan Allah Azza Wa Jalla, sebagaimana firman-Nya,

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أُوْلَٰٓئِكَ يَرۡجُونَ رَحۡمَتَ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ غَفُور رَّحِيم 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-baqarah (2): 218)

Dalam kaitannya dengan semangat dan kesungguhan berjihad, Ibnul Qayyim memetakan jihad menjadi empat tingkatan jihad:

(1) al jihadu ‘ala al nafsi (Jihad dalam memerangi dan menundukkan hawa nafsu). Yaitu jihad dengan ilmu, dengan amal shalih, dengan dakwah dan dengan sabar, sesuai dengan penekanan dan implementasi di surat al Ashr (103);

(2) al jihadu ‘ala al syaithani (Jihad melawan setan). Yaitu dengan sabar dan ilmu, karena setan hanya menyerang manusia dengan syahwat dan syubhat. Serangan setan dari syahwat hanya bisa ditameng dengan sabar, dan serangan setan dari syubhat hanya bisa ditameng dengan ilmu;

 (3) al jihadu ‘ala al kuffar wa al munaafiqien (Jihad melawan orang-orang kafir dan munafik). Yaitu jihad dengan harta dan diri melalui lisan, tulisan dan senjata;

(4) al jihadu ‘ala al munkarat wa al bid’at  (jihad melawan pelaku kemungkaran dan pelaku bid’ah). Yaitu dengan tangan (kekuasaan), dengan lisan (aturan tertulis), dan dengan hati (ketidakridhaan).

[1]Muhammad Shalih al Munajjid, al farqu baina al musyrikina wa al kuffar, [Online]: islamqa.com.

[2] Ibid.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X