Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.753 views

Kebenaran Itu Ternyata Simpel

 

Oleh:

Indah Noviariesta

Alumni jurusan Biologi, Untirta Banten, aktivis Gerakan Membangun Nurani Bangsa

 

KITA mengenal kata-kata orang bijak yang menyatakan bahwa, jika kita mampu mengobati semesta mikro yang ada di sekeliling kita, niscaya semesta makro akan mengalami kesembuhan dengan sendirinya. Kadang kita mengembara (travelling) ke mana-mana, tapi tak pernah terketuk untuk mengembara ke dalam diri. Kadang kita pun sibuk menilai dan membaca orang lain, tanpa ada kemauan untuk berusaha membaca diri.

Boleh jadi kita melakukan sesuatu yang secara kasat-mata dianggap besar dalam penilaian manusia, namun belum tentu itu berharga dalam pandangan Tuhan. Begitupun sebaliknya, mungkin saja kita melakukan sesuatu yang nampaknya kecil dan sepele, tapi ternyata cukup besar artinya di mata Tuhan.

Dalam perjalanan dari Cilegon menuju Rangkasbitung, Banten, saya pernah menyaksikan sepeda motor berhenti di sisi jalan, saat angin sedang menerpa kencang. Ketika dilihat pengendaranya, rupanya dia sedang bersusah-payah menggeser sebatang pohon yang baru roboh, dalam posisi melintang di tengah jalan. Sepanjang perjalanan itu saya merenung, betapa mulianya pekerjaan orang itu. Kalau dia mau, bisa saja dia biarkan batang pohon itu tergeletak di jalan, lantas mengambil gadget untuk memotretnya, kemudian mengambil gambar kemacetan panjang yang akan terjadi. Setelah itu, mengunggah (upload) ke media sosial sambil memaki-maki Pemda atau Dinas Perhubungan, dan seterusnya.

Saya percaya, sang pengendara motor itu, bila melihat insiden dadakan seperti menemukan balok di tengah jalan, kelapa yang jatuh, asap bekas bakaran, dia akan memilih untuk menyelamatkan nyawa banyak orang ketimbang sibuk mengunggah dan menyebarluaskan, serta mencari-cari siapa yang harus dipersalahkan.

 

Tipikal yang Berbeda

 

Ada juga tipikal manusia yang begitu obsesif ingin mengubah dunia. Kalau bicara memang terkesan menunjukkan dirinya harus melakukan hal-hal besar bagi perubahan makro Indonesia. Dia tidak menyadari bahwa pendekatan terpenting adalah persoalan nilai-nilai, hingga terjebak pada hal-hal yang sifatnya kasat-mata belaka. Dia seakan lupa bahwa tidak ada manusia yang menjadi besar dengan membesarkan ego-ego dan keangkuhan dirinya.

Kadang saya bertanya-tanya, mengapa banyak orang ingin menyelesaikan persoalan bangsa dengan pendekatan makrosopik melulu, dan bukan mikrosopik. Kita inginnya terlihat besar dan wah, padahal kita belum sempat mendeteksi inti dan esensi dari permasalahan yang sebenarnya. Kita lebih cenderung menghargai tokoh besar dengan kerja yang kecil, ketimbang orang kecil dengan hasil kerja yang besar. Di kalangan akademisi dan intelektual pun dikenal istilah “sindrom megalomania” yang cukup mengkhawatirkan. Tidak sedikit perguruan tinggi yang membanggakan nama besar almamaternya, padahal untuk bersaing di tingkat Asia saja kelimpungan setengah mati.

Kita semua harus berani membalik logika bahwa kebutuhan manusia saat ini semakin berorientasi kepada hal-hal yang sifatnya kecil, simpel, dan sederhana. Saat ini adalah era di mana kita harus mengulik sampai ke inti terkecil dari sesuatu yang besar. Kita harus berpikir ke dalam (inward), bukan lagi keluar (outward). Karena penyebab persoalan bangsa yang tak pernah kunjung usai, dikarenakan kita sibuk berpikir dalam skala makro, rumit, njelimet, mempersulit diri. Dan akar masalahnya, memang dibikin-bikin oleh ulah dirinya sendiri.

Misalnya, kita membaca karya sastra tentang lika-liku kehidupan masyarakat Kampung Jombang (Perasaan Orang Banten). Hal itu tak lepas dari problematika, bahwa suatu kampung tempat penulis itu lahir dan tumbuh, merupakan cermin dari skala makro kehidupan global semesta ini. Dengan mengulik lika-liku kehidupan di kampung Jombang, dengan sendirinya kita bicara tentang Indonesia secara keseluruhan. Dan jika kita bicara tentang Indonesia, dengan sendirinya kita juga bicara tentang pikiran semesta dalam skala makro.

Membaca dan meneliti karya semacam itu, kita lantas tidak sungkan untuk introspeksi dan berkaca diri, apakah kita ingin menjadi lebih baik, ataukah hanya sekadar ingin dipandang besar, senior, dan terkenal oleh pihak lain.

Memang sulit untuk disangkal dan dimungkiri, lantaran pikiran manusia hakikatnya dikendalikan oleh faktor terdalam yang kemudinya adalah kesadaran diri (self awareness). Solusi bagi peradaban masadepan adalah petualangan dan pengembaraan kita ke dalam diri, sebagai inti dari semua makhluk hidup, yakni lingkungan sekitar hingga ke sel-sel dan molekul dalam tubuh kita.

“Dan di dalam diri kamu sendiri, apakah kamu tidak memperhatikannya?” (adz-Dzariyat: 21)

 

Corona dan Delusi Paranoid

 

Banyak orang merasa tersinggung, ketika Menteri Kesehatan, dr. Terawan memperingatkan soal delusi paranoid yang menghinggapi bangsa akibat ramainya isu mengenai virus Corona. Padahal, sang menteri bicara apa adanya perihal delusi kejiwaan bangsa ini. Bahkan, jika Anda pernah membaca novel Pikiran Orang Indonesia (Hafis Azhari), novel tersebut berhasil mengulik akar sejarah dari maraknya delusi skizofrenia yang banyak diderita oleh bangsa ini.

Virus Corona hanyalah problem fisik. Belum menyangkut yang lebih terdalam, faktor psikis manusia. Jikapun tubuh manusia modern (milenial) diibaratkan sistem keamanan dalam tembok-tembok kerajaan yang rapuh, analogi seperti ini ada benarnya. Penyakit degeneratif yang menyerang sistem kekebalan tubuh kita, dikarenakan sehari-hari pergaulan hidup kita yang rentan terhadap penyakit. Makanan cepat saji, lemak, kolesterol, gula dan lain-lain. Di sisi lain, seberapa banyak dari anggota tubuh kita yang bergerak – kecuali jari tangan, leher dan bola mata – ketika berjam-jam kita menghadapi laptop, komputer, gadget dan perangkat teknologi lainnya.

Di samping tembok kerajaan yang rapuh, ditambah balatentara yang tertidur pulas. Sementara kekuatan musuh terus mencari-cari inovasi dan strategi baru, maka virus jenis apapun yang menyusup masuk sambil mendobrak benteng kerajaan, jelas mengagetkan semua pihak. Jangan sampai ada orang Indonesia mengalami sekadar bintik-bintik di lengannya, tapi karena tidak memahami, bahkan tak pernah mau mempelajarinya, tahu-tahu ia mati mendadak karena serangan jantung. Bukan karena virus sepele yang menimbulkan bintik-bintik di lengannya.

Tentu ada benarnya jika menteri kesehatan memperingatkan bangsa ini agar tidak terjangkiti delusi paranoid maupun skizofrenia. Sebab, stigma-stigma politik yang menimbulkan phobia bangsa ini sejak tahun 1965 (tergambar jelas dalam Pikiran Orang Indonesia) membuat para penguasa terlena dan enak-enakan menjadikan kebodohan dan kepanikan massa sebagai komoditas politik mereka. Inilah yang harus kita hindari bersama.

Mulai saat ini, kita harus berani berekplorasi dan berpetualang ke dalam diri sendiri, dari hal-hal kecil dan sederhana. Mari kita memacu diri dan berlomba dalam kebaikan, serta menabur benih-benih kearifan dan kasih sayang, yang merupakan nucleus dari penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News
D A M A I

D A M A I

Kamis, 16 Jan 2025 07:56

Ragu Sujud yang Kedua, Harus Sujud Lagi?

Ragu Sujud yang Kedua, Harus Sujud Lagi?

Rabu, 15 Jan 2025 15:25


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Kamis, 16/01/2025 07:56

D A M A I