Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.385 views

Suvei oh Survei: Antara Denny JA dan Litbang Kompas

 
Oleh:
Dr Syahganda Nainggolan, Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC)
 
 
"Den, lu ngerti arti Margin of Error nggak"? demikian balasan japri saya ke Denny JA yang memposting saya tulisan dia berjudul "Apakah Survei Litbang Kompas Berpolitik?".
 
Tanggapan saya ke Denny terkait pernyataannya yang menyatakan Kompas kurang terbuka informasi  dalam metodologi dan salah penarikan kesimpulan.
 
Soal metodologi terkait 1) survei menggunakan simulasi kertas suara atau tidak? 2) tidak ada keterangan response rate, 3) tidak jelas soal kontrol kualitas. Khususnya men check jawaban responden. Terkait ini Denny mengajari Litbang Kompas, " Tanpa cek dan recheck secara cukup dan random, peneliti yang berpengalaman bisa saja hanya mendatangi responden sebagian. Sisa responden, ia isi sendiri di bawah pohon atau di bawah warung." Sebuah kecurigaan tendensius.
 
Soal salah menarik kesimpulan, 1) kompas salah menyatakan adanya trend Jokowi turun karena hanya menampilkan dua survei, harusnya lebih.  2) Salah Litbang Kompas dalam menarik kesimpulan dari turunnya elektabilitas Jokowi dari 52,6,% ke 49,2%. Dengan MoE 2,2% maka rentang margin adalah 4,4%. Turunnya Jokowi, kata Denny, masih dalam rentang MoE, yakni 3,4%. Itu bukan suatu penurunan.
3) Kesimpulan Kompas salah degan menyatakan Prabowo cukup dengan menambah elektabilitas 6% bisa jadi pemenang.
 
Selain soal metodologi dan kesimpulan yang kacau, Litbang Kompas juga menurut Denny terpengaruh kedekatan pemrednya Ninuk Pambudi dengan Prabowo. Selain itu Denny menuduh juga Kompas sedang "Repositioning". Meski menuduh, Denny mengatakan ini hanya bumbu saja.
 
Kritik Denny terhadap Kompas sebenarnya menarik. Namun, ketika dia menggunakan Margin of Error (MoE) untuk menganalisa tidak ada penurunan elektabilitas Jokowi, saya jadi ragu kemampuan Denny soal survei kuantitatif ini. Sebelumnya, juga saya suka melihat Denny rancu antara pengetahuan dia soal Quick Count vs. Survei Opini. Kalau ada pihak yang mempertanyakan kesalahan prediksi dia dalam survei di Jakarta (dukung AHY), yang gagal, lalu salah prediksi dengan selisih besar di Jabar dan Jateng, Denny malah membanggakan keberhasilan dia dalam Quick Count. Padahal survei opini itu bukan hal eksakt seperti quick count.
 
Penggunaan MoE jangan disalah artikan.  MoE itu adalah tingkat kesalahan yang terjadi dalam rentang tertentu pada tingkat keyakinan (confidential level) tertentu. Artinya lebih lanjut, misalnya, jika kita tentukan MoE 2,2% pada Confidential Level 95% artinya, dari 100 kali kita mensurvei maka kita meyakini 95 kalinya, benar hasil survei berada pada rentang: hasil (+/-) 2,2%.
 
Karena kita bukan men sensus maka "sampling error" sebuah  keniscayaan. Keniscayaan itu dibatasi dalam MoE. Dan MoE itu terlait dengan "confidential level". Bagaimana menentukan MoE, jumlah sample dan Confidential Level? Semua itu ada teori yang baku dan dapat diakses di internet, misalnya calculator sample di www. raosoft.com
 
Menggunakan rentang MoE seperti Denny jika dilakukan, maka range yang ada juga bukan 4,4%. Denny tidak mengalikan dengan Confidential Level. Seharusnya, 4,4%x 0,95 = 0,418.  Perubahan elektabilitas Jokowi sendiri 3,4 % ada pada dua survei. Bukan antara survei dengan faktual.
 
Jika pada survei yang berbeda, posisi angka elektabilitas Jokowi di survei sebelumnya dapat saja lebih besar jika di tambah MoE x Confidential Level. Sehingga sulit membandingkan dengan faktor MoE sebagaimana dilakukan Denny.
 
Kembali pada penggunaan MoE, seperti yang dilakukan Denny, tidak dilakukan pada evaluasi lembaga survei di Amerika.
 
Dalam evaluasi atas kegagalan prediksi pilpres Amerika, padahal selisih kemenangan hilary pada popular vote 1%, antara 3% vs. fakta 2%, Pew Research dalam  "An Evaluation of 2016 Election Polls in the U.S." tidak mengatakan bahwa angka 1% itu masih dalam rentang MoE. Melainkan mereka menyatakan ada selisih dan mencari sebab2 selisih itu.
 
Keraguan saya terhadap kemampuan Denny JA dalam metodologi survei kuantitatif, bukan berarti kritik Denny terhadap Kompas tidak perlu dilakukan. (catatan: Saya juga bingung kenapa Kompas memunculkan prediksi ekstrapolatif via Arithmatics Mean?. Kurang lazim jika Kompas sudah yakin tentang surveinya)
 
Namun, apakah kritik Denny terhadap Kompas seperti sebuah refleksi diri bagi Denny? Mengapa?
 
1) Kecurigaan Denny bahwa survei dapat diisi sendiri di bawah pohon oleh pensurvei, bagaimana membuktikannya? Apakah semua peneliti lembaga survei perlu diwajibkan menggunakan GPS untuk mengetahui kordinat mereka dan responden? 2) Apakah perlu membuktikan autentik keberlangsungan survei?
 
Jika Denny JA meragukan Litbang Kompas, bagaimana masyarakat mempercayai lembaga2 survei lainnya?
 
3) Berhakkah Denny menghakimi Litbang Kompas karena tidak menggunakan alat peraga dalam survei? Bagaimana kalau survei dengan mode tanpa tatap muka seperti di Amerika? (via phone, internet, dlsb)
 
4) Berhakkah Denny menghakimi Kompas yang terlihat Denny ke tengah atau repositioning? Sehingga Kompas sudah tidak netral?
 
Dari pertanyaan di atas terlihat bahwa persoalan survei, hasil survei dan lembaga2 survei ini menjadi sumber ketidakpastian bagi masyarakat dalam melihat situasi yang nyata. Sehingga, Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun kalangan akademis perlu ikut berembug bagaimana menselaraskan kehadiran lembaga2 survei ini bagi kepentingan demokrasi, bukan sekedar alat propagandis.
 
Penutup
 
Situasi ketidak pastian yang diciptakan lembaga survei selama ini tampak nyata. Semakin kacau karena "Bapak" lembaga survei Denny JA malah menyerang Litbang Kompas, sesama lembaga survei. Padahal Litbang Kompas selama ini mempunyai kredibilitas yang cukup disegani.
 
Semoga serangan Denny ke Kompas dapat menghasilkan sebuah kesepakatan baru bagaimana lembaga survei berperan di masyarakat.**

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News
Rahasia Qana’ah: Melihat ke Bawah, Bukan ke Atas

Rahasia Qana’ah: Melihat ke Bawah, Bukan ke Atas

Selasa, 19 Aug 2025 17:23

KH Cholil Nafis: AI Tidak Bisa Dijadikan Mufti dalam Hukum Islam

KH Cholil Nafis: AI Tidak Bisa Dijadikan Mufti dalam Hukum Islam

Selasa, 19 Aug 2025 14:29

Anak Mogok ke Pondok, Lakukan 5 Langkah ini!

Anak Mogok ke Pondok, Lakukan 5 Langkah ini!

Selasa, 19 Aug 2025 13:41

Derita Haji Maksum, Tanah Sah Disita, Pemilik Ditahan

Derita Haji Maksum, Tanah Sah Disita, Pemilik Ditahan

Selasa, 19 Aug 2025 13:02

Sejarah Panjang Israel Menolak Perdamaian Palestina

Sejarah Panjang Israel Menolak Perdamaian Palestina

Selasa, 19 Aug 2025 12:40

Presiden Suriah Al-Shara: Israel Dalang Krisis Druze untuk Pecah Belah Negara

Presiden Suriah Al-Shara: Israel Dalang Krisis Druze untuk Pecah Belah Negara

Selasa, 19 Aug 2025 00:31

Akhir Era Password: Teknologi Biometrik Siap Ambil Alih Keamanan Digital

Akhir Era Password: Teknologi Biometrik Siap Ambil Alih Keamanan Digital

Senin, 18 Aug 2025 18:53

Louisiana Gugat Roblox: Platform Game Anak Dituduh Jadi Sarang Predator Online

Louisiana Gugat Roblox: Platform Game Anak Dituduh Jadi Sarang Predator Online

Senin, 18 Aug 2025 17:15

Misi Bersejarah: Indonesia Rayakan HUT RI dengan Airdrop Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Misi Bersejarah: Indonesia Rayakan HUT RI dengan Airdrop Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Senin, 18 Aug 2025 13:58

Genosida Israel di Gaza: Lebih dari Satu Anak Juta Alami Trauma, 40 Ribu Tewas atau Terluka

Genosida Israel di Gaza: Lebih dari Satu Anak Juta Alami Trauma, 40 Ribu Tewas atau Terluka

Senin, 18 Aug 2025 12:29

Posisi Telapak Kaki Saat Sujud: Menempel atau Merenggang?

Posisi Telapak Kaki Saat Sujud: Menempel atau Merenggang?

Senin, 18 Aug 2025 10:01

Demo Raksasa di Tel Aviv: Ratusan Ribu Warga Israel Tuntut Akhiri Perang Gaza

Demo Raksasa di Tel Aviv: Ratusan Ribu Warga Israel Tuntut Akhiri Perang Gaza

Senin, 18 Aug 2025 09:36

Aksi Solidaritas Palestina di Bogor, UBN: Merdeka Bukan Hanya Hak Kita, Tapi Juga Palestina!

Aksi Solidaritas Palestina di Bogor, UBN: Merdeka Bukan Hanya Hak Kita, Tapi Juga Palestina!

Ahad, 17 Aug 2025 00:15

Hati Merdeka, Hidup Mulia

Hati Merdeka, Hidup Mulia

Sabtu, 16 Aug 2025 21:26

SPI 11 Bandung Resmi Dibuka, Aktivis Dakwah Siap Jadi Pelopor Pemikiran Islam Berkeadaban

SPI 11 Bandung Resmi Dibuka, Aktivis Dakwah Siap Jadi Pelopor Pemikiran Islam Berkeadaban

Sabtu, 16 Aug 2025 20:15

Gaza Butuh 1.000 Truk Bantuan Setiap Hari untuk Penuhi Kebutuhan Warga

Gaza Butuh 1.000 Truk Bantuan Setiap Hari untuk Penuhi Kebutuhan Warga

Sabtu, 16 Aug 2025 19:30

Belajar dari Kasus Pati, Ketua MUI Imbau Pemerintah Hati-Hati Berkomunikasi

Belajar dari Kasus Pati, Ketua MUI Imbau Pemerintah Hati-Hati Berkomunikasi

Sabtu, 16 Aug 2025 19:00

Ribuan Jihadis dari 12 Negara Termasuk Indonesia Minta Kewarganegaraan dari Pemerintahan Baru Suriah

Ribuan Jihadis dari 12 Negara Termasuk Indonesia Minta Kewarganegaraan dari Pemerintahan Baru Suriah

Sabtu, 16 Aug 2025 11:34

PBB Ungkap Fakta Mengejutkan: Ribuan Tewas Saat Berburu Bantuan Kemanusiaan di Gaza

PBB Ungkap Fakta Mengejutkan: Ribuan Tewas Saat Berburu Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Sabtu, 16 Aug 2025 10:30


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X