Rabu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Desember 2009 05:50 wib
6.490 views
Prinsip-prinsip Islam dalam Kehidupan (21)
Iman Kepada Rasul-rasul Allah
Iman kepada para rasul secara global dan terperinci
Kita mengimani seluruh para nabi dan rasul Allah, baik yang kita tahu namanya ataupun tidak. Dan kita mengimani secara khusus terhadap mereka yang namanya disebutkan dalam Al-Qur'an.
Perbedaan dasar antara nabi dan rasul, bahwa rasul adalah orang yang mendapat wahyu dengan syariat baru sedangkan nabi diutus untuk melanjutkan syariat sebelumnya.
Allah mengabarkan, telah mengutus para rasul-Nya kepada seluruh umat manusia dalam firman-Nya:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu'. Maka di antara umat itu ada orang yang Allah beri petunjuk dan ada pula di antaranya orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. An-Nahl: 36)
Allah senantiasa mengutus para rasul kepada umat manusia untuk menyerukan ibadah kepada Allah semata dan kufur kepada segala sesuatu yang diibadahi selain-Nya. Yaitu sejak terjadinya kesyirikan di tengah-tengah manusia hingga Allah mengutus Muhammad sebagai rasul terakhir yang dakwahnya tertuju kepada bangsa jin dan manusia di bumi bagian timur dan baratnya.
Allah senantiasa mengutus para rasul kepada umat manusia untuk menyerukan ibadah kepada Allah semata dan kufur kepada segala sesuatu yang diibadahi selain-Nya.
Allah berfirman,
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ
"Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." (QS. Faathir: 24)
إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرٌ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ
"Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk." (QS. Ar-Ra'du: 7)
Allah Ta'ala juga mengabarkan adanya beberapa rasul yang dikisahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ada pula yang tidak.
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi sesudahnya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Tarjamah QS. An-Nisa': 163-165).
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu." (QS. Ghaafir: 78)
Kemudian Allah menyebutkan beberapa rasul yang wajib diimani nama-nama mereka karena telah disebutkan oleh Allah.
"Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh." (QS. Al-An'am: 83-86)
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi." (QS. Maryam: 56)
وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. . ." (QS. Al-A'raf: 65, Huud: 50)
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, shaleh. Ia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. . . '." (QS. Al-A'rafa: 73, Hud: 84)
وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الْأَخْيَارِ
"Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik." (QS. Shaad: 48)
Hakikat iman kepada rasul-rasul Allah
Kebenaran iman kepada para rasul tergambar dalam keyakinan yang mantap terhadap kenabian dan kerasulan mereka serta 'ishmah (penjagaan) Allah terhadap mereka dari melakukan dosa dan kesalahan. Mereka semua sebagai pemberi petunjuk yang berada di atas hidayah. Mereka telah menyampaikan seluruh risalah yang Allah turunkan kepada mereka. Mereka juga telah menasihati umatnya, dan berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sebebenarnya.
Allah telah memerintahkan kepada seluruh umat-umat tadi agar mengimani risalah yang dibawa para rasul, dengan membenarkan dan mengikutinya. Siapa yang hatinya tidak tertanam keyakinan seperti itu, maka mereka tidak termasuk orang beriman.
Allah mengabarkan bahwa Dia sendiri yang telah memilih para rasul tersebut. Allah Ta'ala berfirman:
اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
"Allah memilih utusan-utusan (Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Hajj: 75)
اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ
"Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan." (QS. Al-An'am: 124) Allah lebih mengetahui ketika menempatkan tugas risalah dan siapa yang dipilih-Nya untuk mengemban risalah itu. Dan Dia tidak memilih kecuali hamba-hamba pilihan yang terbaik.
وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ وَإِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الْأَخْيَارِ وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الْأَخْيَارِ
"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Yakub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik." (QS. Shaad: 45-48)
Allah menyifati mereka sebagai orang yang kuat dalam ketaatan kepada Allah, memahami agama, melihat kebenaran, dan dalam beramal untuk akhirat. Mereka adalah orang-orang pilihan terbaik.
Allah telah memerintahkan kepada seluruh umat-umat tadi agar mengimani risalah yang dibawa para rasul, dengan membenarkan dan mengikutinya. Siapa yang hatinya tidak tertanam keyakinan seperti itu, maka mereka tidak termasuk orang beriman.
Allah menerangkan bahwa para rasul ma'sum (terjaga) ketika menyampaikan risalah dan terpercaya ketika berkata dalam firman-Nya:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (padanya)." (QS. An-Najm: 3-4).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengucapkan satu ucapan (dari risalah) yang berasal dari hawa nafsu dan kepentingan pribadinya. Dia hanya menyampaikan wahyu yang diturunkan Allah kepadanya dengan lengkap dan sempurna tanpa menambah dan mengurangi.
Allah berfirman:
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ
"Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu." (QS. Al-Haaqqah: 44-47)
Maksudnya, seandainya seperti yang kalian sangkakan, bahwa Muhammad berdusta atas Kami pasti Kami akan balas dia dan kami putus urat jantungnya. Setelah itu tak seorangpun dari kalian mampu menghalangi kami berbuat seperti itu. Tetapi, Muhammad adalah orang yang baik dan jujur, karenanya Allah menetapkannya sebagai penyampai wahyunya dan membekalinya dengan mukjizat yang luar biasa dan bukti yang tak terbantahkan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengucapkan satu ucapan (dari risalah) yang berasal dari hawa nafsu dan kepentingan pribadinya.
Dia hanya menyampaikan wahyu yang diturunkan Allah kepadanya dengan lengkap dan sempurna tanpa menambah dan mengurangi.
Allah memerintahkan seluruh umat-umat tadi untuk beribadah kepada Allah dengan mentaati para rasul. Allah berfirman, (فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ) "bertakwalah kepada Allah dan taatilah aku."
Ayat ini terulang beberapa kali, dalam surat Asy-Syu'ara' saja sampai 8 kali menceritakan kisah Nuh, Hud, Shalih, Luth, dan Syu'aib, (QS. Asy-Syu'ara': 108, 110, 126, 131, 144, 150, 163, 179). Ayat ini juga terdapat dalam QS. Ali Imran: 50 yang berkisah tentang Isa al-Masih alaihis salam.
Bahkan Allah subhanahu wata'ala menjadikan taat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai bagian dari taat kepada-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
"Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (QS. An-Nisa': 80)
وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)
Dalam Shahihain, dari 'Alqamah dia berkata, Abdullah melaknat para wanita yang bertato, yang mencukur alis, dan merenggangkan giginya dengan tujuan mempercantik diri dengan merubah ciptaan Alalh Ta'ala. Kemudian Ummu Ya'kub berkata: 'Apaan ini?'. Abdullah menjawab: 'kenapa aku tidak melaknat orang yang tekah dilaknat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan terdapat juga dalam Kitabullah?' Dia menjawab: 'Demi Allah aku telah membaca di antara dua Lauh (maksudnya seluruh Al-Qur'an), tapi tak kudapatkan.' Abdullah menjawab: 'Demi Allah, jika kamu membacanya pasti mendapatkannya, "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)
Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31)
Ayat ini menjadi hakim bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah namun tidak mengikuti jalan hidup Nabi Muhammad. Pada saat itu dia berdusta dalam pengakuannya sehingga seluruh perkataan dan perbuatannya mengikuti syariat yangdibawanya. Dahulu, ada sekelompok kaum yang mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menguji mereka dengan ayat ini.
Mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menerima petunjuk yang dibawanya menjadi syarat masuk surga. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
"Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan. Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulallah, siapakah orang yang enggan itu.' Beliau menjawab: 'siapa yang mentaatiku pasti masuk surga dan siapa yang bermaksiat kepadaku benar-benar enggan (masuk surga)'." (HR. Bukhari)
Mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menerima petunjuk yang dibawanya menjadi syarat masuk surga.
Rasulullah juga menyebutkan ketaatan kepadanya adalah bentuk ketaatan kepada Allah, dan bermaksiat kepadanya adalah bentuk kemaksiatan terhadap Allah.
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ
"Siapa yang mentaatiku berarti telah mentaati Allah dan siapa yang mendurhakaiku berarti telah mendurhakai Allah." (HR. Bukhari).
[PurWD/voa-islam]
Bersambung . . . . Insya Allah
Klik DI-SINI untuk membaca edisi sebelumnya
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!