Jum'at, 2 Sya'ban 1446 H / 4 Maret 2011 18:00 wib
1.801 views
Teror Penculikan Kepolisian Gaddafi Hantui Pemberontak Libya
TRIPOLI (Berita SuaraMedia) – Menurut penduduk lokal, pinggiran kota Tripoli, Tajura adalah target dari sebuah penindakan keras pada para pemberontak, dengan meningkatnya "orang yang hilang".
Kepolisian mengambil semua kunci ke rumah saudara Bilhaj, termasuk kunci-kunci menuju gerbang besi yang tinggi di luar, sehingga para pendaki bilhaj di atas sebuah tembok untuk masuk. Seorang koresponden kantor berita Guardian di Tripoli mengikuti Bilhaj.
Pintu-pintu rumah tersebut jebol, kayunya terbelah. Bilhaj – bukan nama sebenarnya – mengatakan bahwa kepolisian menyemprotkan sesuatu dari sebuah erosol ke dalam kunci tersebut sebelum kunci—kunci tersebut hancur.
Di dalam, ada pakaian yang berserakan di lantai, termasuk sebuah seragam biru. Kakak Bilhaj, 35 tahun dulunya adalah kepolisian Libya. Ada laci yang terbuka di mana Bilhaj mengatakan bahwa uang dan empat telepon genggam diambil. Sebuah asbak telah tumpah di atas karpet.
Saudara Bilhaj dibawa pada pukul 3.30 pagi pada Rabu setelah satu lusin mobil tiba di lapangan kecil berpasir di lingkungan kelas menengah Tajura, di tepian bagian timur Tripoli, di mana keluarga besarnya tinggal.
Mereka membawa mantan petugas polisi bersama dengan saudara laki-lakinya yang lain, berusia 32 tahun. Bilhaj mengatakan – namun tidak mungkin untuk diperiksa – bahwa 20 pria dan pemuda di lingkungan sebelah juga ditangkap. Malam sebelumnya, 12 pria dibawa dan empat lainnya pada malam sebelumnya.
Jika perhitungan Bilhaj nampak kredibel karena bukti dari rumah yang diserang secara tiba-tiba tersebut dan rasa takut mendalam yang muncul dari dirinya.
Pengangguran, seperti halnya banyak orang lain di daerah tersebut, ia adalah seorang pria pendek dengan celana jins gelap dan sandal jepit putih. Rasa takutnya nampak jelas di setiap kata yang ia katakan. Ia meracu kata-katanya seperti sebuah senjata mesin, tubuhnya tegang. Matanya memerah karena kurangnya tidur.
Apa yang Bilhaj gambarkan adalah sebuah tindakan keras kongkrit pada lingkungan tersebut, salah satu dati pusat utama oposisi rejim Moammar Gaddafi di Tripoli – sebuah upaya untuk memastikan bahwa ada beberapa keinginan yang berbahaya untuk muncul di jalan-jalan pada hari kemarahan Jum'at di Libya.
Tajura, dengan populasinya sekitar 100.000 jiwa tersusun sebagian besar oleh warga Libya miskin dan kelas menengah yang tinggal di blok apartemen tiga lantai dan rumah-rumah yang dibangun mengelilingi lapangan kecil dengan gang-gang.
Di sinilah para penduduk mengatakan bahwa para pria bersenjata datang dengan truk pickup menembak dengan kejam ke dalam keramaian pekan lalu. Sekarang merasa sperti kota hantu, dengan toko-toko ditutup dan beberapa orang di jalan-jalan, yang masih menanggung luka dari kerusuhan tersebut.
Korespnden tersebut dan Bilhaj telah dipertemukan di sebuah sudut gelap kota oleh sebuah kelompok pemuda yang mengawasi di jalan tersebut, mereka merasa curiga dengan mobil-mobil tersebut, yang dikirim setelah ditanyai dengan singkat. Ada bukti di sisi jalan dari pohon-pohon palm berjatuhan yang digunakan sebagai barikade dan grafiti anti-pemerintah digambarkan dengan cat merah.
"Lima belas diantaranya datang dan menendang pintu," Bilhaj mengatakan di dalam rumah. "Mereka mengacaukan rumah. Di lingkungan ini, 20 orang telah hilang. Keduanya, koresponden tersebut dan Bilhaj tidak tahu di mana mereka telah menghilang.
"Orang-orang di daerah ini merasa terancam. Mereka merasa ketakutan. Pemerintah mengatakan jika ada protes di jalan-jalan sini mereka akan membakarnya."
Korespnden tersebut menanyakan kepada Bilhaj tentang apa yang saudaranya tersebut lakukan sehingga ia ditangkap. "Mereka berbicara lantang. Mereka ditargetkan karena mereka pihak yang menentang pemerintah. Malam ini mereka akan datang dan membawa lebih banyak orang. Jalanan kami hampir kosong. Para pria tersebut telah dibawa dan keluarga tersebut melarikan diri ke tempat lain,"
Sepi di lapangan tersebut. Bilhaj menunjukkan pada koresponden tersebut jejak ban di mana mobil polisi tersebut lewat. Anjing menggonggong sekali-sekali namun tidak ada orang yang muncul.
Bilhaj tidak tidur di rumah namun tinggal di tempat yang berbeda. "Saya tidak tidur malam hari. Setelah apa yang telah terjadi tidak ada orang yang ingin tidur di rumah-rumah mereka lagi. Kami tidak tahu siapa yang memihak kita dan siapa yang menentang kita," ia mengatakan. "Mereka tahu siapa kita. Ketika anda ada di jalan (untuk demonstrasi) mereka mengambil nama dan foto Anda siapa yang ada di sana. Mereka menyebut daerah ini sebuah daerah teroris yang menetang Moammar. Saya bersembunyi di ruang-ruang di luar daerah ini."
Ia mengatakan bahwa kepolisian datang setelah pukul 1 malam ketika lalu lintas telah tidak ada di jalan-jalan. Itu ketika para pemuda pergi juga.
Koresponden berita tersebut bertanya apakah ia tahu di mana para pria tersebut dibawa, namun ia mengatakan bahwa ia tidak tahu. "Mereka membawa seorang pria dan membebaskannya untuk satu hari. Kemudian mereka membawanya lagi."
Ia membuat klaim yang sama yang koresponden tersebut pernah dengar dari mereka yang terluka dan dibawa dari rumah sakit: mayat-mayat menghilang. Tidak mungkin untuk memverifikasi.
"Orang-orang bahkan tidak mampu berbicara. Segera akan tidak ada orang lagi yang tersisa utnuk perubahan rejim tersebut."
Rasa takut tersebut sekarang begitu besar, ia mengatakan, ia tidak yakin berapa banyak orang akan dipersiapkan untuk demonstrasi pada Jum'at. "Orang-orang merasa takut. Beberapa akan muncul. Namun banyak yang merasa ketakutan."
Tindakan keras dalam beberapa hari di distrik tersebut menyusul kematian, menurut sumber-sumber oposisi, sedikitnya 17 orang di Tajura.
Rejim tersebut, termasuk anak laki-laki Gaddafi Saif Al-Islam, telah berulangkali membantah adanya pasukan yang telah digunakan terhadap para pendemo tersebut.
Bilhaj menceritakan sebuah cerita yang sangat berbeda dari kesan yang pemerintah ingin berikan tentang Tajura.
Dua hari lalu, ketika kantor berita Guardian dibawa ke pinggiran kota yang sama oleh para pengawal rejim tersebut, bertemu dengan sebuah demonstrasi sekitar 150 orang yang meneriakkan dukungan untuk Gaddafi, disaksikan oleh para penduduk di atas balkon-balkon. Tajura tidak memihak pada rejim tersebut. Baik itu masih dipersiapkan untuk membantah, hal tersebut masih bisa dilihat. (ppt/gd) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!