Selasa, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 9 November 2010 13:53 wib
5.074 views
Muhammadiyah, DDII dan FPI Berbeda dengan Pemerintah
Hampir setiap tahun selalu terjadi perbedaan penetapan tanggal 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 1 Dzulhijjah dikalangan umat Islam Indonesia. Padahal ketiganya sangat penting bagi umat Islam untuk memulai ibadah Puasa Ramadhan, Hari Raya Idul Fitra dan Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah.
Pada Sidang Itsbat Penetapan Awal Dzulhijjah yang diadakan di Auditorium Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta, Senin (8/11), Menteri Agama Suryadharma Ali yang berhalangan hadir sebagai Amirul Hajj sehingga diwakili Dirjen Bimas Islam, Nasaruddin Umar dan dihadiri hampir seluruh pimpinan ormas Islam di Indonesia. Setelah mendengar berbagai masukam dari Ormas Islam termasuk MUI, NU, Persis, Al Irsyad dan para ahli astronomi serta Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kementerian Agama, akhirnya 1 Dzulhijjah 1431 H ditetapkan jatuh pada Senin, 8 Nopember 2010, sehingga Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah jatuh pada Rabu, 17 Nopember 2010.
"Kami menetapkan bahwa 1 Dzulhijjah 1431 Hijriyah jatuh pada Senin, 8 Nopember 2010, sehingga Idul Adha atau 10 Dzulhijjah jatuh pada Rabu, 17 Nopember 2010," ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar, yang didampingi Sekjen Kemenag Bahrul Hayat dan Ketua MUI KH Umar Syihab.
Menurut Nasaruddin Umar, hal itu berdasarkan posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia pada Sabtu, 6 November 2010 atau 29 Dzulqaidah 1431 H dimana ketinggiannya masih di atas ufuk tetapi di bawah 2 derajat. Karenanya belum bisa dikatakan masuk dalam bulan Dzulhijjah sehingga digenapkan menjadi 30 hari, maka 1 Dzulhijjah ditetapkan setelahnya yaitu pada Senin, 8 Nopember 2010 Hari Raya Idul Adha jatuh pada Rabu, 17 Nopember 2010.
Berbeda
Sementara itu Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Front Pembela Islam (FPI) ternyata berbeda dengan pemerintah mengenai Hari Raya Idul Adha 1431 H. Mereka justru sama dengan pemerintah Arab Saudi, sebagai pemelihara Kedua Tanah Suci Makkah dan Madinah serta Padang Arafah sebagai tempat Wuquf pada Jamaah Haji di seluruh dunia. Mereka menetapkan tanggal 10 Dzulhijjah 1431 H jatuh pada Selasa, 16 Nopember 2010.
“Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menetapkan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1431 H jatuh pada Selasa, 16 Nopember 2010. Saya kira meski terjadi perbedaan, kita harus mampu menghargainya dan menyikapinya dengan arif dan bijaksana,” ujar Dr Makrifat, wakil dari Muhammadiyah.
Sedangkan wakil dari DDII, Ustad Syamsul Bahri menegaskan, pihaknya menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Selasa, 16 Nopember 2010. “Sebab Hari Raya Idul Adha merupakan Hari Raya Haji, sedangkan Ibadah Haji adanya hanya di Tanah Suci,” ungkap Syamsul Bahri.
Sementara itu Ketua Umum FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab kepada Suara Islam Online menegaskan, FPI telah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Selasa, 16 Nopember 2010. Tetapi FPI tidak ikut-ikutan Arab Saudi, sebab FPI telah melakukan rukyat sendiri dari para ahli rukyat dan hisabnya di Cakung dan Kebayoran Baru Jakarta, dimana hilal sudah terlihat pada Sabtu, 6 Nopember 2010 jam 17.49 selama 1 menit atau bertepatan dengan 29 Dzulqoidah 1431 H. Sehingga 1 Dzukhijjah ditetapkan Ahad, 7 Nopember dan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah Selasa, 16 Nopember 2010.
“Saya tegaskan FPI tidak ikut-ikutan Arab Saudi. Selama ini standar FPI adalah rukyat, bukan hisab sebagaimana Muhammadiyah. Hisab hanya dijadikan sebagai pembantu saja,” ungkap Habib Rizieq yang menegaskan rukyat yang dianut FPI adalah rukyat lokal, bukan rukyat global.
Meski FPI menggunakan rukyat dan pemerintah juga mengedepankan rukyat, namun ternyata FPI berbeda dengan pemerintah tetapi justru sama dengan Muhammadiyah yang selalu menggunakan hisab dalam penetapan Hari Raya Idul Adha.
“Adapun yang terpenting adalah bagaimana membangun kesadaran umat Islam untuk memahami perbedaan sebagai rahmat,” tegas Habib Rizieq. (Abdul Halim)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!