Senin, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 8 November 2010 14:03 wib
3.331 views
Densus Dikritik Keras, Hobinya Main Bunuh
Arogansi Densus 88 yang hobinya main bunuh tersangka teroris, mendapat kritikan keras dari politisi kawakan, mantan anggota DPR PPP dan anggota MUI, Hj Aisyah Amini SH. Dikatakannya, seharusnya terhadap tersangka teroris, Densus jangan hanya main tembak dan bunuh ditempat. Sebab belum tentu mereka itu teroris dan akan sangat tragis jika mereka ternyata bukan teroris.
“Saya sangat menyayangkan arogansi Densus 88 yang suka main tembak dan bunuh terhadap tersangka teroris, padahal mereka belum tentu teroris. Densus tidak pernah mengedepankan asas praduga tak bersalah. Padahal kalau tersangka teroris itu dibiarkan hidup, niscaya mereka akan bisa dimintai keterangan.”
Hal itu dikatakan Aisyah Amini pada acara Halaqah Penanggulangan Terorisme, yang diadakan di Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jalan Proklamasi, Jakarta, Sabtu (6/11). Halaqah menghadirkan para pembicara Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai (Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme/BNPT), Kombes Pol Herwan Chaidir (Kabid Pencegahan Mabes Polri, Perwira Densus 88), KH Ma’ruf Amin (Ketua MUI) dan Dr Hamka Hazan (Anggota BNPT). Setelah Jakarta, Halaqoh Penanggulangan Terorisme juga akan diadakan di Bandung, Surabaya, Solo, Palu dan Medan.
Menanggapi hal itu, Herwan Chadir menegaskan, sesuai dengan instruksi Kapolri Timur Pradopo, kedepannya Densus akan lebih menekannya pada tindakan persuasif, bukan represif.
“Polri nantinya terpaksa menggunakan cara-cara persuasif dalam menanggani terorisme, seperti de radikalisasi. Densus tidak akan lagi menggunakan cara represif yang bisa dianggap sebagai pelanggaran HAM untuk mengorek keterangan dari tersangka teroris,” ujar perwira menengah Densus tersebut.
Sementara itu Ansyaad Mbai menegaskan, setelah menjadi BNPT dimana sebelumnya hanya Desk Anti Teror di Kementerian Polhukam, ternyata pihaknya masih kesulitan dalam keuangannya, sehingga sulit mendanai kampanye anti terorisme di Indonesia.
“Saya minta bantuan Ibu Aisyah Amini yang masih mempunyai pengaruh di DPR, agar bisa melobi para anggota DPR untuk memberi dana yang cukup pada BNPT. Kalau dananya cukup, maka pemberantasan terorisme akan semakin terkoordinasi dengan lancar,” ungkap Ansyaad Mbai yang mengaku selama 8 tahun ini menfokuskan diri pada pemberantasan terorisme.
Sedangkan KH Ma’ruf mengakui, untuk mencegah tangkal terhadap terorisme, MUI telah mengeluarkan fatwa tentang terorisme haram, bom bunuh diri haram.
“Ingin mati syahid melalui tindakan teror dan bom bunuh diri merupakan perbuatan sia-sia. Indonesia bukan wilayah perang (harbi) seperti Afghanistan, Irak dan Palestina. Bom bunuh diri dan perampokan untuk merebut harta orang lain dengan dalih jihad, sama sekali tidak menggambarkan perilaku yang diajarkan Islam,” tegasnya. (Abdul Halim)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!