Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 13 Oktober 2010 17:00 wib
1.922 views
Pembicaraan Damai Abyei-Sudan Gagal
Pembicaraan mengenai sengketa wilayah Abyei akan ikut referendum atau tidak telah gagal mencapai kesepakatan, Selasa (12/10/2010). Pembicaraan damai yang berlangsung di Addis Abeba, Ethiopia itu dimaksudkan untuk mencari solusi atas sengketa Abey yang mengganjal persiapan pelaksanaan Referendum Selatan 2011.
Abey merupakan daerah berpenghasilan minyak terbesar di Sudan Tengah (Center), wilayahnya terbelah sebagian berada di teritori Sudan Utara dan sebagian lainnya berada di Sudan Selatan, dengan masyoritas Suku Missirriya, suku yang juga bertdomisili di Sudan Utara. Abey telah menjadi masalah serius kesuksesan referendum nasional yang dijadwalkan Januari 2011 sebagai implementasi Perjanjian Perdamaian Sudan yang disepakati pada 2005 lalu.
Para delegasi perunding secara bersama menyatakan :” Upaya serius dan diskusi delegasi dalam perundingan tidak berhasil mencapai kesepakatan tentang kriteria kelayakan untuk pemilih dalam referendum Area Abyei".
Meski begitu, dalam pernyataan bersama pihak Utara yang diwakili Kongres Partai Nasional (NCP), dan otoritas Pemerintahan Sudan Selatan diwakili SPLM (Sudan People Liberation Movement) menegaskan :” bahwa kedua belah pihak akan bertemu lagi di Ethiopia menjelang akhir Oktober untuk melanjutkan diskusi mereka. Para pihak terus berkomitmen pada tujuan bersama mereka untuk menghindari kembali ke konflik".
Para pejabat baik Utara maupun Selatan telah memperingatkan bahwa Sudan bisa kembali ke konflik jika kebuntuan masalah Abyei tidak teratasi. "Kami dibatasi waktu 90 hari, itu sangat kritis.. Jika para pihak gagal untuk menyelesaikan masalah ini bisa mengarah pada akhir dari proses perdamaian itu sendiri. "
Delegasi dalam pertemuan itu juga mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Ali Osman Taha, kedua wakil Sudan presiden terbang ke Juba, Selasa untuk memenuhi Salva Kiir, presiden Sudan selatan, yang juga wakil presiden dalam pemerintahan nasional Sudan membahas pembagian kekuasaan , dalam upaya untuk menyelamatkan perundingan.
Delegasi di Addis Ababa mengatakan kepada Reuters satu solusi untuk kebuntuan ini adalah melepaskan Abyei dari referendum dan membagi saja wilayah Abyei antara Utara dan Selatan. Namun, tim tidak dapat menyetujui setiap demarkasi perbatasan dan apa yang akan dipakai sebagai kriteria untuk menentukan kewarganegaraan masyarakat Abyei.
SPLM mengatakan pemerintah Utara melakukan penyusunan ribuan Missiriya, sebuah suku dari Sudan pusat, dalam Abyei utara untuk mempengaruhi jumlah suara. Pemerintah Khartoum membantah ini.
Dalam sebuah ketegangan, tentara Sudan Selatan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa empat tentara Utara berjalan ke pusat kota Abyei pada Senin malam (4 Oktober) dan mulai menembak secara acak di udara, sedikitnya melukai seorang penduduk setempat.
Pengamat pada pertemuan, yang menolak untuk diidentifikasi, melaporkan bahwa Thabo Mbeki, mantan presiden Afrika Selatan, telah menawarkan diri untuk menjadi penengah ketika pembicaraan dilanjutkan. (msa/Aljazeera)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!