Ahad, 9 Jumadil Awwal 1446 H / 29 September 2024 05:31 wib
13.096 views
Usia 25 Tahun, Seberapa Sukses Kamu?
Oleh: Aily Natasya
Untuk kalian yang umurnya masih di bawah 25 tahun, goals apa saja yang kalian ingin capai di umur 25 tahun? Pekerjaan impian? Gaji yang tinggi? Mobil? Rumah? Keliling dunia? Tabungan 1 miliar? Kira-kira apa?
Dan kalian yang umurnya sudah di atas 25 tahun, apakah goals yang kalian ingin capai sudah tercapai semua? Apakah masih sebagian yang tercapai? Atau masih proses? Atau bahkan menyerah? Semoga tidak ada yang menjawab ‘iya’ untuk pertanyaan yang terakhir.
Umur 20 sampai 25 tahun seringkali menjadi tahun-tahun yang sangat berat bagi kebanyakan manusia. Apalagi di Indonesia, umur 25 tahun dianggap sebagai umur yang krusial karena di umur segitulah orang-orang akan menghakimi kehidupan kita. Di usia 25 tahun belum menikah? Dicemooh, dianggap sudah tua? Belum dapat kerja yang mapan, pun dicemooh, dianggap gagal, dan semacamnya. Wajar sekali hal ini menjadi keresahan bagi orang-orang dewasa muda akhir-akhir ini.
Di umur-umur itu jugalah kita mulai benar-benar terjun ke kehidupan yang asing. Kita harus menempuh pendidikan yang berbeda, lebih menantang daripada pengalaman pendidikan yang kita tempuh di SD, SMP, dan SMA. Seperti kita harus ngekost, jauh dari orang tua, menghadapi lebih beragam manusia, harus lebih memahami orang tua dan keluarga, apalagi kalau kita anak pertama dari keluarga yang serba sederhana.
Lalu selanjutnya, memasuki dunia kerja. Dunia perkuliahan yang sebelumnya kita hadapi ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dunia kerja yang ternyata lebih kompleks untuk dihadapi. Ditambah lagi kalau kita adalah sandwich generation yang tidak hanya harus memikirikan masa depan kita sendiri, tapi ada adik-adik yang harus dipikirkan juga masa depannya. Contoh-contoh di atas jauh lebih kecil permasalahannya dibandingkan dengan permasalahan asli yang dihadapi oleh orang-orang di dunia nyata.
Dunia maya yang menipu semakin menambah beban pikiran kita karena merasa gagal ketika melihat ada banyak sekali orang-orang yang sukses di usia muda, jauh sebelum 25 tahun. Sedangkan kita, masih nyari pekerjaan. Masih serabutan. Masih berusaha menata mental. Jangankan memiliki pekerjaan, masih bisa bertahan, waras, dan tidak sampai bunuh diri saja udah bersyukur banget, hehe.
Karena titik permulaan orang-orang itu beda-beda, maka garis finish-nya pun bisa berbeda-beda. Dan belum tentu juga yang garis start-nya duluan, bisa lebih cepat mencapai garis finish. Previllege orang beda-beda. Namun itu bukanlah penentu utama dari kesuksesan orang. Ada orang yang hidupnya penuh dengan previllege, namun tidak digunakan dengan baik, sehingga hidupnya stuck dan tidak kunjung mencapai garis finish.
Maka dari itu, perhatikan hak istimewa yang kita punya. Jangan lihat orang lain, tapi lihatlah diri kita. Hak istimewa apa yang Allah kasih ke kita sekarang? Waktu? Badan yang sehat? Otak yang sehat? Semua itu, juga hak istimewa. Jadi tidak selalu soal uang dan orang tua yang memiliki kekuasaan. Karena banyak anak yang punya dua hak istimewa tersebut, tapi tidak tahu cara memanfaatkannya dengan benar sehingga jatuh tersungkur.
Kita punya Allah, bisa berdoa dan meminta kepada Allah, itu juga bagian dari hak istimewa. Allah menurut prasangka hambaNya. Jika kita yakin bahwa Allah akan membantu kita, Allah akan permudah segalanya untuk kita, maka demikianlah Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Memiliki keyakinan yang kuat itu juga hak istimewa.
Menjadi bodo amat dan maju terus untuk mencapai kesuksesan juga bagian dari hak istimewa. Mau umur kita sudah 25 tahun, 27 tahun, 30 tahun, 35 tahun, tidak apa-apa. Selagi kita tidak menyerah untuk terus percaya kepada Allah dan terus maju untuk menggapai semua cita-cita kita, maka semuanya akan baik-baik saja. Jadi jangan dengarkan mereka yang bahkan di umur mereka yang 30 tahun itu, tidak memiliki pencapaian apa-apa selain banyak anak dan bergosip. Semangat, kita. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!