Selasa, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Februari 2024 05:34 wib
29.235 views
Nasehat ‘Ilmu Padi’, Agar Tidak Sombong
Oleh: Aily Natasya
Sedang ramai penyebutan ‘ilmu padi’ di sosial media, istilah ‘ilmu padi’ sendiri adalah suatu istilah yang merunut pada pandangan filosofi hidup yang pengilhamannya berasal dari perkembangan bulir padi sejak berbunga hingga bernas bulirnya. Walau terkesan seperti candaan ringan yang menyenangkan bagi warganet, istilah ini memiliki makna yang sangat dalam.
“Bagaikan padi, semakin masak semakin merunduk”, bermakna manusia tidak pantas bersikap angkuh atau sombong karena usia atau kemampuan yang dimilikinya. Semakin banyak kehebatan yang ia dapatkan, semakin haruslah seorang manusia itu menunduk, merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan manusia lainnya.
Dalam hal ini, manusia seringkali menyombongkan apa-apa yang dimilikinya, khususnya dalam hal harta dan ilmu. Dan memang, dua hal tersebut seringkali membuat manusia menjadi lupa dan akibatnya, merendahkan orang lain demi meyakinkan dirinya bahwa dia benar-benar memiliki ilmu atau harta itu.
“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. Bukhari)
Wahb bin Munabbih rahimahullah berkata, “Sesungguhnya ilmu memiliki keangkuhan sebagaimana keangkuhan harta.” (An-Nubadz fi Adabi Thalabil Ilmi, hal. 185)
Perkataan yang dinukil oleh Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah:
“Ilmu itu ada tiga jengkal. Barangsiapa yang masuk jengkal pertama, dia menjadi sombong. Barangsiapa yang masuk jengkal kedua, dia menjadi tawadhu’. Barangsiapa yang masuk jengkal ketiga, baru dia tahu bahwa dirinya tidak tahu (masih sedikit ilmunya).” (Hilyah Thalibi ‘Ilmi, hal. 79)
Orang yang sudah sombong dengan ilmu yang dimilikinya selalunya merasa mudah puas. Padahal seharunya, semakin berilmu orang tersebut, semakin pahamlah ia bahwa ia belum berilmu, sehingga membuat dirinya bersemangat untuk belajar lagi dan lagi. Karena nyatanya, ilmu di dunia ini sangat luas. Semakin kita pelajari, akan ada banyak hal lagi yang perlu kita pelajari.
Contohnya para ulama. Mereka walau sudah mempelajari banyak sekali ilmu, walau sudah berada di usia senjanya, mereka masih terus belajar. Karena bagi mereka, banyak sekali ilmu yang belum mereka pelajari. Sehingga mereka masih haus untuk terus mempelajarinya.
Jika dari kita yang ketika menuntut ilmu, lalu diselubungi oleh rasa kepuasan dan kesombongan, maka ingatlah ayat ini:
Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (QS. Al-Kahfi: 109)
Betapa banyak manusia saat ini yang menyombongkan keilmuannya sampai hilang ketakutannya kepada Allah, lalu menggunakan ilmu yang mulia itu untuk menyesatkan manusia-manusia lain demi sebuah pengakuan.
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18
Ilmu Allah luas. Sangat luas. Bahkan jika kita mau mengabdikan setiap detik kehidupan kita demi mempelajari ilmu Allah, tidak akan pernah cukup walau jika hanya mencapai setetesnya saja.
Istilah ‘ilmu padi’ ini dapat dijadikan sebagai peringatan kecil terhadap kita yang masih sedikit ilmunya namun sombongnya minta ampun. Tetap ilmu padi, karena masih banyak ilmu yang belum dipelajari. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)
ILustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!