Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
8.480 views

Berbincang dengan Akbar, Si Uighur yang Mengungsi ke Norwegia

Oleh: Savitry Khairunnisa*

Saya teringat sembilan tahun lalu, di kelas kursus bahasa Norwegia. Teman-teman saya beragam latar belakang dan asal negaranya. Ada yang datang ke Norwegia karena pernikahan, pekerjaan, tapi kebanyakan adalah para pengungsi dan pencari suaka. Kami bukan saja mendengarkan guru dan mengikuti pelajaran, tapi juga saling bertukar cerita.

Saat yang paling saya nantikan adalah jam istirahat. Biasanya kami akan ngobrol, ada yang ngopi, keluar untuk merokok atau mencari udara segar, baca koran, atau mendiskusikan pelajaran tadi. Teman-teman saya ketika itu ada yang dokter asal Palestina, ibu rumah tangga dari Suriah, pelajar dari Iran, guru Matematika dari Somalia, wanita-wanita Filipina dan Thailand yang menikah dengan orang Norwegia, dan mereka yang berasal dari Eropa Timur.

Salah seorang yang langsung menarik perhatian saya adalah teman yang pendiam dan selalu tekun dengan catatannya. Kulitnya putih, rambut lurus, dengan wajah yang unik, perpaduan Cina dan Kaukasia. Namanya Akbar Osman. Waktu itu usianya masih awal dua puluhan. Setiap jam istirahat, dia tidak pernah ngobrol dengan kami, melainkan selalu sibuk dengan buku catatannya. Saya lirik apa yang dia tulis. Ternyata ia sedang berusaha menghafal kosa kata bahasa Norwegia ke dalam bahasanya, yang dia tulis dalam aksara Arab.

Saya puji betapa rajinnya dia tetap belajar, sementara kami asyik ngobrol dan bersantai. Akbar menjawab, "Aku harus lulus kursus ini untuk bisa melanjutkan ke universitas."

Akhirnya kami ngobrol juga. Akbar cerita bahwa dia berasal dari Xinjiang, China. Dia adalah etnis Uyghur.
Saya tanyakan apa yang membawa dia ke Norwegia. Apakah negaranya tidak aman?

Ternyata Akbar adalah yatim. Ia datang sendiri ke Norwegia. Negaranya China memang tidak sedang berperang. Tapi dia mengumpulkan keberanian untuk meninggalkan negaranya. Sebagai minoritas muslim, orang Uyghur sudah lama mengalami persekusi, tekanan, dan pengawasan ketat dari pemerintah China. Mereka tidak bebas menjalankan ibadah. Mereka dipaksa mengganti nama muslim menjadi nama yang sesuai menurut pemerintah China. Mereka selalu dicurigai sebagai orang-orang yang akan melakukan makar terhadap pemerintahan yang sah. Hidup selalu dalam ketakutan.

Ia sempat mengungsi beberapa waktu ke Kyrgyzstan, sebelum akhirnya dikirim ke Norwegia. 
Norwegia adalah salah satu negara Eropa yang punya kewajiban menampung pengungsi kuota, yaitu para pengungsi yang tidak dapat ditampung oleh negara kedua.
Sembilan tahun berlalu, dan Akbar sudah menjadi warga negara Norwegia.

Akbar, sebagaimana diaspora Uyghur di seluruh dunia, adalah mereka yang beruntung karena bisa terbebas dari kekangan penguasa zalim. Mereka bisa membangun hidup di negeri baru yang melindungi, memberi rasa aman, dan menjanjikan masa depan yang lebih baik. Jutaan muslim Uyghur lainnya masih terperangkap di tanah air mereka sendiri. Kejahatan kemanusiaan terhadap etnis Uyghur bukan fiksi, dan ini sudah berlangsung lama. 
Banyak media internasional dan lembaga kemanusiaan yang mengecam apa yang dilakukan pemerintah China pada rakyatnya ini. Dan kini seruan dan kecaman itu menggaung semakin kuat. Semoga saja ada langkah diplomatis persuasif yang bisa menghentikan penindasan terhadap orang Uyghur oleh pemerintah China. Kecil kemungkinannya, meski oleh pemerintah Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia sekalipun.

***

Saya masih beberapa kali bertemu sekilas dengan Akbar di pusat kota. Ia sudah jadi sarjana dari Universitas Stavanger jurusan Ekonomi. Kini ia bekerja di Haugesund sembari mengambil program MBA di universitas di kota kami. Akbar sudah menikah dengan wanita Uyghur yang selalu memakai kerudung. Cantik sekali. Mereka baru saja dikaruniai seorang anak perempuan. Alhamdulillah.

Ketika bertemu dua hari lalu di toko bahan makanan Asia, kami sempat ngobrol sebentar. Saya ucapkan simpati dan bersedih atas apa yang terjadi pada kaumnya di China.

"Tolong doakan kami. Doakan keluarga besar saya di Turkestan. Doakan agar Allah selalu melindungi kami."

Ya, untuk saat ini, selain menyebarkan informasi secara masif melalui media sosial dan mendukung gerakan kepedulian untuk Uyghur, yang paling bisa kita lakukan adalah berdoa. Berdoa secara khusus di kala sujud untuk saudara-saudara kita itu. Doa sebagai sesama manusia yang punya hak yang sama untuk hidup dalam suasana aman, damai, dan selamat. (rf/voa-islam.com)

*Penulis saat ini tinggal di Norwegia

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X