Selasa, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Oktober 2010 10:21 wib
15.267 views
Perubahan itu Keren!
“Hidupku tak akan berubah sebelum aku merubahnya sendiri”
Aslinya kalimat ini berasal dari Al-Qur’an yang mulia yaitu Surat Ar-Ra'd 11. Tapi pada tampilan sebuah iklan, kalimat ini diucapkan oleh gadis belia yang semula berambut panjang dikepang dua, berkacamata, dan berpakaian cukup sopan meskipun belum menutup aurat. Lalu, setelah mengucapkan kalimat di atas, ia berubah tampilan. Rambutnya dipotong pendek dan dibentuk sedemikian rupa keluaran salon, dan yang paling parah adalah bajunya yang benar-benar umbar aurat. Bagian atas mengumbar dada, bagian bawah sangat pendek pula.
Pesan ini sungguh menyesatkan kamu, sobat muda. Di sini digambarkan seolah-olah hidup yang lebih baik adalah mempermak diri secara fisik terutama dengan cara umbar aurat sepert ini. Hidup yang semula terlihat monoton dengan tampang culun menjadi berubah ceria dan berwarna ketika berani merubah ke arah yang lebih ‘liberal’. Bila tak disertai dengan pemahaman yang benar, bukan tak mungkin akan banyak remaja yang tersesat dengan tayangan ini.
Perubahan, memang sebuah gaung indah yang banyak digemakan orang. Perubahan adalah lambang kedinamisan hidup. Seolah-olah kamu belum terlihat keren kalau belum ikut-ikutan menyuarakan perubahan. Masalahnya, perubahan seperti apa yang berusaha diraih? Apakah seperti yang ditampilkan oleh iklan amburadul itu? Atau perubahan sejati yang memang diidam-idamkan oleh semua orang demi meraih kebahagiaan sebenarnya?
Perubahan dilakukan karena orang ingin meraih sebuah hidup yang lebih baik. Perubahan yang membawa pada kondisi yang lebih buruk, bukan ini yang dimaksud oleh kata perubahan itu sendiri. Masalahnya persepsi baik dan buruk ini yang seringkali tidak sama antara satu orang dengan orang lainnya. Bila ada perbedaan di sini, maka tentu saja kita akan memilih apa kata Islam saja untuk mendefiniskannya. Sesuatu dikatakan buruk adalah bila Islam menyebutnya buruk. Begitu juga apa yang dimaksud baik, maka lihat saja apa yang dimaksud baik oleh hukum syara’.
....Perubahan dilakukan karena orang ingin meraih sebuah hidup yang lebih baik. Perubahan yang membawa pada kondisi yang lebih buruk, bukan ini yang dimaksud oleh kata perubahan itu sendiri....
Gadis dengan gambaran di atas bukan melakukan perubahan namanya. Sebaliknya, gadis ini melakukan pengerusakan atas diri sendiri dan teman sebaya di sekitarnya dengan slogan sikapnya itu. Perubahan dikatakan apabila gadis yang semula berkepang dua, berkacamata, dan berpakaian cenderung sopan bermetamorfosa menjadi gadis yang kepang duanya hilang karena tertutup rapat oleh kerudung yang menutup hingga dada. Baju yang cenderung sopan itu berubah menjadi jilbab syar’i. Baju yang semula berupa kemeja panjang dan celana jins diganti dengan baju longgar tanpa potongan di tengahnya dan menutup baju dalam apabila di gadis akan keluar rumah. Kacamata itu pilihan, mau tetap dipakai atau dirubah lensa kontak, no problem.
Sosok inilah yang pantas mengucapkan slogan kalimat pembuka di atas. Gadis seperti ini benar-benar melakukan perubahan dalam makna positif dan bukan negative semacam umbar aurat dalam versi iklannya. Bila perubahan ini yang dimaksud, maka sungguh keren bila remaja putri semuanya mau mengikuti jejak sosok yang dimaksud dalam topik kali ini. Nah, sudahkah kamu ambil bagian dalam perubahan ini? Atau bahkan kamu menjadi bagian seperti sosok dalam iklan? Hiii.. na’udzubillah. Semoga perubahan apa pun yang kamu lakukan, patokannya hanya berlandaskan hukum syara’ semata ya. Siip deh ^_^ [ria fariana/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!