Rabu, 28 Jumadil Akhir 1446 H / 18 April 2012 01:14 wib
5.726 views
Caravan From Gaza 2012: Solidaritas Aktivis Dakwah Kampus untuk Palestina
YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Masa anak-anak adalah masa yang penuh keceriaan, kasih sayang, dan optimisme menyongsong kehidupan. Namun, semua definisi ini tak berlaku bagi anak-anak Palestina yang dibantai oleh tentara Zionis Israel. Jangankan bermain, belajar dengan nyaman pun sulit dilakukan. Begitu banyak yang kehilangan orang tua dan sanak saudaranya.
Keprihatinan ini membuat Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Jama’ah Shalahuddin Universitas Gadjah Mada (JS UGM) mengadakan acara Caravan From Gaza (CFG) dengan tema “Children of Gaza: Let’s Back to School” yang berlangsung pada Sabtu, (14/04)di Ruang Seminar Timur Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM. Acara ini diadakan berkat kerjasama antara JS UGM, Keluarga Muslim Psikologi (KMP), Jama’ah Muslim Fisipol (JMF), Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) dan FSLDK.
Acara ini hadiri oleh kurang lebih 200 aktivis dakwah kampus se-Yogyakarta. Rangkaian CFG ini terdiri atas Seminar Pendidikan Anak-Anak Gaza, Bedah Buku “Jalan Jihad Sang Dokter” karya dr. Joserizal Jurnalis serta konser nasyid oleh tim nasyid Sintesa dan Fathul Jihad.
Acara dibuka sekitar pukul 08.00 WIB dengan sambutan dari Arif Nurhayanto, Mahasiswa Psikologi UGM, selaku Ketua JS UGM. Dalam sambutannya Arif Nurhayanto menjelaskan latar belakang diselenggarakannya acara CFG ini dan menyatakan bahwa acara ini merupakan kali keduanya diselenggrakan. Arif juga membacakan sambutan tertulis dari Dzikrullah Wisnu Pramudya, Pendiri Sahabat Al Aqsha (SA) yang saat ini berhasil menembus Gaza bersama 3 orang tim SA lainnya untuk memenuhi undangan pemerintah Gaza. Dzikrullah menjelaskan bahwa perjuangan utama rakyat Gaza sejak tahun 1967 bukanlah mengangkat senjata. Bukan juga diplomasi kanan kiri meminta dukungan berbagai negara. Perjuangan utama mereka ialah mentarbiyah diri mereka dan generasi baru mereka dengan ruhul ‘Ibadah, ruhul Quran, dan ruhul Jihad. Meskipun masjid-masjid mereka rata dengan tanah, rakyat Gaza tetap shalat berjama’ah di masjid. Sejak hari Kamis sore kami Tim SA tiba di Jalur Gaza, setiap kali kami shalat berjama’ah masjid-masjid penuh hampir-hampir seperti shalat Jum’at. Dzikrullah juga menyampaikan bahwa tim SA shalat Jum’at di Masjid Al-Gharbi, di pinggir pantai Laut Mediterania yang diimami langsung oleh Perdana Menteri Ismail Haniyah.
Selanjutnya, nasyid Sintesa muncul untuk memanaskan semangat para peserta. Seminar berlangsung hangat dengan empat orang pembicara, yaitu Fanni Rahman dari Sahabat Al-Aqsha; Abdurrahman Tarmo dan Yakhsyallah Mansur dari Aqsha Working Grup, serta Fakher Nabel Mohammad Khalibi, mahasiswa berkebangsaan Palestina yang mengenyam pendidikan di S3 Psikologi UGM. Sedangkan sebagai moderator Aqil Wilda Arif, relawan Viva Palestina 5 yang juga merupakan Mantan Ketua JS UGM.
Secara garis besar para pembicara menyampaikan tentang tingginya minat dan kuatnya kesungguhan belajar anak-anak di Palestina sekalipun mereka berada dalam suasana konflik. Anak-anak Palestina adalah generasi yang tarbiyahnya sudah sangat integral. Mereka dididik sejak kecil untuk selalu dekat dengan Al Qur’an. Tidak heran jika saat ini ribuan anak-anak Gaza sudah mampu menghafal Al Qur’an. Namun di sisi lain, infrastruktur pendidikan di Gaza sangat tidak memadai. Hal ini dikarenakan Blokade atas jalur Gaza yang sudah berlangsung lebih dari 5 tahun lamanya. Ditambah serangan militer Israel pada Desember 2008 yang banyak menghancurkan bangunan di Gaza, termasuk infrastruktur pendidikan. Berbagai perspektif yang dipaparkan oleh para pembicara tersebut semakin diperkaya dengan pemaparan Fakher sebagai orang asli Palestina.
Selepas zuhur, acara dilanjutkan dengan bedah buku karya dr. Joserizal “Jalan Jihad Sang Dokter” oleh Tengku Azhar, Lc, Dosen Ma’had Ali An-Nur, Surakarta. Tengku mengatakan, kita harus tahu terlebih dahulu tentang jihad. Untuk apa berjihad, apa pentingnya berjihad, dan siapa saja musuh-musuh ketika kita berjihad. Hal itu berkaitan persiapan diri kita sebagai seorang mujahid. “Ketika kita menjadikan Yahudi sebagai musuh, maka sikap hidup kita sehari-hari pun harus mencerminkannya,” tambahnya.
Acara ini juga disemarakkan dengan bazar buku. Selain buku, berbagai pernak-pernik Palestina seperti jaket, pin, dan gantungan kunci juga ikut hadir di atas lapak-lapak yang digelar di depan ruang seminar.
Usai bedah buku acara dilanjutkan dengan Presentasi Proyek Kemanusiaan “TK FSLDK” oleh Candra Nunus Andayani. Dia menyampaikan bahwa Tema “Children of Gaza ; Let’s back to School” ini diangkat untuk mensosialisasikan Program Kemanusiaan “Taman Kanak-Kanak FSLDK” di Gaza. Program ini merupakan kerjasama antara Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) dengan Sahabat Al Aqsha untuk membantu pendidikan anak-anak di Gaza. [taz]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!