Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
2.333 views

Anis Byarwati Sesalkan Permasalahan Terkait DAK yang Terus Terulang

JAKARTA (voa-islam.com)--Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI melakukan rapat dengan Dirjen Anggaran & Dirjen Keuangan Kementerian Keuangan, Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas dan Dirjen Bina Keuangan Daerah dan Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri untuk membahas penelaahan BAKN terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI terkait tindak lanjut dan solusi permasalahan Dana Alokasi Khusus (DAK). Rapat ini diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (16/03/2022).
 
Dalam rapat ini, Wakil Ketua BAKN, Anis Byarwati, menyampaikan pandangannya. Pertama, Anis mengingatkan bahwa sejak digulirkannya Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) termasuk DAK yaitu tahun 2001 hingga 2022 saat ini, permasalahan yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan TKDD masih sama. Permasalahan yang terjadi pada tahun 2021 seperti keterlambatan juknis, ternyata masih sama dengan puluhan tahun lalu.

“Jika kita perhatikan berbagai penelitian atau berbagai informasi yang didapatkan dari kunjungan-kunjungan kerja BAKN, kita menemukan permasalahan yang sama. Tidak bergerak,” kata Anis.

Anis mengungkapkan penelitian yang dilakukan oleh BAPPENAS pada tahun 2011 yang sudah secara khusus menelaah tentang DAK. Penelitian tersebut mengungkap kelemahan DAK termasuk apa saja poin-poin yang menjadikan DAK tidak efektif serta rekomendasinya. Temuan BAKN pada hari ini, ternyata sudah ditemukan oleh penelitian BAPPENAS pada tahun 2011. Salah satunya tentang definisi DAK yang sebetulnya ditujukan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, namun dalam pelaksanaannya bergeser.

“Definisi yang ambigu ini, ternyata sudah ditemukan dalam penelitian BAPPENAS tahun 2011. Dan sekarang, permasalahan yang ditemukan juga masih sama,” tutur Anis.

Anis pun menyesalkan persoalan sama yang telah terjadi berpuluh tahun, hingga saat ini belum mengarah kepada solusinya.

“Kami berharap dengan BAKN menelaah secara khusus, DAK ini bisa diperbaiki,” ucapnya.
 
Terkait dengan komposisi TKDD, DAK dengan alokasi anggaran 7% terhitung paling kecil dibandingkan dengan Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU) yang alokasi anggarannya diatas 10%.

Namun, Anggota Komisi XI DPR RI ini melihat permasalahan sebenarnya bukan tentang besar atau kecilnya nilai anggaran akan tetapi bagaimana tata kelolanya.

Anis juga menegaskan bahwa penggunaan DAK yang benar-benar sesuai dengan tujuan peruntukannya serta tata kelolanya, menjadi masalah di daerah.

“Walaupun jumlahnya kecil, bukan berarti DAK tidak punya implikasi. DAK jelas memiliki implikasi terhadap kepentingan nasional karena ia merupakan dana yang dialokasikan untuk prioritas nasional di daerah. Jadi nasional akan terganggu ketika DAK tidak diimplikasikan dengan baik,” tegasnya.  
 
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini juga menyampaikan tentang tingginya ekspektasi daerah untuk mendapatkan TKDD yang sudah terjadi sejak lama.

Hal ini disebabkan karena ketergantungan daerah kepada pusat untuk membangun daerahnya. Hampir seluruh daerah hanya memiliki porsi PAD tidak lebih dari 20% untuk pembangunan daerahnya, sementara 80% anggaran daerah menggantungkan diri kepada TKDD termasuk didalamnya DAK.

“Komposisi ini menggambarkan kemandirian fiscal di Indonesia sangat memprihatinkan. Bertahun-tahun kita sudah memberikan transfer dari pusat , tapi hingga saat ini setelah 20 tahun berlalu daerah belum bisa membangun kemandirian fiskalnya. Jika pusat telat mengirimkan transfer ke daerah, maka pembangunan di daerah otomatis terhambat. Dan situasi ini sangat memprihatinkan,” tegas Anis.
 
Oleh karena itu, Politisi Senior PKS ini menyarankan agar pemerintah memberikan masukan-masukan yang lebih tajam kepada BAKN dan tidak hanya bersifat normatif. Hal ini dibutuhkan karena BAKN akan melaporkan hasil kajian-kajian dan penelaahan yang telah disusunnya kepada pimpinan DPR RI.

Salah satu masukan yang perlu dipertajam menurut Anis yaitu mengenai tata kelola DAK ke depan agar lebih baik dan tidak terjadi lagi hal-hal yang sekarang ini masih menjadi permasalahan.

“Walaupun sudah ada UU HKPD yang telah disahkan DPR, namun masih  banyak daerah yang mengeluhkan implementasinya terutama untuk pasal-pasal yang masih memberatkan bagi daerah. Sehingga UU ini belum menjawab permasalahan yang ada,” pungkasnya.*[Syaf/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Berbagi Keberkahan, Bantuan Modal Usaha Untuk Muallaf

Berbagi Keberkahan, Bantuan Modal Usaha Untuk Muallaf

Tak punya kedua orang tuanya sejak 2017, Monica Kenyo Wulan Hapsari (27) hidup sendiri di kos berukuran sempit 2 x 3 meter. Sempat kelaparan dan hanya mampu jual sepatu dan tas ke rosok untuk...

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Jamaah masjid, siswa sekolah dan warga pelosok Garut ini kesulitan air untuk ibadah, bersuci, wudhu, memasak, minum, mandi, dan mencuci. Ayo Wakaf Sumur, Pahala Mengalir Tak Terbatas Umur.!!!...

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Syafani Azzahra, bocah yatim sejak usia tujuh tahun ini bercita-cita ingin menjadi dokter penghafal Al-Qur'an. Setamat SD ia ingin melanjutkan sekolah ke pesantren, tapi terkendala biaya. Ayo...

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Di tengah pandemi Covid-19, permintaan layanan ambulans untuk pasien dan jenazah terus meningkat. Mobil baru IDC akan disulap jadi ambulans, butuh dana 39 juta rupiah untuk biaya modifikasi....

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X