Sabtu, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Maret 2020 01:00 wib
3.611 views
Pemerintah Diminta Dahulukan Penanganan Covid-19, Agar Kepercayaan Pasar Dapat Kembali
JAKARTA (voa-islam.com)--Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS Anis Byarwati menyampaikan bahwa pelemahan rupiah kali ini, bukan cerminan dari current account, dan bukan juga cerminan dari trade balance.
"Penyebab menurunnya rupiah kali ini, lebih karena tingkat kepercayaan masyarakat dan pelaku pasar yang turun. Tidak hanya kepada pemerintah tetapi juga kepada perekonomian Indonesia," ujarnya di Jakarta, Jum'at, 20 Maret 2020. Hal ini disampaikan Anis merespon nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang mencapai angka diatas Rp 16.000,00 per dollar.
Lebih lanjut Anis menegaskan, tekanan terhadap rupiah ini sebagai bentuk ketidakpercayaan pelaku pasar pada pemerintah dalam menangani wabah virus Corona (Covid-19). "Jadi saya melihat tekanan terhadap rupiah ini sebagai bentuk ketidakpercayaan pelaku pasar terhadap pemerintah dalam menangani wabah virus Corona (Covid-19). Akibatnya, mereka berspekulasi sangat negatif terhadap ekonomi Indonesia," kata Anis.
Di sisi lain menurut Anis, tanpa terkena wabah covid-19 pun, ekonomi Indonesia diperkirakan hanya tumbuh di bawah 5%. Itu saat corona baru melanda China. Bahkan pernah ada perkiraan, pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini hanya di kisaran 4,3%-4,8%.
Dengan situasi seperti itu, secara alami investor asing di pasar keuangan Indonesia kabur. "Flight to safety, kabur mencari tempat aman. Begitu asing kabur, pelaku domestik pun ikut-ikutan, sehingga menimbulkan efek spiral," tambah Anis menjelaskan.
Oleh karena itu, Anis menyarankan sebaiknya Presiden Jokowi harus memutuskan untuk lebih mengutamakan penanganan Covid-19, dibanding dampak ekonominya. " Indonesia harus ambil prioritas yang benar. Yaitu, cegah wabah corona dulu. Ekonomi menyusul kemudian," tegasnya.
Selain itu, pemerintah juga harus membuktikan kebijakan yang mendorong kepercayaan dari pelaku usaha. "Jangan sampai mereka melihat langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah ini dianggap tidak optimal atau penanganan covid 19 ini tidak optimal," katanya sebagai penutup.*[Ril/Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!