Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
12.960 views

Presidential Threshold dan Oligarki

AMBANG batas calon presiden atau presidential threshold 20 persen menjadi isu hangat yang saat ini menjadi pembicaraan publik. Sejumlah pihak, mulai dari perorangan, tokoh politik hingga organisasi sipil meminta ketentuan ini dihapus. Bahkan beberapa pihak telah mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. Namun sebanyak sebanyak 13 kali mengajukan uji materi ditolak MK.

Tentu banyak alasan yang menjadi pertimbangan mengapa ketentuan PT 20 persen ini perlu ditinjau ulang. Salah satunya demi mencegah terjadinya praktik oligarki politik dan ekonomi dalam kekuasaan.

Pakar Hukum Tata Negara Dr Zainal Arifin Mochtar pada suatu kesempatan meyakini penetapan ambang batas pencalonan presiden adalah upaya pemusatan kekuasaan. “Saya termasuk yang menduga, bahwa presidential threshold ini berkaitan dengan upaya untuk mengonsentrasikan kakuasaan pada pihak-pihak tertentu. Dan saya menduga, ini sebenarnya bagian dari permainan oligarki. Tidak bisa ditolak,” kata Zainal seperti dikutip dari Voaindonesia.com edisi Senin (7/6/2021).

Tangan-tangan oligarki di balik ketetapan PT 20 persen ini memang begitu kuat. Bahkan cengkeramannya hingga ke lingkup daerah di even Pilkada (pemilihan gubernur, wali kota, dan bupati). Ketetapan ambang batas ini bisa menjadi mesin uang bagi parpol-parpol besar.

Ketika satu figur capres disokong oleh kekuatan kelompok pemodal memenangi even Pilpres, maka kepemerintahannya sang figur tersebut akan disetir oleh kelompok pemilik modal. Kebijakan-kebijakan yang dibuat bukan lagi atas aspirasi dan kepentingan rakyat, tetapi lebih mengutamakan kepentingan pemilik modal. Bagi kelompok pemilik modal ini tidak peduli siapa yang menjadi presiden sepanjang bisa bekerja sama dengan mereka untuk memperpanjang akumulasi kekayaan.

Apa yang dikatakan Ketua KPK Firli Bahuri soal PT 20 persen memicu ongkos politik yang mahal yang bisa berujung pada politik transaksional sangat betul. "Presidential threshold 20 persen itu biaya politik menjadi tinggi. Sangat mahal. Biaya politik tinggi menyebabkan adanya politik transaksional. Ujung-ujungnya adalah korupsi," kata Ferly dikutip dari Cnnindonesia.com edisi Jumat (17/12/2021).

Tentu, ini baru satu sisi dampak negatif dari PT 20 persen. Sebelum dampak negatif ini memperparah kerusakan negeri, alangkah baiknya PT 20 persen ini ditinjau ulang. Ini semua demi terciptanya iklim demokrasi yang lebih berwarna dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.*

Redaksi

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Redaksi lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Berbagi Keberkahan, Bantuan Modal Usaha Untuk Muallaf

Berbagi Keberkahan, Bantuan Modal Usaha Untuk Muallaf

Tak punya kedua orang tuanya sejak 2017, Monica Kenyo Wulan Hapsari (27) hidup sendiri di kos berukuran sempit 2 x 3 meter. Sempat kelaparan dan hanya mampu jual sepatu dan tas ke rosok untuk...

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Jamaah masjid, siswa sekolah dan warga pelosok Garut ini kesulitan air untuk ibadah, bersuci, wudhu, memasak, minum, mandi, dan mencuci. Ayo Wakaf Sumur, Pahala Mengalir Tak Terbatas Umur.!!!...

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Syafani Azzahra, bocah yatim sejak usia tujuh tahun ini bercita-cita ingin menjadi dokter penghafal Al-Qur'an. Setamat SD ia ingin melanjutkan sekolah ke pesantren, tapi terkendala biaya. Ayo...

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Di tengah pandemi Covid-19, permintaan layanan ambulans untuk pasien dan jenazah terus meningkat. Mobil baru IDC akan disulap jadi ambulans, butuh dana 39 juta rupiah untuk biaya modifikasi....

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X