Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Juni 2018 11:10 wib
6.133 views
Jangan Ada Baper Diantara Kita, 5 Tips Terhindar dari Pacaran
Sahabat Muslimah VOA-Islam yang Shalihah...
Makna ‘Baper’ saat ini tidaklah asing di kalangan remaja, misalnya “Eh jangan lupa makan, nanti baper” (BAwaannya laPER). Baper dikalangan remaja dapat diartikan sebagai Bawa Perasaan, maksudnya apa ni? Perasaan kok dibawa-bawa apa enggak capek?
Sebelumnya saya akan membahas uniknya masa remaja, agar para orangtua tidak selalu menghakimi maupun menuntut anaknya saat masa remaja, dengan harapan para orangtua dapat membimbing dan menemani masa-masa remaja anaknya.
Remaja adalah masa antara masa kanak dan dewasa, terlihat dari perubahan fisik, psikologi dan sosial. Perubahan ini membawa remaja masuk kedalam situasi yang rentan dan memerlukan penyesuaian diri. Perkembangan jaringan otak dimulai sejak dalam kandungan mengikuti program genetik yang berasal dari orangtua. Namun, setelah anak lahir, pertumbuhan otaknya sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya melalui interaksi dengan lingkungan, terutama kedua orangtua.
Pertumbuhan yang sangat cepat terjadi di prefrontal cortex (PFC) di usia antara 6 hingga 12 bulan. PFC adalah wilayah otak yang menjalankan fungsi perencanaan, pengaturan, pemecahan masalah, pemusatan perhatian, kepribadian, kendali diri, dan perilaku. Namun pada masa remaja, bagian amygdala berkembang lebih dahulu dibanding area pengendali di otak (PFC).
Jadi sebelum korteks lobus frontalis sempurna, amygdala sudah berkembang lebih dahulu, hal ini yang membuat remaja lebih menyukai hal-hal yang dirasa menyenangkan dan belum bisa memahami konsekuensi apa yang terjadi.
Narkoba, seks pranikah, merokok, dan beberapa kenakalan remaja lainnya sering terjadi, maka dari itu remaja perlu pendampingan orangtua pada saat melewati masa labilnya itu, dengan begitu perkembangan sistem limbik di amygdala dapat terkontrol dengan baik, dan menciptakan generasi penerus bangsa.
‘Pacaran’ seperti yang sering terjadi disekililing kita, para remaja sering beradu kasih di tempat umum, tempat wisata, lebih parah lagi kalau ke tempat sepi-sepi, Astaghfirullah.
Mengerikan apabila memikirkan dampak yang terjadi, sudah pasti dosa, hamil diluar nikah, aborsi, penularan penyakit seksual seperti HIV-AIDS, gonorhea, sifilis, herpes dll. yang paling mengerikan adalah kematian. Lalu, bagaimana mencegah agar t ak terjadi hal tersebut? Berikut 5 tipsnya:
1) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Pancasila sebagai landasan Negara Indonesia, yang sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa negara kita adalah negara yang mengutamakan Tuhannya, sebagai warga Indonesia hendaknya beribadah sesuai keyakinan masing-masing, dan saya yakin bahwa tidak ada agama yang mengajarkan kejelekan. Bagi muslim, bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah, berdo’a agar segera dipertemukan dengan orang yang tepat dan waktu yang tepat pula, agar terhindar dari beberapa dampak yang telah saya sebutkan di atas.
2) Lebih Dekat dengan Orangtua
Sangat indah apabila dapat bersahabat dengan orangtua, bebas menceritakan apa yang dirasa tanpa ada rasa takut dan tekanan. Tidak semua sifat orangtua itu sama, ada yang sangat melarang anaknya berpacaran, hal ini akan membuat remaja menjadi pemberontak, rasa ingin tahu lebih besar “Mengapa saya tidak boleh pacaran?” Akibatnya remaja tersebut semakin ingin tahu dan mencobanya. Peran Orangtua juga bisa direalisasikan dengan berlibur bersama, makan bersama, agar remaja pun nyaman, merasa dicintai dan tidak menginginkannya dari oranglain/lawan jensinya.
3) Mengisi Waktu Luang dengan Hal yang Bermanfaat
Banyak sekali hal yang dapat dilakukan pada usia remaja, namun satu penyakit yang selalu ada adalah “MAGER” atau Males Gerak, selalu ingin tidur enak dan dapat uang banyak. Padahal dengan kita melakukan banyak gerakan, banyak pula otot yang berkontraksi, karena tubuh kita disusun untuk bekerja melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, apa saja kegiatan yang bermanfaat tersebut?
Membuat artikel, menulis sebuah buku, membuat kerajinan tangan, membuat poster, mengikuti kegiatan pengadian masyarakat, mengikuti organisasi, membaca jurnal/penelitian, membentuk kelompok belajar, mengikuti seminar untuk mengembangkan pengetahuan, dan pastinya melakukan itu semua atas ijin orangtua juga.
4) Memilih Lingkungan
Lingkungan dapat dikatakan sebagai faktor penyebab berkembangnya cara berpikir remaja, lingkungan pedesaan tentu berbeda dengan lingkungan perkotaan. Begitu pula lingkungan sehari-hari, cara memilih teman dan lingkungan pun tetap harus diperhatikan seperti hadist.
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Ada banyak manfaat jikalau kita berada pada lingkungan yang baik, seperti dia akan mengajarkan kepadamu hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan agamamu, dia akan mengingatkan dari hal-hal yang membuatmu celaka, senantiasa memotivasi dirimu untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung silaturahmi, dan bersabar dengan kekurangan dirimu.
Dia juga mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun bersikap. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya dalam akhlak dan perilakunya. Keduanya saling terikat satu sama lain, baik dalam kebaikan maupun dalam kondisi sebaliknya. Semoga kita termasuk orang yang dirahmati Oleh Allah SWT.
5) Ingat-ingat Surah Al-Isra’ ayat 32
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Nabila Widialarasati, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!