Senin, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Februari 2016 09:10 wib
16.031 views
Tolak Gaya Hidup LGBT, Cukup Akhir Hidup Kaum Sodom Menjadi Pelajaran
Minimal, TOLAK dulu pemahaman bahwa Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) adalah sebuah perilaku dan gaya hidup yg wajar dan bisa diterima.
**
Beberapa waktu yang lalu, saat ngantri di salah satu bank di Jombang, pas di tipi lagi ada wawancara info-temen gosip. Seorang dukun seleb, sedang menerawang dunia selebritis tahun 2016.
"Bulan empat 2016 akan terbongkar kasus-kasus prostitusi pria dan prostitusi sesama jenis,” katanya.
Arghh! Pengen lempar tipi bank itu rasanya.
**
Well...penerawangan si dukun bukanlah sesuatu yang istimewa sebenarnya. Pewawancara saja yang (pura-pura) bodoh. Sama misalnya, kayak saya. Saat ini saya tinggal di lingkungan yang sebagian besar warganya gemar membuang sampah sembarangan. Selama berpuluh tahun sudah menjadi budaya. Bahkan sampah rumah tangga dilempar ke sungai dengan santainya.
Trus, saya sok menerawang, "Menurut penerawangan gue, saat musim hujan nanti wabah demam berdarah dan banjir akan melanda kampung kita."
Apa saya hebat? Enggak lah! Warga buang sampah sembarangan tapi gak banjir, itu baru aneh! Kerusakan itu, disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Titik!
****
Terbongkarnya kasus artis pria yang nyambi jadi peliharaan Gay berduit, dengan modus dijanjikan job, popularitas, dan dijanjikan uang. Itu bukan sesuatu yg baru! Sang Predator LGBT, terutama pria gemulai dengan modus sebagai pencari bakat artis, manager model, pemilik Production House, Event Organizer berburu pria ganteng, imut, kiyut, polos dan penuh mimpi di tingkat kabupaten sampe ibukota, itu udah jamak! Sejak jaman dahulu kala.
Bedanya kala itu, kita masih jijik-jijik gimana gitu kalo dengar kata Homo dan Lesbi. Sekarang dunia hiburan di negeri kita, dipenuhi oleh kaum mereka. 'Kaum mereka' yang terdiri dari: artis yang emang dasarnya SSA (Same Sex Attraction) dan menikmati dunia LGBT, artis yang hanya SSA, gayanya melambai dan hidup layaknya pria normal, menikah, punya anak, tapi gaulnya ama LGBT. Artis yang tadinya normal, bisa jadi LGBT demi harta dan popularitas. Dan banyak lagi variannya.
Parahnya. Generasi muda kita mulai menirunya dan menjadikan mereka kiblat yang dipuja-puja bangsa.
***
Lalu sekarang, telah terjadi wabah dan 'banjir' banci di sekeliling kita. Tingkat kematian karena HIV AIDS meningkat pesatttt. Biasanya para aktifis LGBT berkedok aktifis HAM akan menolak fakta jika pengidap HIV AIDS yang mati karena AIDS adalah LGBT. Mungkin perlu sekali-kali mereka diajak langsung untuk ngeliat mayit para penderita AIDS yg -maaf banget- anus-anusnya hancur karena perilaku homoseksual. Itu semua agar mereka percaya, betapa hubungan antara LGBT dan HIV/AIDS itu, seperti ROKOK dan Kanker Paru-Paru.
Satu persatu aib artis bisexual pun terbongkar. Kita kaget. Entah pura-pura atau beneran kaget. Jika kita tak peduli dan masih cuek, apalagi masih memasang badan membela mereka atas nama hak asasi manusia, dan jika ini terus berlanjut maka beberapa puluh tahun ke depan, jangan pura-pura kaget jika negeri kita akan sama seperti Amerika yang dulu juga menolak keras pernikahan sejenis. Tapi lihat sekarang, mereka telah mengesahkan undang-undang pro LGBT!
Ssstttt, bukankah sekarang aja udah beberapa kali terjadi pernikahan homo di beberapa daerah di Indonesia, meski tak legal? Trus, kita bisa apa? Cuma memaki? Hehehe.. Sama seperti opening tulisan ini.
= Minimal TOLAK dulu pemahaman bahwa Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) adalah sebuah perilaku dan gaya hidup yang wajar dan bisa diterima =
Doakan anak-anak dan keluarga kita agar terjauh dari wabah LBGT. Hayukkk.. para Ayah, para Bunda, terlibat penuh dalam pendidikan anak-anak. Jika ada sahabat, saudara, atau keluarga yg sudah jelas terbukti LBGT.. Selamatkan! Ajak mereka ikut grup pendampingan LGBT.
Sekali lagi, minimal cam-kan pada hati kita bahwa kisah-kisah dalam Al-Quran bukan dongeng. Kisah Kaum Nabi Luth, tertulis bukan sebagai pengantar tidur. Mayat-Mayat Kaum Sodom dari Kota Pompei yang membatu bahkan menjadi saksi real di Kota Napoli. Mereka adalah saksi kerasnya hati kaum LGBT. Bahkan mereka memusnahkan orang-orang yang ingin menyelamatkan mereka, mengembalikan mereka ke-fitrahnya.
“Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu ini. Karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mengaku dirinya) bersih.”(An-Naml: 56).
Semoga hati kita belum membatu.
Yana Nurliana,
Menulis adalah Menasehati diri sendiri
Editor: RF
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!