Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Juli 2015 13:58 wib
62.464 views
Waspada, 9 Pembalut Wanita Berbahaya Mengandung Khlorine
Sahabat Wanita Muslimah Voa-Islam,
Jagat maya dan dunia nyata dihebohkan dengan ditemukannya pembalut berkhlorine, lalu bagaimana menyikapinya? Simak dan luangkan waktu baca tulisan Prof. Zullies Ikawati berikut ini...
Apakah teman-teman pernah menggunakan pemutih pakaian pada saat mencuci? Itu juga mengandung Klorin, tepatnya merupakan senyawa sodium hipoklorit. Kok ngga pada ribut yah? padahal baju yang diputihkan mungkin juga mengandung klorin...
Air minum juga kadang mengandung klorin jika dijernihkan menggunakan kaporit (senyawa Kalsium hipoklorit), terutama air PDAM... Klorin bisa bersifat desinfektan juga jadi dapat dipakai utk mendesinfeksi bebagai barang (bisa dibaca di sini : http://chlorine.americanchemistry.com/FAQs/Chlorine-Bleach)
Klorin yang terdapat pada pembalut wanita yg sedang ramai dibicarakan diperkirakan merupakan sisa dari pemutihan atau bleaching dari pulp yang digunakan sebagai campuran pengisi pembalut. Memang di negara maju bleaching dengan gas klorin sudah tidak banyak digunakan lagi karena kekuatiran menghasilkan dioksin, dan beralih ke H2O2. Mungkin produk2 dalam negeri masih banyak menggunakan bahan baku yang diputihkan menggunakan klorin karena faktor ekonomi.. Ini yang kita agak kecolongan karena kalau di negara maju sudah jauh ditinggalkan.
Efek toksik klorin yang utama adalah jika terhirup ke saluran pernafasan... tapi kan kita tidak akan menghirup-hirup pembalut?
smile emoticon
Jika hanya tersentuh saja, kontak dengan kulit seperti pada pemakaian pembalut, mungkin lebih menyebabkan iritasi atau alergi buat yang sensitif.
Yang ngga sensitif ya tidak merasa apa-apa... (ini profil toksikologi klorin: http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp172-c2.pdf
Yang dulu sempat ramai adalah justru dioksin, yang merupakan hasil samping dari pemutihan dengan klorin..
Untuk membaca lebih lanjut tentang dioxin dan pembalut wanita: https://zulliesikawati.wordpress.com/2010/11/16/dioksin-dan-pembalut-wanita/
Kasak-kusuk soal klorin yang terdapat dalam pembalut wanita sudah diklarifikasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Klorin tidak berbahaya jika ditemukan dalam jumlah sedikit, dan hanya beracun jika termakan atau terminum.
"Klorin itu berbahaya jika termakan atau terminum. Jadi klorin itu dilarang digunakan dalam makanan dan minuman," tutur Dra Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes.
Dengan kata lain, dra Linda mengatakan bahwa pembalut yang saat ini beredar aman digunakan. Ia juga meluruskan soal Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No 472/1996 yang dikatakan melarang penggunaan klorin karena bersifat racun dan iritan.
Dijelaskan Linda bahwa Permenkes tersebut dimaksudkan untuk melarang penggunaan klorin dalam pembuatan obat dan makanan. Soal temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Linda beranggapan bahwa mungkin saja yang dimaksudkan adalah dioxine.
"Kalau klorin selama tidak tertelan ya tidak berbahaya. Mungkin yang dimaksud adalah dioxine, karena dioxine mudah menguap dalam suhu panas. Ini yang bisa menyebabkan kulit iritasi dan kanker," ungkapnya.
Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek mengatakan bahwa soal iritasi dan gatal-gatal akibat pembalut merupakan kasus individual. Artinya kasus ini hanya terjadi pada beberapa orang dan bukan akibat dari kesalahan suatu produk.
"Jadi masyarakat tenang saja. Pembalut yang sekarang beredar di masyarakat sudah lulus tes dan aman digunakan," tuturnya di kesempatan yang sama.
http://health.detik.com/read/2015/07/07/210736/2962990/763/kemenkes-jamin-pembalut-dan-pantyliner-yang-beredar-aman-digunakan
Ibu Menkes, Prof Nila dan ibu Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Ibu Linda pun sudah angkat bicara. Baiklah, kita tunggu pengumuman dari BPOM (semoga BPOM bisa hadir menenangkan hiruk-pikuk ini). Kan kasian gitu para wanita, menstruasi aja bisa bikin dismenorhea yang mengganggu, masih juga harus dibebani pikiran dengan kabar yang tidak tuntas dibahas macam ini.
Daftar Merek Pembalut Berklorin Temuan YLKI
Temuan YLKI tersebut didasarkan pada uji sampel yang berlangsung mulai Januari – Maret 2015. Hasilnya, 9 merek pembalut dan 7 pantyliner ternyata mengandung bahan pemutih kimia atau klorin.
Merek Charm, disebutkan sebagai pembalut dengan klorin yang paling tinggi yakni 54.73 ppm. Sementara untuk merek pantyliner yang paling banyak mengandung klorin adalah V Class, produk dari PT Softex yakni sebesar 14.68 ppm.
Laboratorium yang digunakan untuk melakukan pengecekan kadar klorin dalam pembalut wanita tersebut, aku pihak YLKI, adalah independen serta terakreditasi. Jadi bukan milik pemerintah atau yang memiliki tendensi dari segi bisnis atau apapun.
“Berdasarkan hasil uji sampel 9 merek pembalut dan 7 merek pantyliner di lab yang terakreditasi dan independen, semuanya positif mengandung klorin dengan rentang 5-55 ppm,” jelas peneliti YLKI, Arum kepada awak media.
Apa efek dari klorin terhadap organ intim wanita secara khusus, atau kesehatan wanita secara umum?
Menurut Arum Dinta, bahan kimia itu dapat memicu iritasi, gatal, dan bahkan keputihan. Dalam jangka panjang jika terus terjadi masalah maka bisa juga memicu kanker serviks, tambah dia.
Peraturan dari Food Drug Administration (FDA) tentang bahan kimia klorin di pembalut sebenarnya sudah tercantum, yakni pembalut tidak boleh mengandung bahan berbahaya tersebut. apalagi dalam jumlah konsentrasi yang besar.
Pembalut:
1. Charm: 54,73 ppm
2. Nina Anion: 39,2 ppm
3. My Lady: 24,44 ppm
4. VClass Ultra: 17,74 ppm
5. Kotex: 8,23 ppm
6. Hers Protex: 7,93 ppm
7. Laurier: 7,77 ppm
8. Softex: 7,3 ppm
9. Softness Standard Jumbo Pack: 6,05 ppm
Pantyliner:
1. V Class: 14,68 ppm
2. Pure Style: 10,22 ppm
3. My Lady: 9,76 ppm
4. Kotex Fresh Liners: 9,66 ppm
5. Softness Panty Shields: 9,00 ppm
6. CareFree Superdry: 7,58 ppm
7. Laurier Active Fit: 5,87 ppm
Produsen dari merek tersebut tidak mencantumkan kandungan klorin pada komposisi. Namun hasil pengujian YLKI menunjukkan pembalut dan pantyliner itu mengandung klorin yang biasa digunakan sebagai pemutih. [dbs/adivammar/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!