Ahad, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Agutus 2010 15:59 wib
13.956 views
Jangan Ganggu, Aku Sedang Puasa!
Ma, tadi aku berantem dengan Doni lantaran dia makan di depanku. Aku kan sedang puasa!” adu Dimas dengan nada kesal. Fanny yang mendengar keluh kesah putranya hanya bisa tersenyum. Dengan lembut dia berkata kepada Dimas untuk lebih bersabar jika ada teman di sekolah yang mengganggu puasanya. Bagaimana caranya?
Tak Hanya Menahan Lapar
Tanamkan kepada anak bahwasannya berpuasa itu tidak hanya sekadar menahan haus dan lapar saja. Ada banyak makna di balik puasa termasuk menahan hawa nafsu serta menjaga sikap, termasuk menahan emosi kita.
Jangan lupa, saat melatih kekuatan imannya, jelaskan kepada si kecil bahwa orang berpuasa akan banyak mengalami godaan. Teman-teman si kecil yang tidak berpuasa, bukan tidak mungkin menggoda dengan makan di depannya atau dengan perilaku yang kurang pantas lain, misalnya.
Jadikan Godaan Sebagai Tantangan
Jika ada teman yang menggangu puasa si kecil, bukan berarti dia lantas harus ikut-ikutan tidak berpuasa. Justru jadikan hal tersebut sebagai suatu tantangan bagi anak untuk melatih kekuatan imannya dalam menghadapi sesuatu yang dia yakini benar. Jelaskan dalam contoh sehari-hari, misalnya jika ingin menjadi juara kelas tentunya dia harus giat belajar dan memperhatikan pelajaran di sekolah.
Meskipun teman-teman lain tidak berbuat demikian atau malah sekadar bermain-main saja namun jika ingin meraih sesuatu ia harus berusaha keras. Seperti dalam kehidupan nyata pun demikian, kadang jika ingin berbuat baik akan banyak kendala dan hambatannya. Namun jangan menyerah.
Agar Anak Tidak Mudah Emosi
Saat berpuasa, kerap emosi anak menjadi tidak stabil. Sebaiknya, Ibu harus pandai memperhatikan kondisi psikologis anak. Buatlah kegiatan puasa menjadi hal yang menyenangkan dan tanpa pemaksaan. Dapat melalui latihan secara perlahan-lahan, menceritakan hal-hal menyenangkan tentang puasa atau bahkan dengan memberikan reward. Tapi, jangan jadikan hal tersebut sebagai goal agar anak mau berpuasa.
Berikan pengertian mengenai reward yang Ibu berikan kepada buah hati serta kaitannya dengan puasa yang sedang mereka jalani. Ada baiknya, persiapkan si kecil untuk menghadapi puasa, seperti:
- Mengajarkan puasa sejak dini, dapat dimulai sejak anak berusia 5 tahun ke atas. Saat itu tanamkan pengertian tentang puasa dan maknanya.
- Perhatikan kondisi kesehatan anak. Mengajarkan puasa kepada anak-anak bukanlah pemaksaan.
- Atur jadwal tidur mereka, biasanya pada bulan puasa, anak-anak gemar salat Tarawih di Masjid. Jadwal salat Tarawih terkadang melebihi waktu tidur anak, belum lagi mereka harus makan sahur. Tak ada salahnya membiarkan anak-anak tidur siang lebih lama dari biasanya untuk menggantikan tidur malam mereka.
- Bantu anak untuk selalu makan sahur. Aktivitas ini sangat penting bagi anak dimana mempersiapkan diri saat tidak diisi seharian. Siapkan menu yang berkualitas dan bergizi tinggi agar anak tak kekurangan gizi.
- Perhatikan pola bermain mereka. Banyak anak lupa mereka sedang berpuasa dan bermain seperti biasa yang banyak mengeluarkan keringat. Jika tidak pantau, bukan tak mungkin mereka akan kelelahan dan akhirnya dehidrasi. Saat berpuasa, cairan yang masuk ke dalam tubuh jelas berkurang, aktivitas yang berlebihan pada anak akan mengakibatkan mereka kekurangan cairan yang menyebabkan mereka jatuh sakit.
- Saat anak-anak berpuasa, baiknya dampingi mereka sekalipun Anda sedang tak berpuasa. Anak-anak membutuhkan role model yang dapat mereka tiru, yaitu Anda sebagai orangtua. Dengan demikian, diharapkan kondisi psikologis anak akan menjadi lebih terjaga sehingga anak menjadi tidak gampang marah atau terpancing emosi oleh temannya.(rps/oz)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!