Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Agutus 2009 06:36 wib
5.249 views
Melatih Anak Berpuasa
Bulan Ramadhan adalah bulan yang terlalu istimewa untuk dilewatkan begitu saja tanpa perencanaan dan persiapan yang memadai, biak oleh kita yang telah dewasa terlebih bagi anak kita terkait dengan pentingnya menanamkan kebiasaan baik sejak dini. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka orang tua dapat secara pro aktif merencanakan persiapan bagi putra putrinya menyambut dan mengisi Ramadhan.
PUASA ALA BALITA dan ANAK.
Balita ahli meniru. Mereka belum memahami arti puasa. Tapi mereka memiliki kepekaan terhadap perbedaan suasana khusus bulan Ramadhan ini. karenanya sebagai orang tua kita diharapkan dapat :
1. Menanamkan image menarik/kesan positif tentang puasa ke dalam benak balita anda disesuaikan dengan cara-cara yang sesuai dengan pola pemahaman mereka. Ciptakan kreativitas dalam memasukkan kesan positif dan menyenangkan tentang puasa, dalam merancang beragam kegiatan dan pengalaman menyenangkan berkaitan dengan suasana ramadhan. sehingga menjadi kenangan yang sangat berkesan dalam memory anak, sehingga memberikan dorongan motivasi yg kuat untuk semakin menunggu kedatangannya di tahun2 berikutnya.
Beberapa faktor yg dapat menimbulkan kesan positif diantaranya :
• kreatif, unik, aneh dalam kegiatan/materi. Ramadhan 30 hari lamanya, terlalu panjang dan sia2 jika hanya dihabiskan untuk menonton TV.
• Menyenangkan.
• Melibatkan Emosi .
2. Sebaiknya tidak memaksanya sahur di waktu yg biasa. Jika kebetulan terbangun ajaklah ikut sahur bersama, segelas susu hangat cukup membuatnya diikutsertakan dalam sahur
3. Namun jika tak bisa /tdk mau bangun di waktu sahur, jangan memaksanya. Lakukan latihan secara bertahap, disesuaikan dengan kemampuan anak. Mulailah dg sahur di pagi hari sebelum berangkat sekolah lalu mulai berpuasa menahan lapar dan haus hanya selama di sekolah.
Tahapan latihan berpuasa :
• semampu anak
• 6 jam : Subuh – jam 10.00
• 8 jam : Subuh – zuhur
• 10 jam : Subuh – jam 14.00
• Penuh : Subuh – maghrib
4. Hargai semangatnya untuk berlatih berpuasa, seperti apapun bentuk puasanya.
5. Berikan penghargaan atas usahanya bisa berupa pujian/perhatian/kasih sayang ataupun berupa benda yang yang mereka sukai atau butuhkan. Penghargaan hendaknya juga meningkat kualitasnya sebanding dengan prestasinya/ meningkatnya kemampuan anak untuk berpuasa. Pada usia balita mereka baru bisa memandang segala sesuatu dg cara kongkrit, maka akan lebih baik jika anda memberi penghargaan ‘puasa ini dengan kongkrit pula.
misalnya :
• membuatkan hidangan favoritnya yang istimewa di saat berbuka.
• memberi ‘bintang’ prestasi sebagai penghargaan atas prestasinya puasa atau mengaji iqro setiap hari. Bintang prestasi tsb nantinya dapat ditempel di dinding. jika mencapai jumlah tertentu anda bisa janjikan membelikannya sepatu/tas baru atau barang-barang yang dibituhkan atau diinginkannya.
Poin-poin penilaian untuk mendapatkan bintang Prestasi dimusyawarahkan bersama anak, kemudian ditulis di lembar penilaian yg dapat digantung di dinding.
Contoh poin2 penilaian :
Makan sahur
Puasa 6 jam Subuh – jam 10.00
Puasa 8 jam Subuh – zuhur
Puasa 10 jam Subuh – jam 14.00
Puasa Penuh : Subuh – maghrib
Shalat zuhur
Shalat asar
Shalat maghrib
Shalat isya
Mengaji Al Qur’an
Shalat tarawih
Infaq
Pelajari hadits
Menahan marah
Konsep dasar pemberian penghargaan :
a. Usaha sebagai standar nilai, bukan hasil. Penghargaan diberikan sesuai berat ringannya usaha yang telah dilakukan.
b. Penghargaan diberikan secara bertahap.
c. Hadiah / imbalan tidak harus berupa materi ; bisa dg cara meminjamkan buku cerita kesukaannya, membacakan cerita, , membuatkan mainan, jalan2 bersama, bermain, memberikan kebersamaan, perhatian dan kasih sayang yang lebih banyak.
d. Jika hendak memberi hadiah uang, sebaiknya ajari pula cara mengelolanya. jika tidak, bukan tak mungkin membuat anak kecanduan. pastikan mereka sudah mampu membelanjakannya dengan bijaksana.
e. Jangan mengingkari janji, maka buatlah janji yg realistis. Hadiah sederhana diberikan dalam waktu dekat. Hadiah istimewa/mahal dijanjikan untuk jangka panjang.
6. Jangan terburu-buru memvonis anak gagal dalam puasanya. pelajari dan koreksi dimana letak hambatan yang dialami anak. Apakah karena orangtua terlalu memaksakan kehendak, ataukah minimnya dukungan sekolah dan lingkungan, atau faktor lainnya
Kemampuan anak untuk mulai berlatih puasa berbeda-beda. tergantung pada seberapa besar faktor positif dan negatif di lingkungan memberikan pengaruh. Faktor lingkungan meliputi : keluarga, sekolah dan teman sepermainan. Lapar atau tidaknya seorang anak tergantung dari bagaimana motivasi yang timbul dari dalam dirinya, dan bagaimana lingkungan memunculkan motivasi ini. Situasi rumah, sekolah dan lingkungan yang mendukung memberi pengaruh terbesar kepada motivasi anak untuk berpuasa. Kita dapat memilihkan lingkungan terbaik bagi mereka, lingkungan yang mendukung baik di rumah maupun di sekolah.
DI RUMAH
• Tak ada makanan dan minuman yang terhidang di meja makan.
• Carikan bergam alternatif kegiatan yang positif, menyenangkan dan membuat mereka lupa pada rasa haus dan laparnya.
• anggota keluarga secara bergantian menemani mereka dalam melakukan kegiatan2 tsb.
• Berikan penghargaan sesuai usahanya.
DI SEKOLAH
• Sekolah merancang kegiatan khusus bagi anak selama bulan Ramadhan.
• Guru memberi motivasi
• Disediakan hadiah bagi yang berprestasi melaksanakan amalan dalam bulan Ramadhan.
• Pesantren Ramadhan.
• Kantin ditutup
PENGARUH TEMAN
Pengaruh teman bisa saja mengalahkan pengaruh orang tua.
Karena itu berpuasa hendaknya jangan dipaksa, karena bisa jadi paksaan hanya akan mendorong anak belajar berbohong. Mengikuti orang tuanya di rumah, tetapi mengikuti perilaku teman-temannya di luar rumah.
Satu cara terbaik bagi orang tua untuk memberikan dukungan penuh bagi putra-putrinya agar mau berlatih puasa yaitu dengan menciptakan suasana mendukung di rumah, memilihkan sekolah terbaik dan mencarikan tetangga serta teman-teman yang baik pula bagi pergaulan anak. (Prima Yuniarti/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!