Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 19 April 2010 07:05 wib
8.241 views
Mesir: Siswa Muslim Akan Diajar Pelajaran Kristen Yahudi
Kairo (voa-islam)Telah terjadi perdebatan sengit diparlemen Mesir disebabkan usulan kementrian untuk menyusun sebuah buku bersama yang berisi nilai-nilai dari tiga agama: Islam, Kristen dan Yahudi, dan diajarkan di sekolah-sekolah "demi memperdalam rasa nasionalisme."
Hal ini datang setelah diumumkannya persetujuan Menteri Pendidikan Ahmed Zaki Badr untuk mempelajari permohonan yang disampaikan oleh Menteri Keluarga dan Penduduk, Musyirah Khattab.
Meskipun Menteri Pendidikan berusaha menghindari perkara sensitif ini, dia menekankan untuk dilanjutkan pengajaran buku-buku agama di sekolah dan supaya tidak disentuh, namun usulan tersebut telah membangkitkan kemarahan perwakilan Ikhwanul Muslimin dan perwakilan lainnya dari Partai Nasional dan independen.
Mereka telah mengungkapkan rasa takut mereka terhadap pembicaraan sebelumnya mengenai isu "nasionalisme" untuk melarang atau mengurangi lagi jam pelajaran dan manhaj agama islam di sekolah-sekolah, atau barangkali perkara itu telah menjadi kesepakatan pemilu dengan bangsa Qibti, atau untuk mencari muka dalam menaggapi kritikan dari beberapa organisasi asing atas dugaan penindasan terhadap bangsa Qibti di Mesir.
Kantor Berita Al-Quds meyakini bahwa sejumlah perwakilan di parlemen Mesir mempersiapkan memorandum untuk disampaikan kepada pemerintah untuk mengetahui kebenaran isu terbaru tersebut yang akan mengurangi pelajaran tarbiyah Islam.
Pelanggaran hak asasi:
Organisasi HAM kristen Mesir mengkritik dugaan pemaksaan para siswa Kristen untuk mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an dan menghapalkannya yang termasuk dalam kurikulum bahasa Arab yang ditetapkan kepada anak-anak sekolah, terutama kisah-kisah sejarah Islam.
Organisasi-organisasi ini menganggap bahwa hal itu bertentangan dengan "nasionalisme" yang telah diatur dalam Amandemen terakhir dalam Konstitusi Mesir, bagaimanapun, intelektual Kristen yang lain tidak menemukan adanya kesalahan dalam mengajarkan ayat-ayat ini atau cerita islamiyah kepada anak-anak kristen dengan menganggapnya sebagai bagian dari bahasa Arab.
Sebelumnya para pengacara kristen Qibti telah memaksa Universitas Al-Azhar untuk menerima mahasiswa Kristen, yang telah ditolak oleh Presiden Universitas Al Azhar, beranggapan bahwa tidak ada tempat bagi orang-orang Qibti di universitas tersebut karena merupakan tempat studi Islam saja.
Sebelumnya sejumlah pemimpin partai Marxisme dan liberalisme di Mesir mengkritik sistem pendidikan, mereka menuntut penghapusan pelajaran-pelajaran pendidikan agama dan mengurangi ayat-ayat Al-Qur'an dari kurikulum, disampaikan selama "Konferensi Pendidikan dan nasionalisme" yang diselenggarakan di kantor pusat partai sayap kiri di Kairo tahun lalu.
(ar/ aljazeera)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!