Sabtu, 6 Rajab 1446 H / 12 September 2015 16:15 wib
6.367 views
Pejabat AS: Ahli Bom Al-Qaidah Asal Prancis Telah Gugur dalam Serangan Udara Koalisi di Suriah
WASHINGTON (voa-islam.com) - Mujahid asal Prancis David Drugeon, seorang ahli pembuat bom untuk afiliasi Al-Qaidah, telah gugur dalam serangan udara koalisi di Suriah, kata seorang pejabat AS, hari Jum'at (11/9/2015).
Drugeon telah digambarkan sebagai tokoh kunci dalam cabang Al-Qaidah Kelompok Khorasan, sebuah sel pemimpin senior Al-Qaidah yang beroperasi di Suriah, dan para pejabat Amerika katakan merupakan sebuah organisasi jihad berbahaya yang merencanakan untuk menyerang Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Para pejabat AS sebelumnya memperkirakan Drugeon telah gugur dalam serangan pesawat tanpa awak pada November 2014, tetapi klaim itu kemudian dibantah.
"Dia benar-benar telah tewas," kata seorang pejabat AS kepada AFP, hari Jum'at, berbicara dengan syarat anonim.
Drugeon terkena dalam serangan pada bulan Juli, menurut seorang pejabat AS yang kedua, yang juga berbicara dengan syarat anonim.
Menurut pejabat itu, Drugeon adalah seorang "anggota teknisi sangat penting" dari Kelompok Khorasan dan ahli dalam membuat "Alat Peledak Rakitan non-logam" - istilah militer untuk bom rakitan.
"Khorasan adalah organisasi yang sangat berbahaya yang menggunakan teknologi mutakhir untuk (mempersiapkan) serangan di Barat," kata pejabat itu.
Gugurnya Drugeon juga diumumkan di Twitter oleh seorang mujahid asal Saudi.
Drugeon, yang memakai nama gerilya Hamza al-Faransi, telah menjadi "syuhada," kata Sanafi al-Nasri, salah satu pemimpin Jabhat Al-Nusrah, afiliasi lain dari Al-Qaidah di Suriah.
Dia mentweet sebuah foto lama Drugeon, mengatakan ia gugur di barat dari Aleppo pada pertengahan Ramadhan, pada awal Juli.
Menurut Sanafi Al-Nasri, yang nama aslinya adalah Abdul Mohsen Al-Sharekh, Drugeon telah "secara ajaib lolos" dari serangan koalisi sekitar setahun yang lalu di wilayah Idlib.
Drugeon telah melatih "banyak" jihadis dalam pembuatan bahan peledak, al-Nasri mengatakan, mencatat bahwa Prancis sebelumnya telah terluka di Afghanistan dan selama pertempuran di wilayah Aleppo.
Penyuka klub sepak bola Olimpyq Marseille
Saat dihubungi di rumahnya di Perancis, ayah Patrice Drugeon mengatakan ia telah menerima ada konfirmasi resmi mengenai kematian anaknya.
"Ini tidak bisa dimengerti apa yang ia menjadi," kata ayahnya kepada AFP dalam sebuah wawancara telepon. "Dia sangat cerdas sebagai anak kecil, sangat mencintai, sangat sayang, dicintai oleh semua orang dan selalu tersenyum."
Drugeon lahir pada tahun 1989 di lingkungan di pinggiran Vannes di pantai Atlantik dari Brittany, menurut Eric Pelletier reporter dengan L'Express yang ekstensif melaporkan Drugeon dan menyampaikan temuan dengan CNN.
Menurut laporan itu, Drugeon memiliki masa kecil yang sangat normal. Ayahnya adalah seorang sopir bus dan ibunya seorang sekretaris dan taat pada Katolik.
Dia memiliki kakak laki-laki yang keduanya menyukai tim sepak bola Prancis Olimpyq Marseille dan ia mendapat nilai-nilai bagus di sekolah. Tapi perceraian orangtuanya ketika ia berusia 13 tahun membuatnya traumatis.
Drugeon mulai beraksi keluar, dan nilai-nilainya di sekolah terpuruk. Dia mulai bergaul dengan sekelompok pemuda Muslim di lingkungan yang menganut interpretasi fundamentalis Islam. Sebelum berumur 14 tahun ia memutuskan untuk menjadi muallaf dan mengubah namanya menjadi Daoud.
"Drugeon diradikalisir selama beberapa tahun. Seorang imam lokal memainkan peran penting. Dia adalah bagian dari kelompok sekitar setengah lusin Muslim Salafi di kota tersebut," Pelletier kepada CNN.
Pada tahun 2010, Drugeon masuk layar radar layanan keamanan Prancis dan telah membuat beberapa perjalanan ke Mesir untuk belajar bahasa Arab dan lebih banyak tentang Islam. Dia mendanai perjalanan tersebut dengan bekeja mengemudi. Pada bulan April tahun yang sama, ia menyelinap pergi dari Prancis untuk selamanya, perjalanan melalui Kairo menuju wilayah kesukuan Pakistan, untuk bergabung dengan jihad melawan pasukan AS di Afghanistan dan kemudian melakukan perjalanan ke Idlib untuk berjihad. (st/AFP,VOI)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!