Sabtu, 6 Rajab 1446 H / 24 Mei 2014 09:15 wib
7.104 views
Lebih 1000 Warga Asal Maroko Berjihad di Suriah
RABAT, MAROKO (voa-islam.com) - Lebih dari seribu mujahidin Maroko telah melakukan perjalanan ke Suriah sejak 2011, termasuk 900 orang pada tahun 2013 saja.
Angka-angka tersebut diumumkan pada tanggal 14 Mei oleh Hicham Baali, wakil dari Direktorat Jenderal Keamanan Nasional (DGSN), selama program siaran televisi di 2M.
Baali, mengklaim bahwa orang-orang yang berjihad tersebut menimbulkan ancaman keamanan karena mereka menerima pelatihan dalam penggunaan senjata berat maupun ringan, berlatih untuk bertempur di lapangan dan belajar bagaimana membuat bahan peledak dan memasangnya di kendaraan.
Lebih buruk lagi, "beberapa dari mereka telah dilatih untuk menerbangkan pesawat tempur. Jadi bagaimana bisa orang-orang ini tidak dapat ditangkap ketika mereka kembali ke Maroko jika kita tidak tahu rencana apa yang mereka akan lakukan?" tanyanya.
Para pejabat keamanan mengklaim bahwa organisasi Maroko Harakat Sham al-Islam dikenal telah menciptakan sekelompok pejuang untuk kembali ke kerajaan untuk melakukan tindakan terorisme sejalan dengan agenda Al-Qaidah.
Romain Caillet, seorang peneliti Perancis dan penasihat pada isu-isu Islam mengatakan bahwa jumlah mujahid Maroko di Suriah bisa jadi jauh lebih tinggi jika para ekspatriat dihitung. Dia menggarisbawahi bahwa fenomena tersebut mempengaruhi tidak hanya Maroko namun beberapa negara lain.
Menurut Abdellah Rami, seorang ahli gerakan jihad, jaringan sosial seperti Twitter dan Facebook memainkan peran penting dalam perekrutan mujahid, komunikasi dan berbagi ide.
Namun dia menambahkan media sosial bukan faktor yang paling penting dalam pertumbuhan fenomena tersebut. "Ini adalah kebijakan media dari beberapa saluran satelit, yang telah membantu mengubah opini publik Arab terhadap rezim Suriah," klaimnya.
Para keluarga Maroko yang ditingggal berjihad ke Suriah telah mengajukan permohonan kepada pihak berwenang untuk mendorong para pemuda untuk kembali ke Maroko. Sejumlah dari mereka telah menunda perjalanan karena takut dipenjara kata Mohamed Mesbah, seorang peneliti di Jerman Institute of International and Security Affair.
"Mereka menemukan diri mereka menghadapi dilema, karena beberapa dari mereka telah menemukan realitas situasi di lapangan di Suriah," katanya.
Mesbah mengatakan bahwa masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan berfokus pada keamanan saja. Menurutnya, Orang-orang Maroko ini harus dibantu untuk kembali ke rumah dengan pertimbangan diberikan pada dimensi sosial dan kebutuhan untuk mengintegrasikan mereka kembali ke dalam masyarakat.
"Kita tidak harus menyamaratakan semua dari mereka yang telah pergi ke Suriah bersama-sama. Memang benar bahwa beberapa telah datang karena percaya pada ideologi jihad, tetapi yang lain didorong oleh antusiasme belaka. Mereka harus diberi kesempatan kedua," ia menggarisbawahi.
Hicham Baali mengatakan pemerintah menyadari bahwa pendekatan berbasis keamanan bukan satu-satunya solusi. Namun menurutnya, ada kebutuhan untuk waspada karena risiko bahwa orang-orang ini mungkin mengindoktrinasi orang di sekitar mereka setelah mereka kembali.
Menurut Baali, Maroko melakukan upaya besar untuk menghentikan orang-orang muda dari berjiha ke Suriah di tempat pertama dimana hal itu ditunjukkan dengan penangkapan empat sel jihadis baru-baru ini. (st/mgrb)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!