Kamis, 6 Rajab 1446 H / 22 Mei 2014 08:15 wib
7.695 views
Anshar Al-Syariah Bersumpah Pertahankan Benghazi dari Serangan Tentara 'Bayaran' Asing
BENGHAZI, LIBYA (voa-islam.com) - Kelompok jihad Libya Ansar al-Syariah bersumpah untuk mempertahankan benteng mereka di kota kedua Benghazi melawan aliansi tentara "bayaran" asing yangvingin menghancurkan mujahidin, Selasa, 21/5/2014.
Kelompok ini mengatakan bahwa serangan mematikan di kota timur itu pada hari Jumat yang terutama ditargetkan pasukan mereka adalah " perang melawan Islam ... diatur oleh Amerika Serikat dan sekutunya dari Arab"
Pasukan yang setia kepada mantan komandan pemberontak Khalifa Haftar ditarik keluar dari Benghazi setelah serangan yang menewaskan sedikitnya 79 orang.
Tapi Haftar telah bersumpah untuk kembali masuk Benghazi untuk membersihkan itu teroris (baca : mujahid), dan memenangkan dukungan dari pasukan khusus di kota itu yang tidak ikut terlibat dari pertempuran pekan lalu, tetapi telah mengalami kerugian jiwa dalam serangan yang dituduhkan kepada para jihadis dalam beberapa pekan terakhir, Senin, 20/5/2014.
"Sebuah konfrontasi kini tak terelakkan untuk mempertahankan kota kami dan tanah kami," kata Ansar al-Syariah dalam pernyataannya.
"Kami akan bertindak dengan kekuatan terhadap siapa saja yang memasuki atau menyerang kota, sama seperti yang dilakukan kepada pasukan yang dikirim oleh Khadafi," katanya menambahkan.
Pada Maret 2011, diktator terbunuh Muammar Khadafi mengirim pasukan ke Benghazi dalam upaya menghancurkan pemberontan bersenjata yang meletus bulan itu terhadap dirinya namun berhasil digagalkan oleh para pejuang di daerah tersebut.
Tapi kelompok itu mengatakan hal ini harus dilakukan "di bawah bendera syariah Islam, bukan di bawah bendera sekularisme dan demokrasi."
Selama pemberontakan yang kemudian berakhir dengan kekalahan Muammar Khadafi dengan bantuan NATO dan pesawat tempur Qatar, para pembelot berjuang bersama Islamis dan milisi lainnya.
Banyak dari mereka yang berperang melawan Khadafi telah bergabung dengan pasukan tentara dan polisi yang baru terbentuk tetapi beberapa milisi menolak untuk membubarkan diri, khususnya di Benghazi, kota terbesar kedua Libya di mana pemberontakan terhadap Khadafi dimulai.
Di antara milisi ini adalah Ansar Al-Syaria, sebuah organisasi yang ditunjuk oleh Amerika Serikat sebagai kelompok teroris, yang menjadi target serangan udara dan darat pasukan Haftar Jum'at lalu.
Khalifa Haftar, seorang mantan Kolonel era Khadafi- yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat selama lebih dari dua dekade sebelum kembali selama pemberontakan, telah lama dituduh terkait dengan Badan Intelijen Pusat AS CIA, pertama dari rezim Gaddafi, dan kemudian dari komandan pemberontak saingannya.
Karena latar belakangnya tersebut, tidak berlebihan jika orang-orang menuduhnya dibayar Amerika. (by/akhbar)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!