Senin, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 10 September 2012 13:44 wib
6.921 views
MUJAO: Pembunuhan 16 Ulama oleh Tentara Mali adalah Deklarasi Perang
BAMAKO, MALI (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Islam Mali (MUJAO) mengatakan pada hari Ahad (9/9/2012) bahwa pembunuhan 16 ulama Muslim, terdiri dari delapan warga Mauritania dan delapan warga Mali oleh patroli militer di Mali adalah deklarasi perang.
"Dengan tindakan barbar yang tidak dibenarkan ini, saya tidak melihat ada masa depan untuk tentara Mali atau pemerintah Mali karena kami akan meneruskan tekanan kami ke Bamako. Ini adalah deklarasi perang," kata Ould Oumar Hamaha, pemimpin senior MUJAO.
"Ke 16 orang tersebut adalah ulama moderat Islam. Mereka dibunuh di sebuah pos pemeriksaan di Diabaly di wilayah Segou, dekat perbatasan Mauritania," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Ia mengatakan para ulama tersebut bepergian dalam konvoi ke ibukota Bamako untuk sebuah konferensi ketika patroli tentara melepaskan tembakan.
Seorang perwira tentara Mali yang berbasis di kamp militer Segou mengklaim kepada Reuters melalui telepon bahwa patroli tentara telah menyerang para ulama tersebut terlebih dahulu agar tidak terperangkap oleh serangan kejutan dari konvoi itu.
"Itu sebagai tanggapan terhadap usaha penyerbuan dari kelompok Islam. Elemen patroli kami tidak menunggu untuk diserang karena mereka telah mengikuti gerakan kelompok tersebut," katanya, meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Namun pernyataan perwira militer tersebut sangat berbeda dengan keterangan salah seorang penyelenggara konferensi yang mengatakan para ulama tersebut sama sekali tidak membawa senjata.
"Mereka berhenti dan diperiksa di pos pemeriksaan dan tidak ditemukan apa-apa. Mereka tidak bersenjata.. Mereka bahkan menelepon untuk mengingatkan kita bahwa mereka telah berhenti di pos pemeriksaan dan kami diberitahu pihak berwenang di Bamako," kata Mohamed Coulibaly kepada Reuters di Masjid Dawa di lingkungan Banankabougou di Bamako.
"Kami terkejut mendengar pagi ini bahwa mereka semua tewas," katanya. Mohamed Coulibaly mengatakan bahwa 16 ulama yang tewas diperkirakan akan menghadiri acara tersebut yang dimulai pada tanggal 14 September di ibukota Mali.
Pemerintah Mali mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Ahad malam bahwa: "Sebuah insiden terjadi di pos pemeriksaan Diabaly pada Sabtu malam di mana 16 orang terdiri dari delapan warga Mauritania dan delapan warga Mali tewas karena tembakan."
Dikatakan bahwa penyelidikan telah diluncurkan.
Gerakan untuk Persatuan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO dalam bahasa Prancis) merupakan salah satu kelompok Islam yang telah menguasai wilayah utara yang luasnya dua pertiga dari wilayah Mali sejak April lalu dengan tujuan memberlakukan hukum syariah di negara itu.
Setelah awalnya membatasi kehadirannya ke tiga wilayah Gao, Timbuktu dan Kidal, MUJAO merebut kembali kota Douentza di persimpangan utara dan selatan Mali pada tanggal 2 September, meningkatkan kekhawatiran bahwa kelompok tersebut akan bergerak menuju Bamako. (an/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!