Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 4 Januari 2011 09:06 wib
3.949 views
Gelombang Serangan Bom Akhir Tahun Kepada Kristen Irak
BAGHDAD (voa-islam.com): Dua orang Kristen Irak tewas dalam gelombang serangan akhir tahun yang sangat terkoordinasi di ibukota, insiden ini terjadi hanya dua bulan setelah Al Qoidah Irak menewaskan 46 orang Kristen di sebuah gereja Baghdad.
Sebanyak 14 bom ditempatkan di beberapa rumah orang Kristen yang berbeda pada Kamis malam lalu, kata seorang pejabat hari Jum'at.
"Dua orang Kristen tewas dan 16 terluka" oleh 10 bom yang meledak, sementara pasukan keamanan berhasil menjinakkan empat bom lain yang dikendalikan dengan remote, kata pejabat itu.
Serangan mematikan itu terjadi di distrik pusat Al-Ghadir, dimana sebuah bom rakitan meledak sekitar pukul 8:00 (17:00 GMT), menewaskan dua orang Kristen dan mellukai tiga lainnya.
Sebagian besar dari 14 bom yang ditargetkan kepada keluarga Kristen berada di tujuh tempat berbeda, kebanyakan berada di Karrada pusat Baghdad, kata pejabat itu.
Tiga bom yang meledak juga berada di daerah itu, sementara empat bom yang berhasil dijinakkan juga ditemukan di Karrada.
Bom lain yang berada di sebuah rumah di lingkungan Al-Ilam Baghdad selatan melukai satu orang, bom di Dora di selatan kota melukai empat orang dan satu bom di Saidiya, juga di selatan, melukai dua orang.
Gelombang serangan akhir tahun itu datang hampir dua bulan setelah serangan besar pada 31 Oktober oleh Al Qoidah di Gereja Lady of Salvation Baghdad pusat yang menewaskan 44 jamaah gereja, dua pendeta dan tujuh anggota pasukan keamanan.
Afiliasi Al Qoidah Irak yakni Daulah Islam Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengancam akan membuat serangan baru terhadap umat Kristen Irak, dan kini ancaman itu mereka buktikan di akhir tahun.
Sepuluh hari setelah serangan gereja saat itu, serangkaian serangan bom dan mortir yang menargetkan rumah-rumah orang Kristen di Baghdad menewaskan enam orang dan melukai 33 lainnya.
Uskup agung Katolik Khaldea Monsignor Louis Sarko di Kirkuk mengatakan pada tanggal 21, bahwa "dia dan 10 tokoh Kristen lain mendapat ancaman dari Daulah Islam Irak."
Pada Natal kemarin pembicara dari parlemen Irak Osama al-Nujaifi dan perdana menteri Nuri al Maliki mendesak orang Kristen, ratusan ribu orang yang telah melarikan diri ke luar Irak di tengah kerusuhan pasca invasi Amerika 2003 untuk kembali tinggal di Irak.
"Irak tidang ingin suara lonceng gereja berhenti," kata Nujaifi pada pembukaan sesi parlemen pada 25 Desember lalu. (Za/Radio Netherlands)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!