Pasukan Nasaka Terapkan Standar Ganda Pada Muslim Rohingya

Maungdaw, Burma (Voa-Islam.com) - Pasukan keamanan penjaga perbatasan Burma (Nasaka) terus menggunakan standar ganda dan melanggar janji-janji mereka kepada Muslim Rohingya, kata seorang penduduk lokal dari Maungdaw.

Mereka membolehkan etnis tertentu untuk dapat menikmati kemudahan berkomunikasi dengan menggunakan perangkat telepon dari luar Burma, namun melarang etnis Muslim Rohingya, bahkan menangkapnya bila kedapatan melakukan hal yang sama.

Pasukan Nasaka juga suka membuat janji-janji kepada Muslim Rohingya, namun janji itu dibuat hanya untuk menangkap mereka kemudian, kata penduduk lokal yang minta namanya dirahasiakan.

Seperti yang dialami seorang pemuda Rohingya, Ahmed Rashid bin Abu Talek (24) dari desa Chaung Kyauk, di bawah wilayah Nasaka No.4 Kota Maungdaw. Ahmed Rashed melarikan diri ke Bangladesh dari tanah airnya karena takut ditangkap atas tuduhan menggunakan telepon selular Bangladesh. Beberapa bulan kemudian ia terhubung kepada Komandan Nasaka Mayor San Win Khaing melalui antek-antek Nasaka, dan diberikan janji bahwa ia tidak akan ditangkap dan disiksa setelah kembali ke kota Maungdaw, kata keluarga pemuda tersebut.

..Menggunakan ponsel Bangladesh merupakan kejahatan khusus untuk masyarakat Rohingya saja. Hal itu tidak berlaku bagi masyarakat lainnya (etnis Rakhine dan Burma) di Maungdaw..

Dia juga diperintahkan untuk membawa beberapa kartu ponsel untuk Panglima Nasaka ketika masuk kembali ke Negara bagian Arakan tersebut. Janji dari Komandan Nasaka ini membuatnya lebih percaya diri, kata saudaranya.

Percaya dengan janji itu, ia kemudian kembali ke Kota Maungdaw pada pekan pertama Juli atas kerjasama dengan antek-antek Nasaka. Namun demikian, Setelah memasuki wilayah Arakan, ia justru ditangkap oleh Nasaka, yang melanggar janji mereka, saudaranya menambahkan.

Pada tanggal 10 Juli, ia disidang di pengadilan Maungdaw, di mana ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara, setelah kasus tambahan yang dituduhkan kepadanya yaitu menyeberangi perbatasan tanpa izin Nasaka. Saat ini ia sedang dalam penjara Buthidaung.

"Menggunakan ponsel Bangladesh merupakan kejahatan khusus untuk masyarakat Rohingya saja. Hal itu tidak berlaku bagi masyarakat lainnya (Rakhine dan Burman) di Maungdaw," kata seorang guru sekolah dari Maungdaw. (kaladan)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

International Jihad lainnya:

• Prajurit Kurdi Tewaskan 2 Tentara AS Lukai 7 Lainnya di Irak
• Keok Hadapi Taliban, Nato Minta Bantuan Pasukan Tambahan
• Komandan Unit Abu Sayyaf Gugur Dalam Kontak Senjata di Sulu
• 1 Tentara Thailand Tewas dan 2 Terluka Dalam Kontak Senjata di Yala
• Malaysia BebaskanTahanan ISA Setelah Penjarakan Selama 8 Tahun
• Pesawat Mata-Mata Tak Berawak As Jatuh di Baquba Irak
• 18 Tentara Amerika Tewas Sejak Sabtu di Afghanistan
• Analis Barat Puji Serangan Mujahidin Kaukasus ke Markas Kadyrov