Selasa, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 13 Oktober 2009 15:21 wib
3.694 views
Tentara dan Polisi Luka Serius Oleh Bom di Thailand Selatan
Patani - Anggota tentara keamanan Thailand, Sersan Surachai Chansoonern dan istrinya Kopral Polisi Apiredee Majeh, terluka serius pada Selasa (13/10) pagi ketika sebuah bom yang di tanam meledak di bawah kendaraan mereka pada sebuah pos pemeriksaan militer di distrik Waeng provinsi Narathiwat, kata polisi.
Polisi menuduh pejuang patani berada di balik serangan tersebut. Menurut polisi pejuang Patani meledakkan bom buatan ketika pasangan tersebut tiba di pos pemeriksaan di front Khao Khem Thong. Saat ini kedua orang yang terluka tersebut telah di rawat di rumah sakit Waeng.
Sementara itu, orang bersenjata menembak mati tiga orang Muslim dalam serangan terpisah di wilayah yang bergolak di Thailand Selatan, kata polisi Senin kemarin.
Seorang Muslim (49) peternak sapi, di tembak mati ketika sedang bekerja di sawah pada senin pagi di provinsi Patani, kata mereka.
Malamnya, seorang Muslim (36) penjual daging, juga di tembak ketika dia mengendarai sepeda motor kerumahnya di provinsi Yala, dan seorang Muslim lainnya (37) tewas di tembak di jalan ketika sedang menuju kedai teh di provinsi Narathiwat.
Sementara Muslim yang keempat, seorang pejabat administrasi lokal juga terluka dalam sebuah serangan pada Minggu sore juga di peovinsi Patani, kata polisi.
Wakil perdana menteri Thailand, Suthep Thaugsuban, di temani kepala angkatan bersenjata Anupong Paochinda berpergian ke provinsi Yala hari Senin kemarin untuk menyampaikan rencana pembangunan di Selatan, dimana pergolakan bersenjata kembali meletus pada Januari 2004.
Sejak itu, lebih 3,900 orang telah terbunuh di provinsi Yala, Patani, Narathiwat dan sebagian Songla thailand selatan, daerah yang penduduknya merupakan mayoritas Muslim.
Pejuang Muslim Patani, yang tidak pernah secara terbuka menyatakan tujuan utama mereka, menjadikan anggota pasukan keamanan, orang Budha dan Muslim yang bekerja sama dengan aparat pemerintah sebagai sasaran mereka.
Daerah tersebut, yang berbatasan dengan Malaysia, merupakan wilayah otonomi Kesultanan Muslim Melayu sampai tahun 1902, ketika di rebut oleh Kerajaan Budha Thailand yang menyebabkan ketegangan terjadi selama puluhan tahun. (BN,AFP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!