Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.621 views

TKW Dituding Gabung ISIS, Pengamat: Laporan IPAC Hanya Bisnis Isu

⁠⁠⁠JAKARTA (voa-islam.com), Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) melalui peneolitiannya menyatakan sedikitnya 50 perempuan buruh migran Indonesia terlibat aktivitas pro- Islamis State of Iraq and Syria (ISIS) di Hong Kong.

Dalam laporan IPAC, seperti yang diberitakan AFP, 50 perempuan tersebut terpengaruh doktrin radikalisme melalui kelompok dakwah. Serta, komunikasi dengan sejumlah lelaki pendukung ISIS melalui media sosial juga menjadi dorongan lain.

Menanggapi hal tersebut, Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai Laporan IPAC berpotensi melahirkan problem bagi buruh migran dari Indonesia di Hongkong dan Taiwan.

"Paling tidak, jika otoritas setempat percaya dengan laporan tersebut tentu akan ada follow up dan buruh migran akan menjadi obyek dari pihak keamanan," katanya kepada voa-islam.com, Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Menurut Harits, laporan IPAC lebih cenderung bisnis isu, dan berlebihan soal buruh migran yang terkait ISIS. Isu ISIS di Hongkong sendiri sudah muncul sejak 2015, dan bukan isu baru.

"Hongkong yang wilayahnya relatif kecil, sistem keamanan yang sangat ketat, bagi mereka tidak susah untuk mendeteksi gejala keterlibatan buruh migran terkait isu ISIS. Karena pihak aparat keamanan memonitor dengan ketat terhadap mereka,"jelas Pengamat Terorisme itu.

Lebih dari itu, imbuh Harits, di Hongkong sendiri perlindungan terhadap tenaga kerja sangat bagus. Ia mengakui memang ada banyak TKW yang menyalah gunakan pasport mereka untuk hutang uang, sehingga para agen dan juga majikan sangat takut jika mereka membawa pasport mereka dan hutang uang di perusahaan peminjaman uang karena jika mereka tidak bayar maka majikan akan di kejar-kejar.

"Tapi bukan itu salah satu alasan  membuat mereka melakukan hal-hal yang di tuduhkan IPAC sehingga mereka terlibat dalam jaringan radikal ISIS," koreksi Harits.

Harits menegaskan bahwa tidak susah bagi aparat keamanan untuk mendeteksi,
karena buruh migran di Hongkong setiap activitasnya ada record oleh pemerintah.

"Misal, punya tabungan 100 juta saja langsung di datangi dan di tanya sumber keuangannya.
Apalagi untuk grup ISIS pasti relatif mudah mereka menemukan," bebernya.

Sambung Harits, seandainya pun ada buruh migran menjadi simpatisan ISIS. Hal itu hanya nol koma persen dari jumlah buruh migran. Dan fakta aktualnya, katanya lagi, mereka sudah banyak yang balik ke Indonesia serta beberapa dari mereka hijrah ke Suriah.

Terkait isu bahwa TKW menolong orang yang hendak berangkat ke Suriah via Hongkong, Harits berpendapat bahwa fakta aktualnya bukan hal yang mudah dilakukan, karena mereka sebagai buruh cukup sudah sibuk.

"Mereka bekerja 7:00 am  - 11:00 pm. Dan menjaga anak , Nenek, belanja ke pasar dan mengurusi banyak urusan rumah tangga majikan. Jadi, bagaimana mereka mengurusi perjalan laki-laki yg menuju Suriah?" tanyanya.

Harits meyakini banyak hal dari laporan IPAC tidak proporsional dan tendensius. "Lebih condong sebagai bisnis isu tanpa memahami secara detil obyek yang di teliti," tandasnya. (Bilal)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Kamis, 09/01/2025 07:29

Pemuda, Palestina, dan Perubahan