Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
9.838 views

Sudah Rela Mati, Akhirnya Allah Syahidkan Kakek Ini di Aksi Bela Islam II

JAKARTA (voa-islam.com)- “Kalau saya dalam aksi ini mati, Insyaallah mati syahid”. Kata-kata itulah yang membuat kakek 78 tahun ini nekat berangkat.

Bagi muslim sejati, syahid khususnya diingikan. Dimanapun terjadi dan apapun kondisinya atas agama Islam, maka seorang muslim insya Allah akan senantiasa "menjual dirinya" kepada Allah, Sang Pemilik.

Namanya Djubaidi Basri. Salah satu warga yang ikut bergabung dalam aksi 4 November 2016 yang menuntut Ahok “Penista Agama” untuk diproses hukum.

Saya kenal kakek Djubaidi secara tak sengaja. Selepas shalat Jumat, saya berniat berangkat aksi. Berangkat seorang diri. Saya berencana memarkir kendaraan di kantor PP Muhammadiyah untuk selanjutnya ikut berjalan ke Monas atau Istana Merdeka. Sampai depan kantor itulah saya berjumpa dengan beliau.

“Mas, tolong saya sudah tidak kuat,” katanya dengan wajah lelah. Lalu saya tanya rombongan dari mana. Beliau menjawab dari Sukoharjo. Jawaban itu kurang jelas. Tapi karena sudah sempoyongan, saya biarkan saja membonceng motor, beliau minta diantar ke rumahnya. Rupanya beliau hafal jalan-jalan Jakarta.

Saya jalan terus sambil beliau kasih aba-aba, “Kanan, kiri, kanan kiri”. Demikian seperti yang dikutip dari wasathon.com, kemarin.

Sekira, 30 menit kemudian akhirnya sampai di rumahnya. Di dekat masjid Mujahidin, Menteng Atas. Lokasi yang memang dekat dengan “Jalan Suhardjo” Tebet, Jakarta Selatan.

Saya akhirnya malah beberapa lama ngobrol dengan beliau di rumahnya. Djubaidi Basri, beliau lelaki kelahiran Kauman, Jogjakarta, belakang Masjid Agung. Tapi sejak tahun 1971 sudah merantau ke Jakarta. Layaknya orang tua, beliau bercerita tentang masa lalunya yang hidup sederhana, bahkan sering kekurangan.

Tapi akhirnya berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi dan bisa bekerja di beragam profesi sehingga hidupnya layak.

Sebelum pensiun beliau bekerja di Kantor Urusan Haji, Departemen Agama. “Tapi jangan bayangkan kerja di situ enak Mas, saya dulu gaji sebulan hanya cukup untuk makan 3 hari” ujarnya.

Untuk membiayai kesembilan anaknya, harus banting tulang, salah satunya dengan berjualan beras. Seperti yang pernah dilakukannya bersama istri di pasar Beringhardjo, Jogjakarta dahulu.

Alhamdulillah, anak-anaknya akhirnya bisa lulus dari beberapa kampus Jakarta seperti Universitas Mustopo, Tarumanegara, Borobudur dan Usahid. Dan kini semua anak-anaknya sudah bekerja, diantaranya di Dephud, Depag, Urusan Haji dan swasta.

Di masa susah itu, beliau selalu teringat H. Amidhan yang pernah menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. “Saya kalau dulu tak punya uang sering ngebon sama beliau Mas” katanya. Ya, beliau dulu memang staf dari H Amidhan selama bekerja di Kantor Urusan Haji itu.

Kedatangannya ke aksi bela Islam, aksi bela Al-Quran, salah satunya juga dalam rangka silaturahmi dengan mantan atasannya yang baik hati itu. Sayangnya, niat itu diurungkannya setelah melihat sendiri massa yang begitu besar di lokasi aksi, yang membuatnya berpikir sangat susah bisa menemui tokoh itu.

Di sela-sela beliau cerita sang istri, Suhermi menimpali “Saya sudah larang bapak ikut aksi, tapi bapak diam-diam ikutan rombongan 3 bus dari sini” ungkapnya.

Mendengar ungkapan istri itu, beliau hanya senyum-senyum sambil bilang,  “Kalau saya dalam aksi ini mati, Insyaallah mati syahid”.

Hati saya trenyuh. Hari ini saya banyak belajar kepada Pak Djubaidi. Kakek 78 tahun yang sudah menunaikan ibadah haji 3 kali ini begitu semangatnya untuk membela Islam sesuai dengan pemahaman yang diyakininya.

Tak peduli ajal menjemput, beliau tetap datang. Tentu saja sebuah tamparan keras buat saya dan mungkin generasi muda Islam lainnya. Yang kerap mengeluh hanya karena misalnya tersengat sinar matahari yang sedikit saja.

Hari ini, saya benar-benar belajar banyak kepada beliau. Menyimpan cerita yang penuh hikmah ini saya bergegas mohon pamit kepada beliau dan memacu kendaraan menuju lokasi aksi kembali. Kakek Djubaidi. Terimakasih, kata-kata ini, “Kalau saya dalam aksi ini mati, Insyaallah mati syahid”.

Benar-benar membekas sebagai tamparaan keras. Hari ini saya benar-benar malu dengan semangatnya.

Saya kini hanya bisa berdoa. Kebaikan untuk beliau selalu datang dari segala arah. Semoga. (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News
D A M A I

D A M A I

Kamis, 16 Jan 2025 07:56

Ragu Sujud yang Kedua, Harus Sujud Lagi?

Ragu Sujud yang Kedua, Harus Sujud Lagi?

Rabu, 15 Jan 2025 15:25


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Kamis, 16/01/2025 07:56

D A M A I