Senin, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 3 Desember 2012 07:20 wib
9.997 views
Muslim Nuu Waar Butuh Dukungan Dana Pembangunan Pesantren di Bekasi
Bekasi (VoA-Islam) – Jika dana sudah terkumpul, sebuah pesantren Muslim Nuuwaar (Papua) akan berdiri di Bekasi seluas 5 hektar. Belum lama ini telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Nuuwaar di Kampung Bunut, Desa Taman Sari, Kecamatan Setu Bekasi, sekaligus penyerahan bantuan gedung santri putri dan alat medis untuk bidan santri Yayasan AFKN oleh CSR BNI Syariah Kantor Pusat (Manajemen Syukur) senilai Rp. 200 juta.
Hadir dan turut dalam peletakan batu pertama Pesantren Nuu Waar tersebut, antara lain: Ustadz Rabbani Fadzlan Garamatan (Ketua Umum Al Fatih Kaaffah Nusantara /AFKN), Ustadz Ahmad Husein Lc (Mudhir Ponpes Nuu Waar), Dinno Indiano (Direktur BNI Syariah), Ustadz Fatahilah (Ketua Asosiasi Bekam Indonesia / ABI), dana jajaran Muspika wilayah Bekasi.
Dalam sambutannya, Mudhir Pesantren Nuu Waar, Ust Ahmad Husein Lc mengatakan, pembangunan pesantren Nuu Waar sudah dilakukan 4 bulan yang lalu. Pendanaan pembangunan pesantren ini sepenuhnya didukung oleh umat Islam baik secara perorangan maupun kelembagaan. “Insya Allah, pesantren ini akan dijadikan sarana Pusdiklat kader santri Muslim Nuu Waar. Dari pesantren ini akan mencetak da’I yang nantinya akan disebar ke seluruh kabupaten Papua Barat hingga Jayapura,” ujarnya.
Di pesantren ini pula akan dibangun sebuah laboratorium pembuatan sabun mandi. Mengingat Ustadz Fadzlan selama ini dikenal dengan sebutan Ustadz Sabun Mandi dari Nuu Waar. Saat ini tahapan pembangunan pesantren, masih dalam proses penyelesaian pembebasan lahan dan membangun asrama putri AFKN. Dari 5 hektar lahan yang direncanakan, baru tiga hektar yang baru dibebaskan. “Kami mohon doa, dukungan, dan bantuan materi dari kaum muslimin di seluruh Indonesia untuk segera membangun pesantren Nuu Waar. Dibutuhkan dana yang besar untu itu,” kata Ahmad Husein.
Sementara itu Ketua Umum AFKN Ustadz Fadzlan Garamatan menjelaskan, sebelumnya AFKN bekerjasama dengan Pesantren Hidayatullah di beberapa daerah. Namun santri asal Nuu Waar hanya bertahan 10 hari, hari ke sebelasnya sudah pulang ke rumah masing-masing.
“Selama ini kami mengontrak di sebuah kawasan perumahan di bilangan Pondok Hijau, Bekasi. Di kontrakan inilah, para santri Nuu Waar yang mendapat kesempatan beasis akan ditebar ke sejumlah pesantren dan kampus di kota-kota besar di Indonesia. Para santri tidak hanya belajar agama, tapi juga pengetahuan umum serta ketrampilan.
Belum lama ini, lanjut Ustadz Fadzlan, 500 santri asal Nuu Waar mendapat beasiswa untuk belajar ilmu kebidanan dan keperawatan di sebuah kampus di Medan. Tanggal 9 Desember nanti, santri yang lulus akan dipulangkan kembali untuk mengabdi kepada masyarakatnya di pedalaman Nuu Waar. “Santri kami bukan hanya akan menjadi Muslim Irian yang baik, tapi juga menjadi benteng bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk menjadi orang Indonesia yang baik, harus menjadi muslim yang benar,” ungkap Fadzlan.
Untuk membangun Indonesia ke depan, Yayasan AFKN bertekad untuk membangun SDM yang berlandaskan Al Qur’an dan nilai-nilai Islam. “Kami berupaya membantu pemerintah dalam membangun SDM yang berkualitas, dan tentu saja membela keutuhan NKRI. Target kami tahun 2025, AFKN akan menebar 15.000 perawat dan bidan santri binaannya ke seluruh pelosok Irian. Harapan kami, tidak ada lagi anak Irian yang lahir di bawah pohon besar. Setiap anak Muslim Irian yang lahir akan dikumandangkan azan dan iqamah. Ke depan, santri AFKN bukan hanya berdakwah dalam hal pembinaan agama, tapi juga berdakwah melalui medis dan herbal.
Ustadz berkisah, ia pernah memasukkan tujuh anak Irian ke Universitas Indonesia (UI) jurusan kedokteran. Selain kuliah, santri asal Nuu War juga dipekerjakan di RSCM. Namun ia menyadari, untuk bisa menyelesaikan pendidikan UI, anak Irian boleh dibilang berada di bawah standar jika dibandingkan anak lain di luar Papua. Sehingga rata-rata anak Irian harus menyelesaikan pendidikan kedokteran dengan kurun waktu yang sangat lama, yakni 11 tahun.
Pelan tapi pasti, Ustadz Fadzlan dan rekan-rekan seperjuangannya akan terus berdakwah untuk menebar kebaikan dan syiar Islam di bumi Nuu waar dan dimana pun bumi tempat mereka berpijak. Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!