Qadhafi dibunuh pada 20 Oktober 2011, dalam serangan di kampung halamannya di Sirte, setelah dia terdesak bersembunyi di sebuah pipa saluran pembuangan dan menyerah sambil mengangkat tangan memegang sebuah pistol emas.
Al Arabiya mengutip koran Italia Corriere della Sera yang melaporkan, "mengutip sumber-sumber diplomatik di ibukota Libya Tripoli bahwa seorang pembunuh bayaran telah membunuh Qadhafi dan orang tersebut kelihatannya orang Prancis."
Menurut sumber-sumber kuat di Libya, seorang pria Prancis menyusup kerumunan pemberontak yang menangkap Qadhafi tahun lalu, kemudian menembak kepalanya.
Libya Herald (27/9/2012) melaporkan, mantan perdana menteri sementara Mahmoud Jibril dalam wawancara dengan stasiun televisi Mesir Dream TV mengatakan, seorang agen intelijen asing yang melakukan pembunuhan atas Muammar Qadhafi dan bukan pemberontak Libya seperti yang disangka orang selama ini.
“Seorang agen internasional yang bertanggungjawab atas kematian [Qadhafi] ini,” kata Jibril, dikutip Libya Herald.
“Tujuannya adalah untuk membungkam Qadhafi selamanya, karena dia memegang banyak rahasia besar dan dokumen dan memiliki hubungan dengan banyak foreign security services,” kata Jibril, tanpa menjelaskan lebih lanjut security services asing apa yang dimaksudkannya dan tanpa memberi bukti.
Al Arabiya menyebut, pembunuh yang menghabisi nyawa pemimpin Libya itu bertujuan utama mencegah terbongkarnya hubungan Qadhafi dengan mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang disebut-sebut mendapatkan dana jutaan dolar dari Qadhafi untuk pemilunya di Prancis tahun 2007.
Agen asing itu Omran Shaban?
Entah ada kaitannya atau tidak, seorang pria muda 22 tahun yang ikut membekuk Qadhafi dan kerap terlihat memamerkan pistol emas Qadhafi, meninggal di Paris Senin kemarin (24/9/2012). Pemuda itu bernama Bin Umran Sya'ban (Ben Omran Shaban), lansir Al Arabiya (1/10/2012).
Menurut Libya Herald (25/9/2012), anggota revolusi Libya yang pertama kali menemukan persembunyian Muammar Qadhafi di pipa saluran pembuangan itu meninggal di sebuah rumah sakit Amerika, American Hospital, di Paris.
Shaban yang berasal dari Misratah, terluka parah setelah ditangkap oleh para pendukung Muammar Qadhafi di Bani Walid Juli silam.
Bersama seorang rekannya, Shaban dikirim ke kota pegunungan sebelah barat itu pada 12 Juli 2012 sebagai bagian dari Brigade Perisai Libya, menyusul ditangkapnya dua jurnalis ternama Misratah empat hari sebelumnya.
Shaban yang tertembak di leher, diyakini mendapat siksaan saat berada dalam tawanan Bani Walid selama 2 bulan, karena perannya dalam penangkapan Muammar Qadhafi.
Setelah dibebaskan pada 13 September kemarin, para dokter di Misratah mengatakan ada peluru di tulang belakang Shaban dan ia dalam keadaan lumpuh.
Shaban lalu diterbangkan ke Paris, Prancis, untuk mendapatkan perawatan sebelum akhirnya meninggal Senin pekan lalu.
Perawat tempur Prancis pembuka serangan pasukan asing ke Libya atas muammar Qadhafi dan para pendukungya. Prancis menjadi negara paling aktif selama serangan di Libya, dengan mengerahkan banyak pesawat tempur dan didukung kapal induk Amerika Serikat.*
Rep: Ama Farah